Kemunculan lintang kemukus (komet) di langit beberapa waktu lalu membuat heboh netizen. Fenomena alam berupa sinar garis sinar oranye ini bahkan terlihat jelas di beberapa bagian Pulau Jawa, yakni Tuban, Bojonegoro, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Karawang. Lintang kemukus sendiri merupakan istilah yang diambil dari bahasa Jawa.
Meski dikategorikan sebagai fenomena alam, banyak masyarakat yang menganggap kemunculannya menjadi isyarat atau melambangkan pertanda buruk. Hal ini kemudian terbentuk dan berkembang menjadi sebuah mitos di tengah-tengah masyarakat. Apa saja? Simak ulasan Boombastis berikut ini.
Tanda raja (pemimpin) berbela sungkawa jika muncul dari arah timur
Kemunculan Lintang Kemukus, 10/10/2020 Tuban, jika ini benar aji-titen orang jawa pertanda Ratu kang geger, perang kang ora uwis2, beras larang emas murah.. pic.twitter.com/JdCITHXi7p
— Ni'am Fauzi (@Koncotanicorp) October 11, 2020
Lintang kemukus yang muncul dari arah timur menandakan raja atau pemimpin sedang berbela sungkawa, sementara rakyatnya dilanda kebingungan, ada banyak kesusahan dan kerusakan yang terjadi di desa. Selain itu, harga beras dan padi mahal namun emas malah murah.
Kemunculan dari arah tenggara menjadi pertanda akan muncul wabah
Lintang kemukus yang muncul dari arah selatan pertanda rakyat akan merana meski berlimpah materi
Arah barat menjadi pertanda bagus jika lintang kemukus muncul dari sana
Lintang kemukus dari arah barat laut jadi pertanda akan ada banyak perselisihan
Pertanda raja (pemimpin) sedang kalut jika lintang kemukus muncul dari Utara
BACA JUGA: 5 Fenomena Alam Ini Tertulis di Al-Qur’an Sebelum Ditemukan, Salah Satunya Likuifaksi
Pertanda kemunculan lintang kemukus berdasarkan arah mata angin di atas berasal dari buku Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu yang ditulis R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya. Pada zaman Mataram Islam, lintang kemukus juga menjadi tanda awal (Tetenger dalam bahasa Jawa) bakal terjadinya pagebluk atau wabah penyakit di masyarakat.