in

Semua Masalah Selesai Hanya karena Minta Maaf, Lantas untuk Apa Libatkan Polisi?

Kalau Sahabat Boombastis memperhatikan kejadian yang viral di media sosial akhir-akhir ini, sepertinya semua peristiwanya berakhir sama. Ya apalagi kalau bukan minta maaf. Penulis beri contoh saja dua kejadian yaitu Adi Saputra si perusak motor dan juga seorang murid yang berani mencekik kerah baju gurunya karena tak terima ditegur lantaran dirinya merokok di kelas.

Untuk Adi Saputra ini mungkin Sahabat Boombastis sudah tahu. Ya, lelaki ini marah-marah kepada polisi karena tak terima ditilang. Tapi yang menarik perhatian adalah dirinya mencabut komponen motor satu persatu hingga tertinggal kerangkanya saja. Dari kelakuannya inilah membuat para netizen menghujatnya karena tingkah lakunya sangat berlebihan.

https://www.instagram.com/p/BtkLq12BWdn/

Tapi setelah itu, ia diamankan oleh polisi karena dirinya dianggap melanggar banyak aturan lalu lintas. Namun ternyata, setelah diselidiki lebih lanjut, pria berusia 21 tahun ini ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, Adi merupakan pelaku penadah motor curian. Dan pada akhirnya, lelaki yang menyiksa motor scoopy-nya ini meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan juga pihak kepolisian.

Sedangkan untuk kasus siswa tadi hanya berawal dari masalah sepele. Pada mulanya ia merokok di dalam kelas, lalu guru yang bernama Kalim tersebut menegurnya agar benda tersebut dibuang. Murid yang berinisial AA ini awalnya bercanda dengan mencekik kerah baju dari gurunya. Namun teman-temannya di kelas memanasinya sehingga dirinya terbakar emosi. Jadilah ia merengkuh kerah baju gurunya dan sempat memegang kepala pengajarnya tersebut.

https://www.instagram.com/p/BtnX2McgMqN/

Peristiwa yang terjadi di Kecamatan Wringinanom, Gresik ini akhirnya dibawa ke polsek setempat. Pihak kepolisian pun menanyakan secara detail kepada anak usia 14 tahun ini mengenai perbuatan kurang ajarnya kepada sang guru. Tapi tak selang berapa lama, kasus inipun selesai dengan cara AA meminta maaf kepada guru yang masih berstatus honorer tersebut.

Dua kejadian di atas adalah contoh dari banyak fenomena yang berakhir dengan minta maaf. Ya memang sih semua kasus pasti berakhir dengan cara kekeluargaan seperti itu. Tapi kalau sudah seperti ini, mengapa harus ada keterlibatan dari pihak kepolisian? Bukannya minta maaf adalah cara yang mudah untuk dilakukan semua orang?

https://www.instagram.com/p/BtqjURxgU7r/

Ya, memang mudah, tapi tidak semua orang bisa melakukannya seperti membalikkan telapak tangan. Ini semua karena emosi yang merasuki pikiran. Lalu hal lainnya adalah gengsi yang merasa bahwa dirinya benar sehingga tidak berhak untuk minta maaf. Jadi, masalah akan lebih runyam untuk diselesaikan.

Nah, jalan satu-satunya adalah melaporkan masalah ini ke pihak berwajib. Di mana si korban dan pelaku harus menjawab beragam pertanyaan berbelit sampai mengetahui siapa yang benar atau salah. Dari sini, pada akhirnya si tersangka pun baru mengakui segala kesalahannya karena sudah kepalang takut menghadapi polisi. Barulah mereka memilih jalan minta maaf kepada korban dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

https://www.instagram.com/p/BtsXIxJHeOJ/

Coba deh kalau banyak orang yang cepat sadar akan kesalahannya, mungkin kejadian di atas tidak sampai tersebar ke mana-mana. Bahkan, kepolisian pun tidak perlu repot untuk menemukan siapa yang benar dan juga salah. Intinya, minta maaf akan menyelesaikan suatu perkara tanpa menambah masalah.

BACA JUGA : Main Kuda-kudaan Saat Guru Mengajar, Murid Seperti Ini Dihukum atau Cukup Minta Maaf?

Pada dasarnya, orang-orang susah untuk meminta maaf itu karena ada dua alasan yaitu emosi dan juga gengsi. Nah, dua hal inilah yang perlu dihilangkan dalam diri setiap orang. Jika dua poin ini sudah hilang, dijamin deh bakal tentram negara ini. Enggak akan ada lagi masalah viral yang sampai dihujat warga se-Indonesia raya.

Written by Firdha

Firdha Rahma, dilahirkan di Kota Malang tanggal 5 Agustus 1994. Ia tergabung di Boombastis.com sejak bulan Desember 2017. Perempuan bermata sipit ini suka sekali warna merah dan hewan yang bernama kucing. Dia mempunyai hobi menonton film segala genre, menulis dan baca-baca artikel tentang teknologi ponsel yang terbaru.
Punya hobi menulis sejak SMK, tapi belum begitu aktif di dunia blog. Nah, karena kuliah ada sedikit waktu senggang jadi kegiatan menulis bisa diterapkan kembali ke dalam blog. Blognya berisi tentang travelling, kuliner dan review film.

Leave a Reply

Remeh dan Sering Dilakukan, Awas 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Kematian Mendadak

5 Fakta Ir Soeratin, Ketua PSSI yang ‘Ramalannya’ Menjadi Kenyataan di Sepak Bola Indonesia