Istilah Pelican Cross mungkin masih asing tedengar di sebagian telinga masyarakat Indonesia. Hampir mirip dengan Zebra Cross, namun mempunyai perbedaan yang mendasar. Salah satunya adalah penambahan fitur pendukung bagi pengguna jalan, yang tidak ditemukan pada model Zebra Cross.
Meski bukanlah hal baru di beberapa negara dunia, pemasangan Pelican Cross nyatanya menimbulkan berbagai polemik di masyarakat tanah ar. Mungkin, Sahabat Boombastis juga belum paham apa itu Pelican Cross. Enggak usah sungkan, mending langsung lihat ulasannya di bawah ini.
Beda antara Pelican Cross dan Zebra Cross
Dinilai lebih aman daripada Zebra Cross

Standar kelengkapan Pelican Cross yang lebih baik, dinilai oleh pengamat transportasi publik, Djoko Setijowarno, lebih aman dibandingkan Zebra Cross. Dengan kata lain, fungsi dari penyeberangan pejalan kaki itu merupakan bentuk upgrade dari Zebra Cross tradisional. Adanya fitur bunyi-bunyian, juga dapat meningkatkan kewaspadaan pada pengendara.
“Kalau zebra cross biasa saja, hanya garis-garis tanpa kelengkapan. Kalau pelican crossing dikasih lampu, dan tombol bersuara saat menyeberang,” kata Djoko yang dilansir dari megapolitan.kompas.com.
Dibangun untuk menggantikan JPO
Pro kontra Pelican Cross di masyarakat
“Karena Jalan MH Thamrin termasuk salah satu ruas jalan yang lalin padat sekali. kalau masalah estetika tanpa memperhatikan keselamatan pejalan kaki percuma,” ujar salah seorang warga yang dilansir dari news.okezone.com.
Menelan anggaran hingga ratusan juta
“Anggarannya nanti dicek lagi, tapi kira-kira diperlukan sekitar Rp 100 juta,” kata Anies Baswedan yang dilansir dari megapolitan.kompas.com.
Bukan tanpa tujuan, pembangunan Pelican Cross juga menyangkut estetika tata ruang kota. Terlebih, Jembatan Penyeberangan Orang dinilai mengganggu pemandangan yang mengarah ke Patung Selamat Datang. Dengan Anggaran pembuatan Rp 100 juta, semoga saja sesuai dengan fungsi dan tidak menambah masalah baru di kemudian hari. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?