Pernikahan menjadi sebuah acara sakral yang paling dinanti dalam hidup kita. Semua manusia selalu bermimpi bisa melalui acara indah ini dengan penuh khidmat dan suka cita. Namun tidak seindah bayangannya, acara ini cukup membuat calon pengantin penuh tekanan dan stress. Dari mulai persiapan pernikahan sampai menuju hari H yang makin bikin deg-degan.
Dengan terlalu banyak detail yang harus disiapkan, hingga kecemasan takut ada yang terlupakan menjadi tekanan yang menambah strees calon pengantin. Dan bayangkan jika mereka ditambah harus mengikuti tradisi adat, yang konon jika tidak berjalan mulus bisa berakibat buruk dalam kehidupan rumah tangga nanti.
1. Orang Yunani dan Romawi Kuno Percaya Cadar Pengantin Melindungi Dari Roh Jahat
Dibeberapa negara Eropa, memakai cadar pengantin memang menjadi salah satu ciri khas yang selalu dipakai setiap acara pernikahan. Sebagai orang awam, kita mungkin menganggapnya sebagai sebuah hiasan untuk mempercantik tampilan pengantin. Tapi ternyata ada makna dibalik hal itu lho!
Orang Yunani dan Romawi kuno percaya jika pengantin yang memakai cadar pengantin ini akan terlindungi dari roh jahat yang akan menghadiri pernikahan. Roh jahat dikisahkan selalu datang setiap acara bahagia ini untuk mengutuk pengantin baru.
2. Cincin Pertunangan Dipakai Dijari Manis Tangan Kiri Karena Dianggap Mengarah Langsung ke Jantung
Dalam budaya barat cincin pertunangan selalu disematkan dijari manis tangan kiri setiap mempelai. Jari spesial ini sering disebut sebagai jari cincin, dan ternyata penempatan cincin dijari manis ini memiliki makna spesial. Jari keempat tangan kiri dianggap mengarah langsung ke jantung. Dalam mitos dikenal sebagai ‘Vena Amoris’ dalam bahasa Latin berarti ‘Vena cinta’.
Budaya pertukaran cincin ini dipercaya berasal dari Mesir kuno, meski dulunya cincin dibuat dari dedaunan dan alang-alang yang dilingkarkan dijari manis tangan kiri pengantin. Peradaban lain pun kemudian mengadaptasi tradisi ini dan menyebar keseluruh dunia.
3. Tradisi Irlandia, Hindu dan Pernikahan Mesir Untuk Mengikat Tangan Pengantin
Kebudayaan mengikat tangan pengantin juga menjadi salah satu tradisi pernikahan yang memiliki makna didalamnya. Dianggap pengikatan tangan mempelai bersama-sama ini diartikan sebagai simbol komitmen mereka satu sama lain.
Di Irlandia, ikatan antara suami istri ini ditandai dengan bertepuk tangan bersama dengan tangan yang sudah diikat. Bergabungnya tangan sebagai simbol persetujuan mereka untuk menghabiskan hidup bersama-sama. Tradisi meluas diseluruh Eropa bahkan menjadi prosesi pernikahan kerajaan Inggris ditahun 2011.
4. Baju Senada Pengiring Pengantin Dianggap Pembawa Keberuntungan
Pada jaman Romawi kuno adat ini dipercaya membingungkan dan mengusir roh-roh jahat yang berusaha mengutuk pengantin. Dengan baju yang sama dipercaya roh jahat akan bingung menentukan siapa pengantin yang sebenarnya. Ini akan melindungi pengantin dari kutukan dan membawa keberuntungan untuk pernikahan.
Tradisi ini kemudian menyebar keseluruh dunia, bahkan kini mulai tren di Indonesia. Hanya saja di Indonesia tradisi ini diadaptasi sebagai simbol kekeluargaan, dimana mereka yang memakai baju senada adalah teman dekat atau seseorang yang spesial bagi pengantin.
5. Dewi Juno, Dewi Pernikahan Yang Membuat Bulan Juni Populer
Dari mitologi Yunani, Dewi Juno adalah dewi pelindung pernikahan. Banyak orang percaya jika bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan adalah bulan Juni, bulan yang dinamai sesuai nama Dewi Juno. Dewi Juno juga dijuluki sebagai Lukina atau dewi kelahiran.
Bulan Juni dinilai sebagai bulan suci bagi Juno. Oleh karna itu beberapa menyakini jika menikah dibulan ini akan membawa keberuntungan bagi mereka. Baik dalam hal rumah tangga maupun dalam mendapatkan keturunannya kelak.
6. Kue Pernikahan Jadi Tanda Kesuburan
Seperti detail lain dalam pernikahan jaman Romawi kuno, kue pernikahan ternyata juga menyimpan cerita. Kue pernikahan berasal dari Romawi kuno, dan menjadi tradisi masyarakat Yunani untuk memecahkan roti di atas kepala wanita. Tradisi ini merupakan simbol pengharapan untuk si pengantin dan pasangannya.
Pada abad pertengahan di Inggris, para tamu membawa kue untuk mempelai yang kemudian ditumpuk sampai membentuk pilar. Saat itu dipercaya bahwa makin tinggi kue yang terbentuk, maka pengantin akan akan hidup baik dan mamur sebagai keluarga.
7. Tradisi Menggendong Pengantin Wanita Melewati Ambang Pintu
Budaya barat mengenalkan tradisi menggendong pengantin wanita dan melalui pintu sebagai simbol untuk melindungi mereka dari roh jahat dan membuang kesialan. Kepercayaan orang Romawi kuno jika pengantin tersandung pintu saat memasuki rumah barunya akan membuatnya tertimpa nasib sial.
Orang Romawi percaya jika seorang pengantin menjadi wadah nasib buruk dan menarik roh jahat untuk mengganggunya. Pengantin wanita dinilai sangat rentan, dan pintu menjadi jalur yang memiliki banyak roh jahat yang menghadang. Terlebih mereka cepat merasuki saat kaki pengantin menginjak tanah. Oleh sebab itu, dengan menggendong pengantin memasuki rumah barunya dipercaya mampu menangkal semua kesialan.
Itu tadi 7 mitos di balik tradisi pernikahan yang ada di dunia. Boleh percaya atau tidak, namun seperti kata pepatah ‘dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung’. Dimana kita berada budaya lokal harus selalu kita hormati.