Setahun belakangan bisa dibilang adalah masa yang cukup buruk bagi kemiliteran Indonesia. Alasannya tak lain karena kemarin peringkat kita turun lumayan drastis. Dari ranking 12, Indonesia turun menjadi 14. Meskipun hanya selisih dua peringkat, tapi hal tersebut berarti sangat besar lho. Bisa diartikan sebagai turunnya kualitas dari militer kita.
Tapi, meskipun kini kita peringkat 14, tapi Indonesia masihlah tangguh. Di Asia tenggara, kitalah yang paling jemawa. Yang paling mendekati Indonesia hanya Vietnam, itu pun mereka selisih 4 peringkat dengan kita. Nah, jika Indonesia berada di peringkat 14 dunia, apa kabar dengan saudara serumpun kita Malaysia? Maaf-maaf nih, tapi mereka sama sekali bukan tandingan Indonesia. Ya, Malaysia sekarang ini cukup jauh kalau dibandingkan kita dengan berada di posisi 34 dunia.
Rasanya tak berlebihan ya menyebut perbedaan Indonesia Malaysia seperti bumi dan langit. Selisih peringkatnya hampir 20 lho. Ini jelas jadi Indikasi nyata kalau kita jauh lebih kuat dari pada negara berlambang macan itu.
Hal pertama yang harus kita singgung kalau membicarakan perbandingan militer dua negara adalah tentaranya. Lalu, bagaimana kah Indonesia dan Malaysia dalam hal ini? Jelas, kitalah yang lebih unggul. Berdasarkan data yang disusun Global Fire Power, Indonesia memiliki sebanyak 476 ribu tentara aktif sedangkan Malaysia hanya punya 110 ribu saja.
Tak hanya lebih banyak, tentara kita juga menang kualitas. Kita jangan lupa kalau di republik ini ada begitu banyak satuan elit yang levelnya sudah mendunia. Denjaka, Satbravo, Kopassus, adalah sedikit dari pasukan elit yang kita miliki. Malaysia tentu punya juga pasukan elit, tapi kualitasnya masih belum sebanding dengan kita. Satu lagi, tentara Indonesia itu langganan juara kompetisi AARMS, Malaysia sendiri mati kutu di kompetisi itu.
Tak hanya menang soal kualitas dan kuantitas tentara, di ranah alutista darat kita pun unggul telak melawan Malaysia. Jumlah tank misalnya, Indonesia mengoleksi sekitar 468 tank, sedangkan Malaysia hanya 74 buah saja. Tak hanya itu, Indonesia juga unggul soal jumlah kendaraan peluncur roket dengan total mencapai 86 buah, sedangkan Malaysia hanya 54 buah.
Sebenarnya Malaysia unggul sih di ranah kendaraan taktis perang dengan jumlah 1.318, tapi bagi Indonesia hal tersebut sama sekali bukan masalah. Meskipun kita hanya punya sebanyak 1.089 mobil taktis, tapi bisa kok sewaktu-waktu kalau mau menambah koleksi. Kita punya Pindad yang bisa memproduksi Anoa-Anoa super berkualitas hanya dalam waktu yang sangat sebentar.
Jika di ranah alutsista darat kita sangat unggul, bagaimana dengan udara? Ternyata tak ada bedanya. Malaysia sukses kita ungguli jumlah armada udaranya. Kalau ditotal, Indonesia memiliki lebih dari 400 buah alutsista udara, sedangkan Malaysia hanya sekitar 220an buah saja.
Kalau dirinci, kita unggul jumlah pesawat tempur dengan total 58 buah sedangkan Malaysia hanya 55 biji saja. Kemudian kita juga menang jumlah pesawat pengangkut dengan total 170 buah, sedangkan Malaysia hanya punya 96 buah saja. Pun begitu dengan helikopter, Indonesia punya 152 buah sedangkan Malaysia hanya 79 saja.
Kalau di darat dan udara saja kita tak tersaingi, apalagi laut sebagai poros utama kekuatan Indonesia. Jelas Malaysia makin tak punya taji. Kalau kita kutip lagi dari data Global Fire Power, kekuatan Indonesia dan Malaysia di ranah kelautan memang begitu jauh perbedaannya.
Jika dibedah secara rinci alutsistanya, kita jelas unggul telak. Misalnya saja Frigates, kita memiliki kapal perang ini sebanyak 6 buah sedangkan mereka hanya punya dua saja. Lalu jumlah Corvette kita juga unggul dengan memiliki 10 buah sedangkan mereka hanya 6 saja. Yang paling telak adalah jumlah kapal penjaga pesisir di mana kita punya 66 mereka hanya 41 saja.
Kekuatan militer tak hanya dinilai dari seberapa banyak alutsista yang dimiliki tapi juga berapa duit yang dipunyai. Soal uang, Indonesia ternyata juga unggul meskipun tidak begitu jauh. Diketahui budget militer Indonesia sekitar $6,9 miliar, unggul dari Malaysia yang memiliki anggaran pertahanan sebanyak $4,7 miliar.
Meskipun sekilas selisihnya seolah tak seberapa, tapi uang $2 miliar bagaimana pun tetaplah sangat besar. Dengan uang sebanyak itu, kita masih bisa lho beli lusinan F-35, atau mungkin menambah koleksi tank-tank Leopard. Pada intinya, Indonesia memiliki kemampuan belanja lebih tinggi daripada Malaysia.
Bukan bermaksud untuk sombong nih, tapi dilihat dari berbagai aspek, Indonesia ternyata unggul cukup jauh dari Malaysia. Makanya, kalau seumpama terjadi perselisihan (semoga tidak), Indonesia jelas bisa melumat negeri Jiran dengan sangat mudah. Meskipun demikian, kita tak boleh sangat meremehkan Malaysia, mereka diam-diam ternyata selalu melakukan pembenahan serius soal militer. Indonesia pun sebaiknya seperti itu.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…