5. Ditangkap Sebagai Seorang Mata-mata
Mendekati usia 40 dengan karir penari yang sudah runtuh, Mata Hari jatuh cinta pada seorang kapten Rusia, Vladimir de Masloff. Ketika mereka menjalin hubungan, Massloff dikirim ke medan perang dan menjadi buta di satu mata. Karena ingin hidup bersama, Mata Hari menerima tugas dari Georges Ladoux untuk menjadi mata-mata Perancis.
Mata Hari kemudian ditangkap di pelabuhan Falmouth, Inggris karena dicurigai sebagai mata-mata. Ketika diinterogasi, ia bersikeras bahwa ia akan menggunakan koneksinya untuk menggoda para petinggi Jerman, mendapatkan rahasia mereka, kemudian menyerahkannya ke Perancis meski akhirnya rencana itu tidak terlaksana. Ia bertemu dengan seorang petinggi Jerman dan mulai memberinya gosip dengan harapan bisa mendapatkan informasi berharga darinya. Namun ia malah mendapat label sebagai mata-mata Jerman.
Sebuah dokumen yang tidak disegel dari tahun 1970 membuktikan bahwa Mata Hari memang benar-benar seorang mata-mata. Pada musim gugur tahun 1915, ia bergabung dengan Jerman dan mendapatkan perintah ketika tinggal di Cologne, Perancis. Dalam tugas tersebut, ia mendapatkan kode nama H-21. Namun menurut para ahli sejarah, kemungkinan ia hanya menerima uang tapi tidak benar-benar melaksanakan tugasnya.
Pada Desember 1916, pihak intelijen Perancis dengan sengaja membuat Mata Hari mengetahui nama 6 agen Belgia. Lima diantaranya dicurigai memberikan informasi palsu dan bekerja untuk Jerman, sementara orang ke-enam dicurigai sebagai agen ganda untuk Jerman dan Perancis. Dua minggu setelah Mata Hari pergi dari Perancis untuk ke Madrid, agen ke-enam ini dieksekusi oleh Jerman sementara lima lainnya tetap bertugas. Hal ini menjadi bukti bahwa enam nama orang ini disampaikan Mata Hari ke Pihak Jerman.
Beberapa ahli berpendapat bahwa Jerman mencurigai Mata Hari sebagai mata-mata Perancis dan sengaja menjebaknya dengan mengirimkan pesan yang mudah dipecahkan dengan mengatakan bahwa Mata Hari adalah mata-mata. Namun beberapa orang lainnya percaya bahwa ia adalah agen ganda.
Dalam kehidupannya yang penuh kebohongan, ia akhirnya mengaku bahwa seorang diplomat Jerman memang pernah memberinya 20 ribu francs untuk mendapatkan informasi dari perjalanannya ke Paris. Tapi ia bersumpah tidak pernah melaksanakan hal tersebut dan tetap setia pada Perancis. Ia hanya menganggap uang tersebut sebagai kompensasi atas pakaiannya yang hilang saat berada di perbatasan Jerman.