Siapa nggak kenal Toyota? Salah satu raksasa otomotif terkemuka di dunia. Bahkan, di pasar mobil Indonesia, Toyota adalah market leader. Penjualannya melebihi perusahaan-perusahaan mobil lainnya, baik yang sama-sama berasal dari Jepang, maupun dari Amerika dan Eropa.
Apa yang dicapai Toyota saat ini, tentunya bukan hasil kerja semalam. Toyota membangun perusahaannya selama hampir seratus tahun dan selalu memegang prinsip-prinsip bisnis mereka dengan teguh. Salah satu prinsip bisnis Toyota yang cukup terkenal adalah Kaizen. Apa sih itu? Konon inilah rahasia kesaktian perusahaan ini menjaga kualitas produknya dari masa ke masa.
Perbaikan Tiada Henti
Kaizen, adalah prinsip yang memiliki peranan sangat kuat dalam membuat Toyota hingga menjadi perusahaan terkemuka seperti saat ini. Kaizen berarti perbaikan tiada henti (continuous improvement). Teruslah berkembang dan berinovasi untuk menjadi lebih baik.
Bagi perusahaan mobil yang dipimpin Akio Toyoda itu, ‘jika semua berjalan lancar, itu berarti ada masalah besar yang tersembunyi karena mereka tidak dapat belajar lebih dalam’. Mereka memang melihat kekurangan atau error bukan sebagai hal yang buruk, melainkan sebagai peluang untuk belajar. Dari situ, Toyota mengoreksi kekurangan tersebut ketimbang menyalahkan sumber daya manusianya, dan membagikan pengetahuan mengenai penyebab dan solusi dari kekurangan tersebut ke semua pihak. Dengan begitu, mereka dapat memiliki data baru untuk berinovasi dan melatih karyawan
Yuichi Okamoto, mantan wakil presiden Toyota Technical Center memberikan jawaban atas pertanyaan apa rahasia kesuksesan Toyota dalam sistem pengembangan produk. Ia menjawab bahwa teknik yang mereka gunakan cukup canggih, yaitu bertanya ‘mengapa’ sebanyak lima kali. ‘Canggih’ di sini adalah sarkasme. Jadi maksud sebenarnya adalah Toyota tidak memiliki teknik yang rumit untuk mengembangkan produk mereka. Apa yang mereka lakukan sangat sederhana, namun efektif.
Bertanya ‘Mengapa’ Sebanyak Lima Kali
Toyota meyakini bahwa masalah yang sebenarnya terletak pada ‘akar masalah’ dan bukannya ‘sumber’. Akar masalah bersembunyi di balik sumber. Untuk mencari akar masalah, perlu dipertanyakan apa yang menyebabkan sumber masalah itu. Karena itulah Toyota melakukan teknik bertanya ‘mengapa’ sebanyak lima kali untuk menemukan akar masalah.
Misalnya terdapat sebuah kasus yaitu adanya minyak yang berceceran di lantai toko. Kita tanyakan ‘mengapa terdapat minyak yang berceceran di lantai toko?’. Dari pertanyaan tersebut muncul jawaban ‘karena mesin mengeluarkan tetesan minyak’. Jawaban dari pertanyaan pertama ini akan menimbulkan pertanyaan ‘mengapa mesin mengeluarkan tetesan minyak?’ yang kemudian dijawab ‘karena gasketnya memburuk’. Jawaban dari pertanyaan kedua ini pun akan menimbulkan pertanyaan ‘mengapa gasketnya memburuk?’ Begitu seterusnya hingga kemudian ditemkan jawaban bahwa bagian keuangan memiliki target penghematan dalam jangka waktu pendek. Jawab terakhir ini adalah akar masalah yang harus diselesaikan. Pemecahan masalah hingga ke akarnya ini membuat Toyota mampu memecahkan masalah dengan cepat dan segera memperbaikinya.
Keberhasilan Toyota Yaris
Kaizen, bukan hanya dapat menyelesaikan masalah, namun juga mengembangkan hal-hal detail serta mengembangkan sebuah produk. Saat Toyota belum banyak dikenal di Eropa, seseorang sempat menanyakan mengapa desain mobil Toyota sangat jelek. Toyota kemudian menyadari bahwa itu adalah masalah yang dihadapinya untuk masuk ke pasar Eropa. Pada saat itu, mobil-mobil Toyota didesain untuk memenuhi keinginan masyarakat Jepang yang kemudian diimpor ke luar negeri.
Setelah menemukan akar masalah dari kurang pesatnya penjualan Toyota di Eropa, mereka merekrut desainer dari barat untuk menyesuaikan style mobil yang disukai oleh pasar Eropa. Sotiris Kovos, seorang desainer Yunani direkrut untuk menciptakan desain mobil Yaris. Terbukti, dengan desain tersebut, mobil Toyota Yaris laris di pasar Eropa bahkan meningkatkan market share Toyota di sana yang semula 3% menjadi 4.4%. Saat Toyota Yaris diimpor ke Jepang, masyarakat Jepang pun menyukainya karena tampilannya yang sangat ‘Eropa’.
Mencari akar masalah, menemukan penyelesaian yang tepat, dan belajar terus menerus membuat Toyota mampu berinovasi dan menyesuaikan produknya dengan selera masyarakat lokal. Inilah yang kemudian mengantarkan Toyota menjadi salah perusahaan mobil terkuat di dunia.
Metode ini sebenarnya sangat bisa digunakan untuk berbagai bidang, bahkan pada semua orang. Asalkan kita punya kemauan untuk belajar dan terus berinovasi, kesuksesan ala Toyota ini bisa dicontoh dan diterapkan dalam hidup sehari-hari.