Apabila mempunyai kendaraan bermotor, salah satu hal yang ada di pikiran adalah bagaimana cara untuk menghemat bahan bakarnya. Bagaimana tidak, harga dari bahan bakar terkadang bisa merangkak naik secara tiba-tiba. Jadi, para pemilik kendaraan bermotor rela melakukan segala cara supaya bahan bakar tidak cepat habis.
Salah satu cara yang biasa dipakai oleh pengendara adalah metode slipstream. Di mana dengan cara ini, mereka bisa menghemat bahan bakar lebih banyak. Namun, banyak para ahli otomotif mengungkapkan apabila cara berkendara satu ini cukup berbahaya bagi pengemudi. Nah, kalau ingin tahu apa itu slipstream, cek ulasan di bawah ini.
Slipstream adalah…
Mungkin banyak dari Sahabat Boombastis yang belum tahu atau kurang paham tentang slipstream. Jadi, slipstream merupakan teknik mengemudi dengan memanfaatkan area tertentu untuk ‘mencuri’ angin dari kendaraan di depannya. Bisa dibilang, teknik ini memanfaatkan area dengan tekanan udara lebih rendah di belakang kendaraan lain demi mengurangi hambatan. Istilah kasarnya sih, membuntuti dari belakang.
Kalau sudah begini, maka pelaku dari slipstream tidak perlu berkendara terlalu cepat. Alhasil, bahan bakar pun menjadi lebih hemat daripada biasanya. Pada umumnya, ini dilakukan oleh motor atau mobil dengan membuntuti kendaraan besar yang berada tepat di depannya.
Diterapkan oleh pebalap motor dan mobil
Teknik berkendara satu ini biasanya dilakukan oleh para pebalap. Salah satunya pebalap MotoGP terkenal yakni Valentino Rossi. Namun, meskipun ia sering menggunakan slipstream saat berlomba, pebalap bernomor punggung 46 tersebut pernah celaka karena teknik satu ini.
Ketika ia mengikuti motor dari pebalap Lorenzo, ia jatuh tersungkur. Dilansir dari ridertua.com, ini bisa terjadi karena ban menjadi lebih sering terangkat. Akibatnya, putaran mesin terlalu tinggi yang membuat mesin motor dari Rossi jadi jebol gengs.
Berbahaya jika dilakukan di jalan biasa
Seram memang ketika melihat dampak yang dialami oleh Valentino Rossi tadi. Tapi, hal tersebut masih saja diabaikan oleh para pengendara. Alasannya ya tidak lain dan tidak bukan karena teknik slipstream bisa menghemat bahan bakar.
Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan teknik slipstream tidak baik apabila dilakukan di jalan biasa. Sebab, jarak kendaraan satu dengan yang lainnya cukup dekat jika di jalan biasa. Ini dapat menimbulkan potensi kecelakaan beruntun akibat kurangnya ruang untuk bereaksi.
Lupakan slipstream dan pakai cara ini untuk hemat bahan bakar
Lantas, bagaimana caranya supaya berkendara namun tetap hemat bahan bakar? Sebenarnya, ada banyak cara untuk mengurangi pemborosan bahan bakar ini gengs. Pertama adalah mengurangi beban yang ada pada kendaraan. Jadi, usahakan untuk membawa barang seperlunya saja.
Kemudian yang kedua yaitu mengemudi dengan kecepatan konstan. Artinya, kecepatan tetap sama mulai dari awal berkendara hingga di tujuan. Lalu, trik selanjutnya adalah memeriksa tekanan angin pada ban setiap bulannya. Jangan sampai tekanan berkurang terlalu banyak karena itu bisa membuat bahan bakar menjadi boros.
BACA JUGA : Harga BBM Mencekik Leher, Beginilah 5 Cara Mudah Supaya Bahan Bakar Jadi Lebih Irit
Slipstream memang bisa membuat bahan bakar menjadi lebih irit. Tapi, efeknya yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, mengharuskan kita untuk menjauhi teknik itu saat berkendara. Lebih baik gunakan cara di poin ke empat, yang tentu lebih aman daripada slipstream.