Sosok Dajjal yang disebut-sebut akan keluar menyebarkan fitnahnya kelak di akhir zaman, menjadi salah satu perkara besar yang wajib diwaspadai oleh kaum muslim di seluruh dunia. Terlebih di era modern pada saat ini, semakin banyak saja tanda-tanda yang mengisyaratkan kemunculannya lewat berbagai hal, seperti simbol, hiburan dan lainnya.
Namun di zaman Nabi, sosok Dajjal tersebut sempat disangkakan kepada seorang pria yang bernama Ibnu Sayyad. Ada banyak pendapat mengenai dirinya, apakah termasuk Dajjal atau bukan. Baik dari kisah-kisah yang ada maupun pendapat para ulama mengenai hal tersebut. Lantas, bagaimana kisah Ibnu Sayyad sebenarnya.
Pria yahudi yang sempat disangka sebagai sosok Dajjal di zaman Nabi
Sebagai anak Yahudi, sosok Ibnu Sayyad sempat diidentikan dengan figur Dajjal yang merupakan musuh dari umat Islam. Semua ini berawal saat dirinya menyertai Abu Sa’id dalam perjalanan antara Mekkah dan Madinah. Dikutip dari islampos.com, Ibnu Sayyad mengadu kepada Abu Sa’id terkait omongan orang yang menyebutnya dirinya sebagai Dajjal.
Hal ini lantas diutarakan pada Abu Sa’id, di mana ia memberikan tanggapan yang intinya menolak jika dirinya disamakan dengan sosok Dajjal. “Bukankah Rasulullah SAW bersabda bahwa Dajjal tidak memasuki Madinah, sementara aku dilahirkan di sana? Dajjal tidak punya anak, sementara aku punya anak? Dajjal kafir sedangkan aku sudah masuk Islam?” ujarnya.
Mengetahui di mana Dajjal berada
Meski menolak disebut sebagai Dajjal, Ibnu Sayyad ternyata mengetahui sosok dan keberadaan dari mahkluk pendusta yang bakal muncul di akhir zaman tersebut. Namun, hal ini akhirnya menjadi sebuah kerancuan dalam kisah-kisahnya tentang jatidiri daripada Ibnu Sayyad.
Laman almanhaj.or.id menuliskan, Ibnu Sayyad mengaku bahwa ia didatangi orang yang jujur dan orang dusta, dia melihat singgasana di atas air, tidak benci kalau ia Dajjal, dia mengetahui tempatnya, dan perkataannya, “Sesungguhnya aku mengenalnya, mengetahui tempat kelahirannya dan mengetahui di mana dia sekarang,’ dan kesombongannya yang memenuhi jalan”.
Pendapat para ulama mengenai sosok dirinya
Keberadaan Ibnu Sayyad memang menimbulkan polemik. Khususnya dalam pendapat yang dikemukakan oleh para ulama. Terlebih, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diberikan wahyu apakah dia itu Dajjal atau yang lainnya. Seperti pendapat dari Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Pendapat yang benar bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, berdasarkan dalil-dalil yang telah lalu, dan tidak mustahil bahwa dia telah ada sebelumnya di pulau tersebut, dan ada di depan para Sahabat di waktu yang lain.”
Adapun Imam an-Nawawi rahimahullah juga berkata, ‘Kisahnya itu musykil (sulit difahami), dan perkaranya samar-samar, apakah dia itu Masihud Dajjal yang terkenal atau yang lainnya? Akan tetapi tidak diragukan bahwa dia termasuk Dajjal di antara para Dajjal’. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diberikan wahyu apakah dia itu Dajjal atau yang lainnya, hanya diwahyukan tentang sifat-sifat Dajjal, sementara Ibnu Shayyad memiliki ciri-ciri yang memungkinkan. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyatakan secara pasti bahwa dia adalah Dajjal atau yang lainnya.
BACA JUGA: Ad-dukhan, Bencana Asap Pertanda Kiamat yang Sangat Ditakuti Dajjal
Meski keberadaan Ibnu Sayyad sempat menjadi polemik pada masanya, toh sosok Dajjal yang asli pasti akan keluar pada atas izin Allah allah subhanahu wa ta’ala jika waktunya telah tiba. Sebagai orang yang beriman, tentu kita harus menyiapkan diri dengan berbagai amal dan ibadah sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah yang diajarkan oleh rasulullah shallallahu alaihi wasallam, agar selamat dari fitnah dan tipu dayanya.