Sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, tentu saja Indonesia memiliki banyak sekali bangunan masjid yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Bentuk, desain sampai cerita dari setiap masjid yang didirikan juga bermacam-macam. Ada yang memiliki keindahan yang banyak mengundang kagum tidak hanya orang lokal saja, melainkan juga sampai terdengar ke luar negeri. Bahkan, ada cerita-cerita ghaib yang menyelimutinya.
Tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang mengait-kaitkan cerita ghaib masjid yang bersangkutan dengan kisah mistis atau bahkan mengkeramatkannya. Berikut ini adalah beberapa masjid di Indonesia yang memiliki sisi magis dan dikeramatkan oleh penduduk sekitar atau orang Indonesia pada umumnya.
1. Masjid Raya Baitusy Syakur, Kota Batam
Di Kepulauan Riau, tepatnya di Kota Batam, ada sebuah masjid yang kabarnya dibangun sekitar tahun 1980-an silam. Masjid yang terletak di wilayah area Tanjung Uma tersebut memiliki sebuah cerita yang sampai sekarang belum terpecahkan, yaitu terdapatnya 7 makam kuno yang tidak diketahui identitas dari pembuatnya sampai dengan siapa yang dikuburkan di makam tersebut.
Selain tidak berstatus, ke-7 makam tersebut juga memiliki cerita mistis yang beredar dari mulut ke mulut, yaitu tidak dapat dipindahkan. Menurut penuturan masyarakat sekitar atau juga dari Ketua Pengurus Masjid Raya Baitusy Syakur, pernah ada rencana pemindahan makam dengan menggunakan alat berat, uniknya ketika sudah mendekati makam, peralatan untuk memindahkannya itu selalu mati dan tidak dapat digunakan.
Diperkirakan bahwa orang-orang yang dikuburkan di 7 makam tersebut adalah pendiri dari Kampung Tua Tanjung Uma yang salah satunya adalah berasal dari Suku Bugis, Melayu, bernama Syekh Abdulah Syukur atau ada yang menyebutnya dengan nama Syekh Abu Bakar. Setiap bulan Ramadan dan 1 Muharram, tidak hanya masyarakat sekitar atau orang Indonesia saja yang datang berziarah, melainkan ada juga yang berasal dari Singapura dan Malaysia.
2. Masjid Tiban (Masjid Jin), Kabupaten Malang
Selain dikenal dengan nama Masjid Tiban, masjid yang terletak di daerah Turen, Kabupaten Malang ini juga dinamakan sebagai Masjid Jin. Tentunya akan banyak orang, khususnya yang tidak berasal atau bertempat tinggal di daerah Turen akan penasaran dan bertanya-tanya kenapa disebut dengan nama Masjid Jin. Menurut keterangan banyak warga sekitar, awalnya di lokasi berdirinya Masjid Tiban tidak ada bangunan besar ataupun yang menyerupai masjid. Suatu ketika, hanya dalam satu malam saja, tiba-tiba bangunan masjid yang megah dan indah berdiri kokoh di tempat tersebut, menurut cerita yang beredar.
Dikarenakan hal inilah, banyak orang yang heran dan menganggap bahwa masjid tersebut dibangun oleh jin. Selain besar dan megah, keindahan pada arsitektur dan interiornya juga tidak kalah mempesona dibandingkan dengan masjid-masjid lain di Indonesia. Selain sebagai masjid, kini Masjid Tiban juga digunakan sebagai pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah). Dikarenakan terlalu panjang, maka nama tersebut disingkat dengan nama Fadilah Rohmat.
Namun, sedikit demi sedikit keberadaan Masjid Tiban ini adalah hasil hibah dari seorang warga lokal yang tidak ingin namanya dipublikasikan dan menanggung semua biaya pembuatan masjidnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan beberapa dokumentasi pembangunan Masjid Tiban.
3. Masjid Agung Wolio, Kota Bau-bau
Jika Anda berasal dari Sulawesi Tenggara, tepatnya Kota Bau-bau, tentunya pernah mendengar cerita tentang sebuah masjid yang memiliki pintu akses langsung menuju Makkah, bukan? Masjid yang dimaksud adalah Masjid Agung Wolio atau Masjid Agung Keraton Buton yang sudah cukup berumur dengan arsitektur menawan dan tak kalah indah jika dibandingkan dengan Masjid Istiqlal di Jakarta ataupun Masjid Dia AL-Mahdi yang memiliki kubah emas tersebut.
Konon, menurut cerita rakyat yang sudah dipercayai selama turun temurun, masjid yang didirikan pada masa Kesultanan Buton ke-37 (1930-an) tersebut dipercaya memiliki akses langsung menuju Makkah. Pintu tersebut terletak tepat di belakang mihrab berupa sebuah pusena atau lubang yang menuju langsung ke pusat bumi. Bahkan tidak sedikit yang mengaku pernah mendengarkan suara adzan dari dalam lubang tersebut dan dipercaya adalah adzan dari Makkah.
Tidak hanya itu saja, jika Anda merasa kangen dengan orang-orang terdekat yang sudah meninggal, maka dengan hanya melihat ke dalam pusena tersebut saja, Anda dapat melihat mereka-mereka yang Anda sayangi tersebut.
4. Masjid Nurul Yaqin, Kota Tangerang
Jika melihat dari luarnya, maka arsitektur bangunan dari Masjid Nurul Yaqin atau lebih dikenal dengan nama Masjid Seribu Pintu ini nampak biasa saja. Akan tetapi, ketika harus melangkahkan kaki ke dalamnya, maka kesan sedikit menyeramkan akan menyelimuti Anda seketika. Dikatakan sebagai masjid yang memiliki pintu berjumlah seribu, karena memang ada banyak pintu yang menjadi pembatas ruangan dan tidak memiliki penerangan yang layak. Oleh karenanya, kesan gloomy, kelam, gelap dan menyeramkan menyeruak seketika ketika berjalan menelusuri setiap pintu yang ada di masjid ini.
Secara sekilas, arsitektur dari masjid yang termasuk dalam 1 masjid terunik di Indonesia ini terlihat bukan seperti bangunan religi, justru lebih seperti sebuah benteng yang beberapa bagian di dalamnya memiliki langit-langit rendah dan lantai dari tanah lembab.
Hawa mistis tidak hanya disebabkan karena gelapnya setiap lorong yang di samping-sampingnya berjajar banyak pintu itu saja, ada sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat makam dan satu tasbih berukuran raksasa. Sayangnya, banyak orang yang justru tidak ingin memberitahukan informasi terkait masjid yang terletak di Kampung Bayur, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tanggerang tersebut ke orang luar daerah.
5. Masjid Jami’ Baitur Rohmah Al Bonang, Kabupaten Bangkalan
Selain ke-9 sunan yang terkenal di Tanah Air, ada sunan-sunan lain yang tidak sedikit di antaranya kurang begitu terkenal namanya. Salah satunya adalah Sunan Maneron. Dia adalah salah seorang murid dari Sunan Bonang yang juga dijuluki Imam Tendo. Semasa penyebaran Islam di Tanah Air, Imam Tendo datang ke Kabupaten Bangkalan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk memeluk agama Islam atau menjadi muslim. Dia memperkenalkan semua rukun Islam beserta semua hukum atau peraturan yang termuat, sekaligus mendirikan sebuah masjid yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah.
Setelah meninggal dunia, warga sekitar menjuluki Imam Tendo dengan nama Sunan Maneron, karena dia lebih terfokus pada penyebaran di Desa Maneron, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura. Dikarenakan jasanya, maka warga sekitar tetap menjaga peninggalan Sunan Maneror, yaitu masjid tersebut. Jika Anda berkunjung ke masjid ini, maka akan menemukan sebuah gentong berukuran besar yang ditanam di lantai masjid. Di dalam gentong yang terletak pada bagian terasan masjid sebelah utara tersebut terdapat air yang selalu diminum peziarah karena dipercaya dapat menyegarkan tubuh dan menjaga keselamatan diri.
Tidak hanya itu saja, air dalam gentong tersebut juga sering digunakan warga untuk mencari kebenaran antara 2 pihak yang berselisih dengan cara meminumnya. Barang siapa yang berlaku tidak benar dan setelah meminum air dari gentong yang dinamakan Gentong Agung Peninggalan Sinohon Muniron tersebut akan mengalami hal yang tidak mengenakkan.
Ada pula sebuah pohon kemuning yang sudah mongering setinggi 2,5 meter di samping gentong yang dikeramatkan karena tidak ada seorang pun yang berani menebangnya karena takut kejadian buruk dapat menimpa diri mereka.
6. Masjid Guci Rumpong, Kabupaten Pidie
Di Kecamatan Peukan Bari, Kabupaten Pidie, Banda Aceh, terdapat sebuah masjid kuno yang dibangun sekitar abad ke-17 oleh Syekh Abdussalam atau Tengku Cik Di Pashi. Seklias, tidak ada keistimewaan dari masjid yang dinamakan Masjid Guci Rempong tersebut selain arsitekturnya yang terlihat kuno namun masih terawat tersebut. Akan tetapi jika melongok ke bagian dalam, ada 2 buah guci besar berwarna hitam yang hingga kini dikeramatkan warga.
Menurut cerita yang sudah dituturkan secara turun temurun, pada zaman dahulu, kedua guci tersebut pernah berkelahi dan membuat salah satunya menjadi rompal atau rumpong atau ompong. Dikarenakan hal itulah nama masjid tersebut menggunakan istilah Guci Rumpong.
Di dalam guci tersebut terdapat air yang dapat langsung diminum dan dipercaya oleh masyarakat sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Selain itu, ada sebilah bambu kuno yang diyakini sudah berumur 4,5 abad tertancap dan berdiri tegak menatap atap. Menurut cerita, bambu tersebut dulunya digunakan untuk memperbaiki atap serta membantu muadzin untuk naik ke atas bagian masjid ketika ingin mengumandangkan adzan karena zaman dahulu belum ada alat bantu pengeras suara.
Memang selain dunia nyata, ada pula dunia ghaib yang juga hidup berdampingan. Akan tetapi, bukan berarti manusia harus mengkeramatkan sesuatu atau sebuah tempat apalagi meminta bantuannya, karena pada dasarnya, semua bantuan berasal dan hanya dapat dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa saja.