Indonesia, tidak diragukan lagi adalah negara dengan sejuta potensi sumber daya alam. Bahkan, negara berlambang garuda ini pernah menjadi anggota OPEC, yaitu negara-negara penghasil dan pengekspor minyak. Indonesia juga dikenal sebagai penghasil batu bara.
Baca Juga : 10 Peraturan Aneh Bin Ajaib Yang Hanya Ada di Amerika Serikat
Namun sayangnya, kekayaan alam Indonesia justru tidak dinikmati oleh warganya sendiri. Kebanyakan dari sumber alam kita di ekspor dalam bentuk mentah, dan kita beli kembali dalam bentuk barang jadi. Berikut ini adalah beberapa negara yang menikmati kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Anda tentu sudah tahu keberadaan PT Freeport McMoran, perusahaan yang sudah berpuluh tahun mengeksploitasi tambang emas di Papua. PT ini adalah milik Amerika Serikat yang sudah mengontrak tanah Papua selama berpuluh tahun. Dalam sehari, konon PT Freeport bisa menghasilkan 22.000 ton biji emas dan perak mentah.
Selain di Papua, perusahaan AS lainnya yang berbasis di Indonesia adalah PT. Newmont. Perusahaan asal Colorado ini mengeskplorasi tambang emas dan tembaga di kawasan NTT dan NTB. Pada tahun 2012 saja, pendapatan bersih Newmont mencapai $4.17 juta atau sekitar 58 milyar rupiah, hanya dari pabrik mereka di NTB. Selain itu banyak lagi perusahaan AS yang memanfaatkan SDA Indonesia seperti Chevron dan Conoco Philips.
China adalah negara yang sangat aktif untuk mencari sumber energi non-migas dari negara lain. Salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Salah satu investasi perusahaan China yang paling banyak di Indonesia adalah batu bara. Mereka mengekspansi bisnis mereka mulai dari wilayah Pacitan, Jawa Timur, hingga kawasan Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga : 10 Fakta Mengenai Negeri China Yang Bikin Anda Terbelalak
Salah satu perusahaan besar China yang berbasis di Indonesia adalah PT Heng Fung Mining Indonesia. Perusahaan tersebut mengeksplorasi nikel di Halmahera. Target produksi mereka adalah 200 juta ton per tahun. Selain Heng Fung Mining, ada juga perusahaan China lain yaitu PetroChina yang mengelola gas sebanyak 14 blok di Kabupaten Tanjung Habung Timur. Namun, perusahaan tersebut kini disegel pemerintah terkait perizinan.
Negara penggemar teh ini adalah negara yang sudah lama ‘bermain’ di sektor migas Indonesia. Mereka mengelola beberapa blok gas di Papua, lewat anak perusahaan BP Berau. Investasi perusahaan tersebut mencapai $12,1 milyar. Hasil gas yang mereka dapat 60 persen diekspor ke negara Asia Pasifik dan sisanya didistribusikan ke Indonesia.
Pasokan gas yang dibutuhkan PLN juga disediakan oleh British Petroleum. Kerja sama tersebut tertuang di nota kesepahaman (MoU) pasokan gas alam cair untuk PLN sebesar 230 mmscfd. Perusahaan Inggris saat ini tengah bergiat mencari sektor SDA strategis lainnya, khususnya di bidang industri ramah lingkungan.
Negeri yang terkenal dengan menara Eiffel ini memang telah lama bermitra di Indonesia lewat brand Total. Total E&P Indonesia mengelola blok migas Mahakam, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bekerja sama dengan Inpex Corp dalam mengelola blok Mahakam. Kedua perusahaan tersebut membagi rata 50:50 pengendalian saham mereka.
Pada tahun 2008 Total mengajukan proposal untuk perpanjangan kontrak karena ingin berinvestasi lebih lama di Indonesia. Dan pada tahun 2013, mereka memprediksikan pedapatan sebesar $8.92 miliar. Selain Total, perusahaan Perancis lain yang bermitra di Indonesia adalah Eranet, yang berkonsentrasi di penambangan nikel.
Negara berlambang daun maple ini mengembangkan 12 proyek di Sulawesi lewat Canadian International Development Agency. Kedua belas lini mereka berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, terdapat dua perusahaan Kanada lainnya yang beroperasi di Sulawesi yaitu Sheritt Internasional dan Vale. Vale sendiri memiliki investasi sebesar 2 Milliar USD di Sulawesi Tengah.
Kanada juga mengeksplorasi SDA Indonesia di bidang migas. Melalui Nico Resources, yang merupakan anak dari perusahaan Calgari dengan memiliki 12 blok migas di Indonesia. Blok tersebut merupakan blok terluas di Indonesia.
Ternyata sumber daya alam Indonesia sangat kaya, hingga negara lain rela berinvestasi trilyunan rupiah demi membangun basis di Indonesia. Modal yang mereka keluarkan tentu jauh jika dibandingkan dengan keuntungan berlipat ganda yang mereka dapat. Sementara orang natif Indonesia, kebanyakan hanya menjadi pekerja pabriknya saja.
Baca Juga : 7 Peristiwa Pengusiran Ras Manusia yang Dilupakan dalam Sejarah!
Jangan buru-buru marah, murka dan menuding ini semua kesalahan pemerintah. Pemerintah memang seharusnya bijak dalam mengatur investasi asing di Indonesia. Namun, kita sebagai anak bangsa harus sadar diri, bahwa yang menyebabkan negara asing mengeksplorasi negara kita adalah karena kita tidak mampu mengeksplorasi sendiri. Mari kita mengoreksi diri, memperbaiki pendidikan dan ikut membangun serta memanfaatkan SDA Indonesia. (HLH)
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…