Modus penipuan memang sudah marak terjadi di Indonesia. Kasus yang mungkin sudah familiar di telinga kita adalah modus ‘mama minta pulsa’ serta ‘pemenang undian bank.’ Namun, beberapa waktu ini terjadi sebuah modus penipuan baru.
Berkedok pencarian harta karun, pada awalnya hal tersebut memang tak tampak seperti penipuan, tapi lebih ke sebuah petualangan yang diramu dengan hal-hal mistis. Melihat gaya macam itu, pastilah banyak orang Indonesia yang percaya. Buktinya, kasus serupa terus berulang, apalagi ada yang sampai mencabut nyawa korban.
Harta Karun Bung Karno yang Makan Korban Jiwa
Untuk modus penipuan mama minta pulsa, sebagian besar warga Indonesia sudah bersikap pintar dalam mengatasinya. Belum pernah ada modus tersebut yang memakan korban jiwa. Namun, berbeda dengan modus pencarian harta karun ini. Beberapa hari lalu, di Jember, Jawa Timur, 3 orang ditemukan tewas, karena mencoba menggali sebuah lubang yang dipercaya menyimpan harta karun Bung Karno.
Dukun Abal-abal, Mengaku Bisa Tarik Harta Karun dari Dasar Bumi
Sepertinya pemikiran orang Indonesia masih tak bisa jauh-jauh dari hal berbau mistis. Meski masih dipercaya banyak harta karun yang terkubur di bumi, tapi jika ditangani oleh seseorang yang tak memiliki latar belakang arkeologi dan semacamnya, hal tersebut pun juga tak akan ditemukan, bukan begitu?
Incar Warga Keturunan Tionghoa, Iming-imingi Harta Karun Purbakala China
Kasus harta karun yang ketiga terjadi di Surabaya tahun 2015 silam. Dilansir dari suarasurabaya.net, pelaku penipuan ini bukanlah orang asli Indonesia seperti kedua tersangka di atas, tapi warga China asli.
Penemuan Surat Wasiat China yang Tak Sengaja
Sama seperti yang terjadi di Surabaya, kasus di Bandung ini juga melibatkan dua Warga Negara China, Xiau Tung dan Xiau Fung. Dilansir dari detik.com, mereka mengaku pada korban sedang bekerja dalam proyek galian di Sumedang, tapi tiba-tiba menemukan harta karun yang tak terduga. Hal tersebut merupakan sebuah surat wasiat dan lempengan emas.
Sungguh sulit mengatasi penipuan macam ini, mengingat sebagian besar orang Indonesia masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Bukan mempersoalkan tradisi yang dipegang teguh, tapi kurangnya warga tanah air yang berpikiran terbuka. Jika jalan pikiran kita masih begini-begini saja, dapat dipastikan sepuluh atau dua puluh tahun lagi, akan ada kasus penipuan seperti ini yang terulang.