Sebuah kesuksesan besar tak mungkin bisa didapat dengan cara yang biasa saja. Selalu ada perjuangan besar dan jatuh bangun yang tak mudah di balik kesuksesan. Selain itu, seseorang perlu punya komitmen dan passion yang kuat untuk bisa melakukan sesuatu yang besar. Intinya siapa saja bisa jadi orang besar dan berhasil asal bisa, mau, dan mampu melakukan sesuatu di atas rata-rata. Seperti yang dilakukan Sehat Sutardja, orang Indonesia yang kini sukses jadi miliarder di negara adidaya Amerika Serikat.
Pria kelahiran Jakarta tahun 1961 ini kini dikenal sebagai pendiri pendamping Marvell Technology Group, serta sudah menjadi presiden dan pemimpin eksekutif sejak tahun 1995 lalu. Keberhasilan dan kesuksesan besar ini tak dimilikinya begitu saja. Ada proses dan perjalanan yang cukup panjang yang ditempuhnya. Banyak kisah juga pelajaran menarik dari kisah Sehat Sutardja yang kini jadi seorang miliarder kelas dunia.
1. Dikenal sebagai Jagoan Elektronika Sejak Duduk di Bangku Sekolah
Saat masih duduk di bangku SMA, Sehat sering jadi langganan teman-temannya yang ingin menitip berbagai alat elektronik. Mulai dari resistor, kumparan, kabel-kabel, dinamo, dan lain sebagainya. Ketika itu salah satu mata pelajaran ekstra yang paling digemari murid-murid adalah elektronika. Untuk mengikuti pelajaran tersebut jelas para murid butuh bahan-bahannya. Dan biasanya agar lebih murah, bahan-bahan listrik perlu dibeli secara borongan. Jadilah para murid membeli ramai-ramai dan menitipkannya pada Sehat. Tapi kenapa harus Sehat yang jadi sasaran untuk dititipi?
Rupanya alasan teman-temannya menitip pada Sehat adalah karena ia tinggal di daerah kota. Ia mengenal hampir semua pegadang yang ada di sana. Selain itu, Sehat juga dikenal jago elektronika. Banyak teman-temannya yang terkagum-kagum dengan kemampuan Sehat menghubungkan rumus dengan desain sirkuit. Sehat yang jago membongkar radio pun seringkali sukses membuat teman-temannya makin penasaran dengan dunia elektronika. Minatnya pada elektronika sangat besar dan dari dulu dia sudah mengikuti kursus elektronika.
2. Merantau ke Amerika Serikat Setelah Tamat SMA
Setelah lulus SMA, banyak teman-teman Sehat yang lanjut kuliah di Indonesia seperti di ITB atau UI. Namun, Sehat malah melakukan sesuatu di atas rata-rata. Ia justru merantau ke Amerika Serikat dan mengambil program S1 di bidang elektronik di Iowa State University. Setelah tamat S1, dia lanjut menempuh pendidikan master dan doktornya di bidang rekayasa elektronik dan komputer di University of California, Berkeley. Wah, tampaknya dia memang tak main-main dengan minat besarnya pada dunia elektronika, ya.
Awalnya ia bercita-cita jadi montir radio. Tapi siapa sangka dengan minat dan kesungguhannya di dunia elektronik, makin lama ia makin gigih melakukan berbagai temuan di bidang elektronika. Setidaknya kini ia sudah memiliki 260 hak paten dan sudah dikenal luas sebagai pelopor semikonduktor. Namanya makin mendunia ketika ia disebut sebagai salah satu dari 400 orang terkaya di Amerika Serikat menurut majalah Forbes. Bahkan pada tahun 2007, Forbes memasukkan Sehat Sutardja di daftar 10 orang terkaya di Amerika Serikat.
3. Mendirikan Marvell Technology Group, Pembuat Desain Semikondukter Terbesar Ketiga di Dunia
Sehat mendirikan Marvell Technology Group bersama istri dan saudaranya Pantas Sutardja. Perusahaan itu dibentuk tahun 1995 dan menjadi peruasahaan yang paling dipercaya publik pada tahun 2005, sungguh pencapaian yang luar biasa yang didapat dalam kurun waktu sepuluh tahun. Marvell Technology Group ini berpusat di Santa Clara, Amerika Serikat dan sudah tercatat sebagai One of the Best Managed Company in America. Kini, Marvell Technology Group dikenal sebagai pembuat desain semikonduktor terbesar ketiga di dunia.
Salah satu produk yang paling populer adalah chip yang mudah sekali kita temukan di berbagai produk elektronik, seperti gadget telekomunikasi dan digital sebut saja kamera Nikon, ponsel Blackberry, Sony PSP, dan ponsel pintar (smartphones). Yang spektakulernya lagi, pabriknya pun sudah tersebar di 16 negara, beberapa di antaranya ada di negara India, China, Jepang, Jerman, dan Swiss. Setiap target pasar yang dipilih selalu berhasil ditaklukkan. Kenapa bisa begitu? Salah satu alasannya adalah karena mereka bisa menawarkan produk berdesain superior yang dipatok dengan harga premium.
4. Menggeluti Dunia Elektronik Bukan untuk Uang
Mengutip dari harian Kompas (15/6/2011) Sehat mengungkapkan, “Saya merasa tidak terlalu penting (masuk dalam kelompok orang terkaya di dunia), tidak saya pikirkan. Saya masuk ke dunia elektronik bukan untuk uang. Kegembiraan datang ketika saya dapat memecahkan persoalan baru.” Sehat memang punya karakter yang sangat menonjol. Ia fokus ke bidang elektronika dan karenanya ia selalu bergerak untuk inovasi-inovasi paling spektakuler di dunia tersebut.
Dikisahkan ketertarikan Sehat di bidang elektronik sudah ada sejak duduk di bangku sekolah dasar sekitar tahun 1970-an. Mimpinya menjadi ahli di bidang elektronik muncul ketika tak sengaja ia menemukan buku Fisika milik saudaranya. Di buku tersebut ada banyak hal yang membahas soal listrik, kapasitor, rangkaian listrik, resistor, dan sebagainya yang sangat menarik minat Sehat. Saat ia bilang ia ingin berkarier di bidang elektronika, orang tuanya sempat terheran-heran. Hal ini karena pada masa itu, komputer saja belum terlalu populer. Dan karier di bidang elektronik paling tak jauh-jauh dari profesi menjadi tukang reparasi radio atau yang sedikit bergengsi jadi tukang reparasi televisi, sementara orang tuanya tadinya sangat berharap Sehat bisa jadi dokter.
5. Keyakinan dan Kesungguhan Kunci Suksesnya
“This is what I did when I was young: I believed that I wanted to learn electronics, regardless what people told me at that time,” ungkap Sehat pada majalah Forbes. Sejak masih kecil ia sudah memiliki ketertarikan yang kuat pada dunia elektronik. Meski pada masa itu, karier di bidang elektronik belum berkembang dan cakupannya masih sempit, Sehat tetap sungguh-sungguh mendalami bidang tersebut.
Ia yakin dengan apa yang dipelajari. Selain itu, ia juga sungguh-sungguh melakukan yang terbaik di bidang yang digelutinya. Hasilnya? Kini ia jadi seorang miliarder sukses dan sudah punya puluhan ribu karyawan.