Seperti itulah gambaran siksaan pedih yang Rasul pernah ceritakan kepada para sahabatnya. Tak seperti apa yang dipikirkan oleh nalar kita, alam kubur jauh berbeda dengan apa yang selama ini digambarkan oleh berbagai ilustrasi media ciptaan manusia. Sempit, gelap, kotor, alam kubur tidak seperti itu. Keadaan dan kondisi alam kubur nanti akan sangat ditentukan oleh amalan perbuatan kita semasa masih menghirup udara bebas di dunia.
Mereka yang masuk ke dalam golongan baik akan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir, akan Allah sediakan tikar dari surga. Wewangian dari pintu surga yang terbuka tercium semerbak. Kuburannya yang sempit dilapangkan sejauh mata memandang. Sedangkan, mereka yang termasuk ke dalam golongan sebaliknya, ia akan dibaringkan di sebuah tikar dari neraka. Hembusan angin panas akan menyiksa dan menghanguskan tubuh mereka. Kuburannya juga disempitkan hingga tulang belulangnya remuk, namun ia tak mati, dan terus merasakan kepedihan tersebut.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah, siksaan kubur itu pasti ada dan mutlak dirasakan oleh semua manusia yang pernah terlahir ke muka bumi. Alangkah baiknya jika kehidupan yang maha singkat di dunia ini dipergunakan untuk diisi oleh kebaikan. Renungkan semua hal yang telah kita perbuat di masa lalu sekaligus mengevaluasi diri agar hal serupa tak lagi, atau setidaknya tak terus-menerus kita lakukan. Dan juga supaya kita mendapat keridhaan Allah untuk diijinkan masuk ke dalam golongan orang beriman dan dipermudah di alam barzakh kelak. Aamiin.