Entah apa yang ada di pikiran seorang guru yang bernama Repinna Marpaung. Ia adalah pengajar di salah satu sekolah dasar Desa Cempedak Lobang, Sei Rampah, Sergai yang melakukan suatu hal di luar nalar. Bagaimana tidak? Repinna menyuruh muridnya untuk menjilati WC karena tidak mengerjakan tugas.
Memang benar-benar keterlaluan aksi dari guru yang satu ini. Bukannya memberikan hukuman yang baik agar murid tidak mengulangi, malah membuat anak didiknya menjadi takut untuk ke sekolah. Oleh sebab itu, aksi keterlaluan dari Repinna ini akhirnya menuai banyak kecaman dari netizen.
Berawal dari tidak membawa tanah subur
Pada beberapa hari lalu, Repinna Marpaung menyuruh anak didiknya untuk membawa tanah subur. Tanah subur tersebut digunakan untuk media penanaman bunga di sekolahnya. Tapi, pada saat hari pengumpulan tanah subur, ada salah satu murid yang tidak membawanya. Murid tersebut bernama Wahyu. Wahyu beralasan tidak membawa tanah dikarenakan lupa. Oleh karena itu, Repinna Marpaung terpancing emosinya dan langsung memikirkan apa hukuman yang pantas untuk anak didiknya.
Akhirnya Repinna memberikan dua pilihan hukuman untuk muridnya
Melihat muridnya tidak membawa tugas yang disuruh, wanita tersebut langsung memutar otak. Ia berpikir bagaimana caranya untuk menghukum Wahyu agar jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Namun, yang ada di pikirannya bukan ide cemerlang tapi itu adalah hukuman tidak mendidik sama sekali. Ia akhirnya menyuruh Wahyu untuk memilih di antara dua pilihan. Memilih membeli nasi goreng atau menjilati WC.
Wahyu memilih untuk menjilat WC saja
Bingung memilih antara dua pilihan yang sangat berat, akhirnya Wahyu mengambil keputusan untuk menjilati WC saja. Bukan karena tidak mau membeli nasi goreng yang kalau dipikir hukumannya lebih ringan, tapi sebabnya adalah Wahyu tak membawa uang lebih pada saat itu. Akhirnya dengan hati yang sebenarnya terpaksa untuk menerima kenyataan ini, bocah kelas 4 tersebut menjilati WC. Jijik, itulah yang ia rasakan. Namun, Wahyu tidak peduli karena yang terpenting untuknya saat ini adalah dimaafkan oleh sang guru.
Tidak tahan dengan baunya, Wahyu mengalami muntah-muntah
Beberapa saat setelah menjilati WC, Wahyu yang mengaku tidak tahan dengan baunya akhirnya menyerah juga. Ia langsung mual dan memuntahkan semua isi perutnya saat itu juga. Wahyu mengaku kalau dirinya sudah tidak tahan dengan hukuman tersebut. Jangankan Wahyu, kita saja pasti juga tidak akan tahan dengan perlakuan yang seperti itu. Sungguh keterlaluan hukuman yang diberikan Repinna Marpaung kepada anak sekecil itu. Entah apa yang saat itu melintas di pikirannya, hingga tega berbuat tidak manusiawi.
Dinas Pendidikan Sergai akan memberlakukan sanksi tegas
Mendengar kabar yang kurang mengenakkan dari salah satu sekolah di daerahnya, menyebabkan Dinas Pendidikan geram. Mereka menganggap kalau perlakuan itu tidak seharusnya diberikan kepada anak yang masih kecil. Bahkan, jika diberikan kepada orang dewasa pun juga sangat tak manusiawi. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan akan mengusut lebih lanjut kasus ini. Selanjutnya, pihak mereka juga akan memberikan sanksi tegas kepada guru yang tidak mendidik ini.
Kasus ini memang tidak patut dicontoh untuk semua orang, khususnya guru kepada murid atau orangtua ke anak. Karena hukuman seperti ini bukan membuat mereka jera, tapi lebih kepada trauma. Jika trauma sudah terjadi, akan sulit untuk menghilangkannya dari diri anak tersebut. Oleh karena itu, membuat hukuman harus didasarkan pada pikiran yang sehat dan memacu anak supaya berbuat lebih baik lagi.