Peristiwa lepasnya Timor Timur di tahun 2002 sudah barang pasti akan jadi momen yang selalu diingat. Terlepas dari apa yang terjadi, kejadian ini amat disayangkan mengingat hal tersebut seolah memisahkan dua saudara yang sebelumnya bersatu. Tapi, masyarakat Timor Timur sudah memilih jalan ini, maka Indonesia pun akhirnya memenuhinya.
Sudah lebih dari 10 tahun sejak Timor Leste lepas. Namun, problematika antara Indonesia dan negara ini seolah belum hilang. Yang tengah terjadi sekarang ini adalah soal fenomena pindahnya orang-orang Indonesia di perbatasan menuju Timor Leste. Diketahui mereka terpaksa melakukan ini lantaran beberapa alasan. Dan alasannya sendiri memang sangat masuk akal.
Tidak bermaksud memprovokasi, namun pada kenyataannya hal ini memang benar terjadi. Dan berikut beberapa alasan kenapa banyak orang Indonesia khususnya yang ada di perbatasan, pindah ke Timor Leste.
Ingin Memberikan Pendidikan yang Lebih Baik untuk Anak
Bulan Januari 2011, 69 eks pengungsi Timor Timur yang sudah menetap di kamp pengungsi Timor Barat, NTT, selama lebih dari 12 tahun, akhirnya memilih pulang kampung. Mereka lebih memilih ke Timor Timur yang kini menjadi Timor Leste karena punya alasan sendiri. Salah satunya adalah ingin bisa mendapat akses pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak mereka di masa depan.
Kesejahteraan di lokasi pengungsian memang belum terjamin. Sementara itu, di Timor Leste keadaan sudah lebih kondusif. Sehingga para eks pengungsi tersebut merasa kembali ke Timor Leste lebih menjamin untuk kebaikan mereka juga anak-anak mereka. Demi masa depan anak-anak yang lebih baik, orang tua pasti juga akan mengusahakan yang terbaik, ya.
Sulit Mendapat Lahan Pertanian di Tempat Pengungsian
Setelah Timor Leste merdeka, ada warga yang memilih langsung pindah dan ada yang memutuskan untuk tinggal di NTT dengan status sebagai pengungsi. Namun setelah sekian lama, akhirnya banyak para pengungsi yang memutuskan untuk pindah ke Timor Leste. Salah satu alasannya tak lain adalah susahnya mereka mendapatkan lahan untuk bertani.
Entah, selama ini mereka seolah tak punya kesempatan untuk mendapatkan tanah sendiri sebagai sumber penghidupan. Sampai akhirnya beberapa orang memutuskan untuk menanggalkan status WNI dan pindah ke Timor Leste. Mereka berharap jika dengan pindah hal tersebut akan membuat kehidupan makin baik. Dan yang jelas, mereka mungkin bisa mendapatkan tanah sendiri untuk bertani.
Minimnya Perhatian Pemerintah Indonesia
Sebenarnya pada tahun 2010 lalu, para eks pengungsi ada yang membuat sebuah ancaman. Mereka mengancam akan meminta suaka politik ke Portugal jika pemerintah kita tak menjamin hak-hak hidup mereka sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Para eks pengungsi ini adalah mereka yang mendiami kamp-kamp darurat yang dibangun oleh lembaga internasional pada tahun 1999 lalu. Ancaman itu dibuat bukan tanpa alasan. Keinginan untuk mencari suaka itu muncul karena minimnya perhatian pemerintah Indonesia.
Pada bulan Januari 2017, warga di tiga Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengutarakan niat untuk pindah menjadi warga Negara Timor Leste. Pasalnya karena sampai saat ini mereka merasa belum diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun pusat. Warga ingin pemerintah bisa membantu untuk memperbaiki kondisi infrastruktur, khususnya soal jalan yang rusak yang membuat warga kesulitan untuk memperoleh barang-barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Tapi tampaknya pemerintah masih tutup mata dan belum melakukan tindak nyata untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Kondisi Infrastruktur Timor Leste Lebih Bagus
Tinggal di sebuah wilayah yang berdekatan dengan Timor Leste, pastinya warga setempat akan membandingkan kondisinya dengan yang ada di Timor Leste. Lusianus Tusalak selaku Koordinator Forum Masyarakat Mollo mengungkapkan rasa khawatirnya akan niat masyarakat untuk pindah ke Timor Leste. Mengingat kondisi infrastruktur di Timor Leste tampak lebih bagus.
Kesenjangan pembangunan yang dirasakan secara tidak langsung akan membuat warga berpikir untuk pindah. Alasannya infrastruktur yang lebih bagus seolah menjanjikan kehidupan yang lebih layak. Soal ketimpangan pembangunan ini, belakangan Presiden Jokowi sudah memperbaikinya. Mudah-mudahan saja hal ini bisa menekan rasa keinginan WNI perbatasan untuk pindah.
Kejadian seperti ini sebenarnya adalah sesuatu yang memalukan. Pasalnya, fenomena tersebut seolah jadi bukti jika pemerintah tidak becus mengurus rakyatnya, sehingga mereka seolah tak punya pilihan untuk pergi dan murtad ke negara tetangga. Fenomena ini masih terjadi dan kita berharap saja tak banyak orang yang terus melakukan hal tersebut.