Mobil terbang adalah salah satu moda transportasi paling diimpikan oleh umat manusia. Beruntung bagi kita yang hidup di zaman sekarang, karena hingga kini sudah banyak perusahaan besar maupun rintisan yang berlomba-lomba menyempurnakan teknologi canggih ini. Seperti Liberty, mobil hibrida (bisa mengaspal dan mengudara) buatan Pal-V yang dijual hingga 425 ribu poundsterling atau sekitar Rp7 miliar dan kabarnya sudah siap digunakan di penghujung akhir tahun 2018.
Namun, kali ini kami tak akan membahas lebih jauh mengenai mobil terbang dari perusahaan asal Belanda tersebut maupun perusahaan mobil terbang lainnya. Dalam artikel ini kami akan ajak kamu untuk berandai-andai, apa jadinya jika mobil terbang berlalu lalang di langit nusantara? Dengan asumsi semua regulasi dan infrastruktur telah dipenuhi, berikut 5 hal yang akan terjadi.
Hal pertama dan yang paling mungkin terjadi seandainya mobil terbang benar-benar eksis dan digunakan secara komersil adalah musnahnya kemacetan. Kian hari jumlah kendaraan kian tak terbendung. Sedangkan panjang jalan hanya bertambah sedikit demi sedikit dan cenderung stagnan dari tahun ke tahun.
Lain halnya dengan di udara. Ada banyak ruang yang bisa digunakan untuk terbang. Belum lagi mengingat mobil terbang adalah moda transportasi yang jauh lebih kecil ketimbang pesawat. Sehingga, kemacetan tak lagi menjadi momok yang menakutkan, khususnya bagi warga di kota-kota besar.
Mengirim paket atau barang dalam kota bisa jadi hal yang cukup menjengkelkan ketika waktu sampainya bisa memakan waktu hingga lebih dari satu hari. Padahal, kita hanya mengirimkan paket/barang tersebut kepada seseorang yang tinggal di wilayah yang sama.
Dengan adanya mobil terbang, sudah pasti kurir akan semakin dipermudah dalam mengantar paket yang kita kirimkan. Mereka bisa menuju ke tempat tujuan dalam waktu singkat tanpa terbentur lagi kemacetan. Jangankan dalam hitungan jam, dalam hitungan menit pun barangkali paket kita sudah berpindah tangan.
Hal yang sama berlaku pula untuk layanan pesan antar makanan. Jika gerai restoran sudah banyak yang menggunakan mobil terbang untuk mengantar makanan, niscaya para tak akan ada lagi pelanggan yang mengeluh lantaran makanan yang mereka pesan lama sekali sampainya.
Teknologi ini jelas bakal dijajaki semaksimal mungkin oleh para operator ride-sharing maupun taksi konvensional. Dengan semakin lazimnya mobil terbang, mereka akan memunculkan layanan antar maupun berbagi penumpang dengan konsep taksi udara.
Jika benar demikian, para penumpang jelas yang akan diuntungkan. Mereka kini punya lebih banyak opsi untuk berkendara ke tempat tujuan. Alih-alih kehujanan dan kepanasan karena naik ojek online atau terperangkap macet hebat ketika menggunakan taksi online, kini mereka bisa bebas dari semua stres tersebut berkat adanya taksi online. Itupun jika para pelanggan sudah siap dengan biaya yang pastinya akan sangat membengkak.
Mengendarai mobil terbang mungkin tak akan semudah mengendarai mobil di darat. Ada keahlian khusus yang perlu dikuasai guna dapat berkendara di udara secara andal. Akan ada pula sertifikasi atau ijin terkait yang harus kita miliki sebelum kita resmi berlalu lalang di udara dengan mobil keren ini.
Berbeda dengan keahlian dalam mengendarai mobil biasa yang bisa dilakukan secara otodidak, menguasai mobil terbang tentunya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, akan banyak bermunculan tempat les atau kursus bagi para calon “pilot” mobil terbang ini.
Tak hanya dampak positif, teknologi mobil terbang juga bisa membawa akibat yang sangat buruk jika tak digunakan secara bijak. Salah satu hal negatif yang akan sangat ramai berkaitan dengan mobil terbang adalah soal kecelakaan.
Angka kecelakaan di Indonesia tak pernah menunjukkan tanda-tanda surut. Mulai dari kecelakaan sepeda motor, mobil pribadi, hingga angkutan umum seperti bus sudah sering menghiasi surat kabar di Indonesia.
Hal ini akan semakin diperparah jika moda tranportasi ini resmi mengudara di Indonesia. Seperti yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya, menguasai teknologi ini tak semudah mengendarai kendaraan awam. Jika ceroboh, bukan hanya sesama pengendara mobil terbang yang akan celaka, namun juga para penduduk di bawah juga akan ikut kena getahnya.
Itulah beberapa skenario yang akan terjadi seandainya mobil terbang benar-benar sudah lazim digunakan di Indonesia. Namun, kita jangan terlalu optimis dulu. Mobil terbang belum tentu akan diizinkan bebas berkeliaran oleh pemerintah selama belum ada aturan atau mekanisme yang tepat untuk mewadahinya.
Ada deretan masalah yang ikut hadir bersama teknologi yang diimpikan manusia ini. Seperti bagaimana atau di mana mobil terbang akan lepas landas maupun mendarat, bagaimana cara mengisi bahan bakar kendaraan ini jika mogok di udara, serta masalah harga kendaraan yang setara mobil mewah dan jelas tak semua orang sanggup membelinya.
Biar bagaimanapun, mobil terbang bukanlah omong kosong belaka yang muncul dari imajinasi para pembuat film-film fiksi ilmiah. Teknologi ini nyata adanya dan kemungkinan besar, tak lama lagi semua orang akan benar-benar menikmatinya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…