Akhir-akhir ini, di dunia maya tersebar secara viral foto objek-objek dengan banyak lubang. Foto tersebut disertai artikel atau caption tentang trypophobia yaitu ketakutan terhadap lubang-lubang kecil. Singkatnya, pembaca yang merasa ngeri atau jijik setelah melihat foto-foto tadi bisa jadi memiliki kondisi psikologi yang unik tadi.
Foto dan istilah trypophobia bukan hanya populer di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Semua orang ingin mengetahui apakah ia memiliki fobia tersebut atau tidak. Banyak yang mendiagnosa dirinya sendiri sebagai seseorang yang fobia pada lubang kecil, tapi mereka belum paham betul apa itu trypophobia. Sebelum menentukan apakah kamu memang memilikinya, yuk simak dulu penjelasan tentang fobia yang sedang populer ini.
Bukan sebuah penyakit
Trypophobia memang bisa mengganggu kehidupan seseorang. Bayangkan saja kamu harus geli saat melihat busa di cangkir kopi atau merasa ingin muntah saat melihat lubang-lubang di bika ambon yang akan kamu makan. Meski keadaan ini bikin kamu nggak nyaman, namun secara medis, trypophobia belum digolongkan sebagai sebuah penyakit. Beberapa penelitian yang dilakukan belum bisa mengambil kesimpulan bahwa kondisi ini cukup serius untuk disebut sebagai sebuah penyakit.
Reaksi berbeda-beda
Lima belas persen dari populasi manusia memiliki trypophobia. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap objek dengan lubang-lubang kecil. Ada yang menganggapinya biasa saja, ada yang merasa geli, ada yang gemetar, hingga sesak nafas. Seorang psikolog dari Universitas Essex menyebutkan bahwa reaksi-reaksi tersebut lebih cenderung kepada rasa jijik daripada takut sehingga belum pas jika disebut sebagai fobia.
Penyebabnya belum dapat dipastikan
Berbagai hipotesis dan asumsi dikeluarkan untuk mengira-ngira apa yang bisa menyebabkan trypophobia. Fobia yang sebenarnya biasanya disebabkan oleh kejadian masa lalu yang menakutkan. Namun trypophobia belum resmi disebut sebagai fobia sehingga penyebabnya bisa jadi tidak terkait dengan masa lalu.
Dalam sebuah penelitian, salah seorang informan yang memiliki trypophobia mengungkapkan ketakutannya pada gurita cincin biru. Peneliti kemudian menyimpulkan salah satu penyebab dari trypophobia bisa jadi diakibatkan oleh kemiripan sebuah objek berlubang-lubang dengan hewan berbisa. Seperti yang kita tahu, hewan-hewan berbahaya memiliki kulit dengan pola yang menarik. Insting kita bisa jadi memberi tahu bahwa segala sesuatu dengan pola yang menarik adalah benda berbahaya dan harus dihindari.
Tidak mudah dideteksi dari internet
Beberapa foto yang disebar untuk melihat apakah seseorang mengalami trypophobia biasanya berupa gambar kulit tangan yang berlubang. Padahal trypophobia tidak ada hubungannya dengan kulit tangan. Bukan hanya mereka yang memiliki trypophobia saja, tapi semua orang akan merasa jijik jika melihat kulit yang berlubang atau gambar sebuah objek yang dipenuhi jamur.
Selain itu, foto yang diunggah di internet mengalami editing agar terlihat lebih kontras dan tajam sehingga lebih mudah memancing rasa takut dan jijik seseorang dibandingkan saat mereka melihat objek yang sebenarnya. Beberapa di antaranya bahkan hanyalah sebuah gambar rekayasa yang tidak akan kita temui di dunia nyata. Foto-foto tersebut tidak bisa mendeteksi apakah kita memiliki trypophobia atau tidak.
Tidak mudah dihilangkan
Trypophobia tidak bisa dihilangkan begitu saja. Seperti fobia dan kondisi psikologi lainnya, seseorang harus mengikuti sesi terapi dan hipnotis untuk menghilangkan ketakutannya pada lubang-lubang kecil. Waktu yang dibutuhkan memang cukup lama, namun sangat efektif.
Meski sangat populer, namun secara ilmiah, trypophobia masih dianggap sebagai sebuah kondisi yang misterius. Penyebabnya belum diketahui secara pasti dan reaksinya cukup unik untuk disebut sebagai sebuah fobia. Satu hal yang pasti, kondisi ini bisa dihilangkan dari diri kita dengan bantuan psikolog sehingga kamu yang merasa memiliki trypophobia nggak perlu khawatir.