Mosehe Wonua
Tradisi tolak bala ada di banyak suku dan daerah di Indonesia. Masyarakat di Jawa melakukan tolak bala dengan melaksanakan bersih desa atau ruwatan massal. Cara yang cukup berbeda dilakukan oleh masyarakat di Kalimantan bagian Selatan. Untuk menolak bela mereka melakukan ritual dengan melakukan upacara yang diikuti dengan cara mandi dan menyucikan tubuh.
Selain di Jawa dan Kalimantan, tradisi tolak bala yang cukup unik juga dilaksanakan di kawasan Sulawesi Tenggara. Salah satu suku yang mendiami kawasan itu melaksanakan upacara penyucian kampung dengan melaksanakan Mosehe Wonua yang sangat meriah. Mari kita intip seperti apa upacara yang konon telah dilakukan sejak abad ke-13 ini.
Mosehe Wonua dilakukan sejak abad ke-13 saat Kerajaan Mekongga masih berjaya di kawasan Sulawesi Tenggara. Tradisi ini terus dipertahankan hingga raja-raja berikutnya yang bertahta dan memimpin masyarakat suku Mekongga yang masih bertahan dan menjadi masyarakat modern.
Dalam bahasa suku Mekongga Mosehe memiliki arti melakukan sesuatu yang suci. Mo diartikan melakukan sesuatu dan Sehe memiliki arti suci. Berangkat dari sini, Mosehe Mekonga bertransformasi menjadi sebuah ritual yang diadakan secara rutin untuk menolak bala san menyucikan negeri dari hal-hal yang merugikan semua orang yang ada di dalam kawasan kerajaan Mekongga.
Dari abad ke-13 hingga abad ke-17 awal, tradisi ini dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Seiring dengan berjalannya waktu, terutama saat Islam masuk ke Nusantara dan menyebarkan ajaran mereka di kawasan kerajaan Mekongga. Dari sini, unsur islami juga dimasukkan ke dalam ritual Mosehe Wonua.
Di era modern seperti sekarang, Mosehe Wonua tetap dilakukan dan menjadi salah satu agenda besar pemerintah daerah. Saat ini Mosehe Wonua dilakukan di daerah Kolaka dengan Bupati Kolaka beserta wakil menjadi orang yang ditinggikan. Dua pemimpin ini dan istrinya akan disiriam dengan air suci setelah sebelumnya di arah pada area pemakaman raja dari Mekongga.
Inilah sedikit ulasan tentang Mosehe Wonua yang sangat sakral dan legendaris. Semoga tradisi yang sangat berharga ini terus dipertahankan agar kekayaan budaya di Indonesia tidak akan pernah habis seiring dengan berjalannya waktu.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…