Mata-mata tidak hanya identik dengan sosok garang, cool dan pandai melakukan aksi-aksi bela diri atau menembak. Kenyataannya, beberapa mata-mata malah tidak perlu melakukan aksi-aksi seperti itu karena tugas mereka adalah mencari informasi dari pihak lawan untuk kepentingan pihak sendiri. Tidak selamanya pula mata-mata itu adalah seorang pria, karena ada juga beberapa mata-mata wanita yang lebih dikenal entah karena kelihaiannya atau karena kemolekan mereka.
Baca Juga : 5 Pasukan Asing yang Pernah Berhadapan dengan TNI
Nama Mata Hari sudah begitu dikenal hingga sering kali diasosiasikan sebagai mata-mata wanita yang menggoda. Sebagai seorang penari, kegiatannya sebagai seorang mata-mata tidak terbongkar dalam waktu yang begitu lama. Bahkan untuk meyakinkan setiap orang, ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang putri Jawa dari pendeta Hindu.
Margaretha Zelle lahir di Leeuwarden, Belanda pada 7 Agustus 1876. Ayahnya adalah seorang pemilik toko topi serta seorang investor sukses di industri minyak. Hal ini membuat Margaretha mengenyam kehidupan yang nyaman dan cukup mewah termasuk sekolah eksklusif hingga berusia 13 tahun. Namun sejak ayahnya bangkrut, keluarga tersebut hancur dan mulai terpecah belah sehingga Margaretha dan saudara-saudaranya hidup terpisah.
Di usia yang masih muda, Margaretha memutuskan bahwa seksualitas yang ia miliki adalah jalan hidupnya. Karena itulah, pada pertengahan tahun 1890an ketika ia melihat sebuah iklan di koran tentang seorang kapten militer yang mencari istri, ia dengan segera menerimanya. Ia mengirimkan fotonya yang sangat menggoda, rambut hitam berkilau dengan kulit kecoklatan untuk menggoda Rudolf MacLeod, seorang kapten yang bermarkas di Indonesia (saat itu masih bernama Hindia Belanda) yang mencari istri. Setelah melangsungkan pernikahan di Amsterdam pada 11 Juli 1895, Margaretha dan suami kemudian pindah ke Malang, Jawa Timur.
Dari pernikahannya dengan Rudolf MacLeod, ia dikaruniai dua orang anak. Meski begitu pernikahan tersebut ternyata hanya memberikan kekecewaan padanya karena suaminya yang berusia 21 tahun lebih tua ternyata adalah seorang pemabuk dan sering melampiaskan kemarahannya pada sang istri. Rudolf bahkan menyalahkan Margareth atas karirnya yang tidak juga segera dipromosikan. Tidak berhenti sampai di situ saja, Rudolf juga terang-terangan memiliki wanita simpanan.
Untuk menghindari kegetiran yang ia rasakan, ia belajar budaya dan tradisi Indonesia dengan tekun. Ia bahkan bergabung dalam kelompok tari lokal untuk belajar menari. Pada tahun 1897, barulah ia mengumumkan nama artistiknya yaitu Mata Hari. Rupanya, hal inilah yang nantinya menjadi jembatan baginya untuk menjadi seseorang yang terpandang di kalangan atas.
Setelah bercerai dengan Rudolf, Mata Hari pindah ke Paris pada tahun 1903. Awalnya ia masih tampil dalam sirkus dengan nama Lady MacLeod serta berpose sebagai seorang model untuk bisa bertahan hidup. Barulah pada tahun 1905 ia mulai mendapatkan jalan berkat trend semua hal yang berbau “Oriental”.
Penampilan Mata Hari yang eksotis dan “tarian kuil” yang ia tampilkan membuat banyak orang terpesona. Ia berbohong sebagai seorang Putri Jawa yang menganut Hindu, serta berpura-pura telah menjalani seni tarian suci Hindia (Jawa) sejak masa kanak-kanak. Berkali-kali dalam fotonya, ia tampil telanjang atau hampir telanjang yang membuatnya menjadi sosok yang menggoda.
Penampilan eksotis Mata Hari membuat tempat-tempat hiburan di Paris heboh, ia bahkan sampai tampil di berbagai kota yang berbeda. Dalam kegiatannya sebagai seorang penari eksotis, ia membuat striptease (tari telanjang) dianggap menjadi suatu bentuk seni. Seorang reporter di Wina menceritakan Mata Hari sebagai seorang wanita yang “Ramping dan tinggi dengan keanggunan dan kelenturan seekor binatang liar, dan dengan rambut hitam gelap. Wajahnya memberikan kesan asing yang aneh.”
Memasuki tahun 1912, karirnya mulai turun drastis. Kritik terhadapnya mulai bermunculan dan berpendapat bahwa kesuksesan dan pesona Mata Hari hanya karena ekshibisionisme murahan dan kurangnya nilai seni yang ditampilkan. Ia juga disebut sebagai seorang penari yang tidak tahu cara menari sehingga tidak dijinkan untuk tampil oleh institusi budaya. Meski begitu, kesuksesannya sebagai seorang penari telah membuatnya dikenal oleh banyak nama besar sehingga ia tetap sukses, namun kali ini sebagai seorang penghibur yang dikenal karena erotisme dan sensualitasnya.
Ia mendapatkan penghasilan dengan menggoda para pemerintah dan orang-orang militer. Meskipun dengan suasana yang semakin memanas di Eropa sebelum meletusnya Perang Dunia ke II, ia tidak membuat batasan siapa yang harus ia kencani atau tidak dan bahkan mengencani seorang petugas militer Jerman. Karena Belanda tetap mempertahankan status netralnya, Mata Hari yang berkewarganegaraan Belanda bebas memasuki perbatasan-perbatasan di Eropa dan memanfaatkan hal itu dengan berpindah-pindah negara dengan truk-truk yang membawa pakaiannya. Tapi tidak lama, rombongannya menarik perhatian dari pihak intelijen Inggris dan Prancis sehingga gerak-geriknya kemudian diawasi.
Mendekati usia 40 dengan karir penari yang sudah runtuh, Mata Hari jatuh cinta pada seorang kapten Rusia, Vladimir de Masloff. Ketika mereka menjalin hubungan, Massloff dikirim ke medan perang dan menjadi buta di satu mata. Karena ingin hidup bersama, Mata Hari menerima tugas dari Georges Ladoux untuk menjadi mata-mata Perancis.
Mata Hari kemudian ditangkap di pelabuhan Falmouth, Inggris karena dicurigai sebagai mata-mata. Ketika diinterogasi, ia bersikeras bahwa ia akan menggunakan koneksinya untuk menggoda para petinggi Jerman, mendapatkan rahasia mereka, kemudian menyerahkannya ke Perancis meski akhirnya rencana itu tidak terlaksana. Ia bertemu dengan seorang petinggi Jerman dan mulai memberinya gosip dengan harapan bisa mendapatkan informasi berharga darinya. Namun ia malah mendapat label sebagai mata-mata Jerman.
Sebuah dokumen yang tidak disegel dari tahun 1970 membuktikan bahwa Mata Hari memang benar-benar seorang mata-mata. Pada musim gugur tahun 1915, ia bergabung dengan Jerman dan mendapatkan perintah ketika tinggal di Cologne, Perancis. Dalam tugas tersebut, ia mendapatkan kode nama H-21. Namun menurut para ahli sejarah, kemungkinan ia hanya menerima uang tapi tidak benar-benar melaksanakan tugasnya.
Pada Desember 1916, pihak intelijen Perancis dengan sengaja membuat Mata Hari mengetahui nama 6 agen Belgia. Lima diantaranya dicurigai memberikan informasi palsu dan bekerja untuk Jerman, sementara orang ke-enam dicurigai sebagai agen ganda untuk Jerman dan Perancis. Dua minggu setelah Mata Hari pergi dari Perancis untuk ke Madrid, agen ke-enam ini dieksekusi oleh Jerman sementara lima lainnya tetap bertugas. Hal ini menjadi bukti bahwa enam nama orang ini disampaikan Mata Hari ke Pihak Jerman.
Beberapa ahli berpendapat bahwa Jerman mencurigai Mata Hari sebagai mata-mata Perancis dan sengaja menjebaknya dengan mengirimkan pesan yang mudah dipecahkan dengan mengatakan bahwa Mata Hari adalah mata-mata. Namun beberapa orang lainnya percaya bahwa ia adalah agen ganda.
Dalam kehidupannya yang penuh kebohongan, ia akhirnya mengaku bahwa seorang diplomat Jerman memang pernah memberinya 20 ribu francs untuk mendapatkan informasi dari perjalanannya ke Paris. Tapi ia bersumpah tidak pernah melaksanakan hal tersebut dan tetap setia pada Perancis. Ia hanya menganggap uang tersebut sebagai kompensasi atas pakaiannya yang hilang saat berada di perbatasan Jerman.
Mata Hari baru mulai diadili ketika pasukan sekutu gagal memukul mundur Jerman. Adanya keterlibatan mata-mata -entah itu nyata atau tidak- menjadi kambing hitam yang sempurna untuk menjelaskan kekalahan militer. Penangkapan Mata Hari adalah salah satunya. Captain Georges Ladoux memastikan bahwa segala bukti yang melawannya disusun se-memberatkan mungkin. Sehingga ketika Mata Hari mengaku ia menerima uang dari seorang petinggi Jerman sebagai bayaran kegiatan seksual yang dilakukan, hal ini justru semakin memberatkannya karena uang tersebut dianggap bayaran sebagai mata-mata.
Tidak hanya itu saja, uang bulanan yang ia terima dari baron Belanda yang jatuh cinta padanya juga dianggap sebagai bayaran dari mata-mata Jerman. Sementara baron tersebut tidak pernah dipanggil untuk bersaksi untuk meringankan hukumannya. Mata Hari yang terbiasa memanfaatkan pria, memang dipandang sebagai tipe wanita yang terlahir untuk menjadi seorang mata-mata. Mata Hari kemudian dijatuhi hukuman mati atas tuduhan menjadi mata-mata dan agen ganda.
Dalam eksekusinya, Mata Hari tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun. Ia bahkan menolak penutup mata dan memandang langsung pasukan yang akan menembak dirinya. Sejak turun dari kendaraan, berdiri di hadapan juru tembak, dan bahkan beberapa saat setelah ditembak, ekspresi wajahnya tetap tidak berubah sama sekali dan tetap menunjukkan ketenangan.
Sebuah akhir yang tragis untuk seorang penari yang juga berperan ganda sebagai seorang mata-mata. Meski begitu misteri tetap mengelilingi kisahnya. Mulai dari kecantikan dan cerita romansanya dengan petinggi-petinggi Eropa, hingga gerak-geriknya sebagai seorang mata-mata.
Baca Juga : 7 Pasukan Tentara yang Mengirim Anak-Anak ke Medan Perang!
Namun dibalik itu semua, kita tahu bahwa kecantikan ternyata juga bisa membahayakan. Apalagi jika digunakan sebagai alat untuk meraih keuntungan pribadi. Kenyataannya, justru kemolekan Mata Hari yang membuatnya berjaya sekaligus yang akhirnya menewaskannya.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…