Prostitusi bisa dikatakan sebagai budaya yang sukses bertahan dari zaman dulu sampai hari ini. Ya, aktivitas menjajakan diri ini ternyata sudah ada sejak masa kerajaan dulu. Bahkan tak hanya di beberapa tempat saja, melainkan seluruh dunia. Semua prostitusi di masa itu sama, hanya beda label dan penyebutan saja.
Dari semua jenis prostitusi kuno di dunia, mungkin yang bisa dikatakan paling wah adalah di India. Di zaman kunonya dulu, kerajaan-kerajaan di negeri Hindustan ini sudah mengaplikasikan prostitusi kelas atas yang bernama Ganika. Tak seperti wanita-wanita biasa yang berkecimpung di ranah ini, Ganika sangat terhormat bahkan punya kedudukan yang tinggi. Ia pun tak melayani rakyat biasa, tapi raja dan juga para bangsawan lainnya.
Baca Juga :5 Candi Erotis India ini Jadi Bukti Kalau Manusia Zaman Dulu Juga Bisa Terobsesi Dengan Kemesuman
Meskipun mereka punya kedudukan tinggi, tapi pada kenyataannya, Ganika tetap saja alat pemuas. Padahal secara status ia sangat dihormati. Nah, masih soal Ganika, berikut adalah fakta-fakta dari prostitusi kuno kelas atas tersebut.
Tidak ada Ganika yang Tak Menawan
Lantaran basisnya sama yakni prostitusi, maka nilai jual utama para Ganika adalah penampilan mereka. Ya, dalam sejarah tertulis kalau para wanita penghibur elit ini cantik-cantik semua. Tak hanya soal wajah, tapi juga bentuk tubuh yang bikin para pria menelan air liur.
Dua syarat ini penting bagi seorang Ganika. Selain karena sebagai senjata utama, mereka juga bertugas untuk melayani raja dan juga para bangsawan. Harus yang cantik dan indah karena kelasnya beda. Soal cantiknya Ganika, diceritakan pula jika kecantikan mereka sampai membuat masyarakat mengidolakannya. Bahkan mereka juga dianggap simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
Mereka Tidak Menikah dan Bebas Dari Cercaan
Menjadi Ganika adalah semacam kehormatan bagi yang terpilih. Alasannya, hal tersebut jadi bukti jika mereka memang cantik, serta juga tentang kehidupan yang lebih baik. Ya, hidup di kalangan raja, Ganika sangat terjamin segalanya. Meskipun begitu, Ganika harus memenuhi satu syarat yang seringkali membawa konflik batin. Ini adalah tentang larangan bagi mereka untuk memiliki suami.
Selamanya, Ganika tak boleh menikah. Sampai kapan pun tubuh mereka dimiliki oleh raja dan orang-orang terpandang. Uniknya, status tak menikah Ganika sama sekali tidak dipermasalahkan oleh masyarakat. Padahal ketika itu, orang-orang pasti akan ogah dengan mereka yang tak menikah. Ya, para janda dikatakan sebagai pembawa sial dan bahkan kalau bisa jangan muncul di depan umum.