Categories: Trending

5 Mitos Pernikahan yang Sangat Dipercayai Orang Indonesia

Pernikahan adalah hal yang didamba-dambakan semua orang. Para lajang rasanya tidak sabar untuk menemukan pasangan hidup dan mengarungi fase hidup barunya. Di Indonesia, pernikahan menjadi sesuatu yang sangat sakral.

Selain sakral, pernikahan di Indonesia juga penuh dengan mitos. Meski kebenarannya secara logis masih sulit dijelaskan, namun mitos-mitos ini sangat dipercayai oleh masyarakat Indonesia. Berikut beberapa mitos pernikahan yang sangat terkenal di Indonesia.

1. ‘Dilangkahi’ Akan Membuat Seseorang Susah Mendapat Jodoh

Di Indonesia, pernikahan tidak hanya didasarkan pada kesiapan seseorang, namun juga berdasarkan “urutan”. Dalam sebuah keluarga, sebaiknya anak yang paling tua menikah terlebih dahulu, baru kemudian anak lainnya menyusul secara berurutan hingga anak paling kecil.

Dilangkahi Akan Membuat Susah Dapat Jodoh [imagesource]
Di sinilah muncul istilah “dilangkahi”. Istilah ini dipakai untuk mereka yang didahului oleh adiknya dalam hal pernikahan. Konon, jika seseorang “dilangkahi” maka dia akan sulit menemukan jodohnya. Meski jodoh tidak ada urusannya dengan urutan lahir, namun orang Indonesia masih sangat meyakini hal ini.

2. Bunga Hiasan Rambut Mempelai Wanita Akan Mendatangkan Jodoh

Di belahan negara manapun, rasanya kaum wanita adalah yang lebih antusias dengan pernikahan. Berbeda dengan para laki-laki yang lebih suka menunda menikah dan menikmati masa lajang, para wanita banyak yang memimpikan ingin menikah muda. Namun, pertemuan dengan sang jodoh tidak bisa terjadi begitu saja.

Hiasan Rambut yang Mendatangkan Jodoh [imagesource]
Para wanita yang masih lajang, biasanya akan mengambil bunga hiasan rambut sang mempelai wanita dalam sebuah resepsi pernikahan. Bunga tersebut dipercaya akan membuat si pengambil bunga segera menyusul untuk menjadi pengantin. Percaya atau tidak, banyak sekali pengambil bunga ini segera menyusul dan menyelengarakan pernikahannya.

3. Mencari “Tanggal Baik”

Di Indonesia, tanggal pernikahan tidak menjadi hak preogratif kedua mempelai. Keluarga besar dari kedua belah pihak akan berkumpul dan berdiskusi soal tanggal baik. Tidak cukup sampai di situ, biasanya akan dilibatkan “orang tua” yang akan menentukan “tanggal dan hari baik” untuk melaksanakan resepsi.

Mencari Tanggal Baik [imagesource]
Tanggal baik ini tidak ditentukan secara acak. Dalam kepercayaan Kejawen, tanggal baik adalah hasil perhitungan antara hari lahir kedua mempelai. Masyarakat percaya, jika perhitungan tersebut tidak dilakukan dengan cermat, akan ada kecelakaan atau rintangan yang terjadi sepanjang acara pernikahan.

4. Hubungan Keperawanan dengan Warna Inai

Memakai inai/daun pacar adalah salah satu tradisi pernikahan yang ditemukan di banyak suku di Indonesia. Adat istiadat ini sebenarnya berasal dari India yang kemudian diadaptasi oleh orang Indonesia. Sehari sebelum hari pernikahan, kuku sang pengantin akan diwarnai oleh warna dari daun pacar/inai.

Warna inai [imagesource]
Mitos menyebutkan bahwa warna inai akan menunjukkan apakah si mempelai wanita masih perawan atau tidak. Jika si pengantin masih perawan, maka inai yang dia pakai akan berwarna merah dan tampak mengkilap. Sementara pengantin yang tidak perawan, inainya akan cenderung pucat dan tidak indah.

5. Pawang Hujan

Hujan adalah hal yang sangat tidak diinginkan ketika mempelai tengah menyelenggarakan resepsi. Meskipun resepsi dilaksanakan dalam gedung, hujan bisa membuat urusan menjadi lebih repot dan para tamu menjadi enggan melangkahkan kaki. Orang Indonesia mengakali soal cuaca ini dengan “pawang hujan”.

Pawang Hujan [imagesource]
Pawang hujan bisa berupa “orang pintar” yang memiliki piranti berupa bacaan-bacaan tertentu. Ada juga yang percaya bahwa pakaian dalam mempelai wanita bisa menjadi penangkal hujan. Tidak sedikit pula yang menyediakan sesajen agar sang hujan tidak datang.

Itu tadi beberapa mitos pernikahan yang beredar luas di antara kita. Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki tradisi dan kepercayaan mereka masing-masing dalam melaksanakan pernikahan. Hingga jaman modern ini, sebagian keluarga di Indonesia masih memegang teguh tradisi yang berhubungan dengan mitos tersebut.

Apakah anda termasuk orang yang percaya dengan mitos-mitos pernikahan? Atau anda punya cerita menarik soal mitos yang dilaksanakan di hari pernikahan anda? Mari berbagi cerita dengan kami. (HLH)

Share
Published by
Centralismo

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago