Baru-baru ini publik digemparkan dengan berita tentang dua wanita berkebangsaan Vietnam dan berpaspor Indonesia membunuh saudara tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong Un. Kasus yang terjadi di bandara internasional Kuala Lumpur itu memunculkan banyak spekulasi di kalangan masyarakat internasional. Banyak yang mengira dua wanita diduga pembunuh itu merupakan agen khusus Korea Utara.
Sepertinya perkiraan tersebut tidak sepenuhnya salah karena selama ini negara yang banyak ditakuti tersebut memiliki kisah panjang seputar mata-mata, apalagi agen wanita. Bukan rahasia juga bahwa Korea Utara melatih khusus orang-orang ‘terpilih’ itu sebelum diterjunkan dalam misi khusus. Di bawah ini ada tiga nama yang dikenal sangat fenomenal karena pernah menjadi bagian sejarah mata-mata dan militer Korea Utara.
Kim Hyun-Hee
Pada tahun 1987, Kim Hyun-Hee berhasil ditangkap dengan tuduhan telah meletakkan bom pada pesawat Korean Air Flight 858 jurusan Bangkok-Seoul dan menewaskan sekitar 115 penumpang. Sebagai seorang mata-mata Hyun-Hee sudah memahami bahwa dia harus menelan pil sianida untuk bunuh diri bila tertangkap. Namun ternyata usaha bunuh dirinya gagal dan dia divonis mati.


Won Jeong-Hwa
Para wanita yang dilatih sebagai mata-mata selain diajarkan kemampuan membunuh dengan menggunakan aneka macam senjata dan racun, juga dilatih untuk menjadi pekerja seks. Banyak dari jebolan pelatihan tersebut kemudian diterjunkan kembali ke masyarakat sebagai seorang penerjemah, pemandu wisata, bahkan pekerja seks komersial. Won Jeong-Hwa mungkin salah satu yang ditugaskan demikian.


Setelah bebas dari penjara Won berpendapat bahwa julukan Mata Hari bagi dirinya sangatlah berlebihan karena dirinya hanya satu kali saja menggunakan seks sebagai ‘senjata’. Perempuan itu juga mengaku bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada prajurit tersebut dan sempat melanggar perintah untuk meracuni beberapa tentara Korsel. Won Jeong Hwa juga mengaku bahwa dia hanya informan kelas rendah Korea Utara dan bukan seorang mata-mata terlatih.
Lee Sun-Sil
Berbeda dengan nasib Won Jeong-Hwa, Lee Sun Sil dulunya adalah seorang perwira militer Korea Utara berpangkat letnan. Pada tahun 2007 wanita ini tiba di Korea Selatan karena mengaku telah melarikan driri dari negara asalnya, Korea Utara melalui Mongolia. Sun-Sil bercerita bahwa di Korut kelas sosial tertinggi dipegang oleh militer. Jadi siapa saja yang terjun di dalamnya dipastikan akan mendapat hidup yang layak.


Kehidupan seorang mata-mata memang sangat berat. Menurut pengakuan mantan agen tersebut sejak pertama kali dilatih mereka sudah didoktrin bahwa pemimpin negara adalah Tuhan yang harus didahulukan daripada orang tua sendiri. Meskipun mereka dilatih berbagai macam keahlian, namun misi yang harus dikerjakan sangatlah berat. Menurut kalian apakah seorang Siti Aishah termasuk salah satu agen terlatih rezim Kim Jong Un?