Melihat Hiroshima yang sangat indah hari ini, tentu kita takkan pernah lupa kalau kota satu ini pernah sangat buruk rupa. Jangankan bunga sakura bermekaran di sepanjang jalan, yang ada justru potongan-potongan tubuh yang tercerai berai kemana pun mata memandang. Ya, Hiroshima pernah jadi saksi kejamnya bom atom yang menghujam jantung mereka dan sukses membuat kota ini seperti diorama kiamat skala 1:1.
Hal yang paling di-notice alias diperhatikan dari kejadian ini umumnya hanya seputar jumlah korban, radiasi, atau mungkin alasan-alasan. Tak banyak yang membicarakan Paul Tibbets, padahal dialah orang yang jadi eksekutornya. Ya, serdadu Amerika ini boleh dibilang sebagai sosok yang bertanggung jawab atas matinya ratusan ribu orang Hiroshima serta hancurnya kota indah ini.
Paul Tibbets mungkin jadi nama yang asing bagi kita, tapi untuk orang Jepang sosoknya ibarat malaikat maut yang mencabuti nyawa para leluhur. Lebih jauh tentang Tibbets, berikut adalah fakta-fakta dari sang eksekutor Hiroshima.
1. Paul Tibbets, Pilot yang Tak Direstui Sang Ayah
Paul adalah salah satu pilot terbaik Amerika di masa Perang Dunia II. Makanya, kemudian ia dipercaya untuk misi pengeboman Hiroshima. Menjadi penerbang terbaik, siapa sangka jika pada mulanya ia tak direstui di pekerjaan itu. Sang ayah, lebih menyukainya bekerja sebagai dokter.
2. Menjadi Pilot Terbaik dan Mengemban Misi Gila
Pilihan Paul untuk masuk militer ternyata tak salah. Di sana ia bertumbuh menjadi seorang serdadu yang kuat luar biasa. Ia masuk Angkatan Udara dan terlibat dalam berbagai misi penting. Hingga akhirnya ia diberi penghargaan sebagai pilot terbaik Angkatan Udara AS kala itu.
3. Belajar Tentang Misi Gila AS
Sebelum benar-benar mengeksekusi misinya, Paul dikarantina selama beberapa lama. Di sana ia diajari apapun yang berhubungan dengan misinya. Mulai soal betapa mengerikannya benda yang bakal dibawanya, sampai tentang bagaimana manuver menghindari bomnya sendiri.
4. Operasi Dilakukan dan Penghargaan Baru
Sebelumnya AS sudah memperhitungkan kapan waktu yang pas untuk misi ini dilakukan. Lalu dikatakan jika pagi hari adalah momen yang pas karena mempertimbangkan satu dan lain hal. Hingga tibalah waktunya, saat itu pukul 08.15 tanggal 6 Agustus 1945, pesawat B-29 yang dikemudikan Paul dan anak buahnya sudah ada di langit Hiroshima. Tanpa basa-basi, kemudian bom atom seberat 4000 kg itu pun dijatuhkan.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya Hiroshima hancur berantakan. Paul pun hanya bisa terhenyak melihat ini dan kemudian segera bermanuver seperti yang sudah dipelajarinya selama latihan. “Satu cahaya yang terang memenuhi pesawat dan kami memutar pesawat kembali untuk melihat Hiroshima. Kota tersebut tersembunyi di balik awan yang mengerikan itu,” begitu ungkap Paul.
Setelah misi keji selesai, Paul kembali ke pangkalan yang ada di Pulau Tinian. Ia pun disambut sebagai pahlawan dan mendapatkan penghargaan baru berupa medali Distinguished Service Cross.
5. Bom Hiroshima Jadi Karma Untuk Kehidupan Pribadi Paul
Setelah misi berdarah ini Jepang pun takluk se-takluk-takluknya dengan sekutu. Hal ini pun sekaligus mengakhiri Perang Dunia II dengan kemenangan di pihak AS dan teman-temannya. Bagi paul hal ini juga jadi berita bagus walaupun pada akhirnya ia mengalami banyak masalah keluarga.
Kejadian ini sangat bersejarah bagi orang-orang Hiroshima walaupun sangat menyakitkan tentu saja. Meskipun demikian, soal bom ini mereka terus menggelar peringatan-peringatan untuk mengenang kejadian mengerikan itu. AS sendiri menganggap penghancuran Hiroshima adalah yang terbaik. Menurut mereka, jika tidak seperti ini maka makin banyak nyawa yang tak bisa diselamatkan.