in

Harusnya jadi Rahasia Pribadi, Cerita-cerita ‘Urusan Ranjang’ Ini Malah Berakhir di Kepolisian

Ada sebuah ungkapan pernikahan yang mengatakan jika apa yang terjadi di kamar, biarlah tetap di sana. Artinya tidak perlu jadi pembicaraan keluar apalagi jadi konsumsi publik. Tapi ungkapan hanyalah sebuah kata-kata, pada kenyataannya tidak lah selalu demikian.

Ada banyak cerita soal istri atau suami yang menceritakan masalah ranjangnya ke publik. Bahkan lebih parahnya lagi, ada yang sampai berbuah laporan ke kepolisian. Misal seperti yang dilakukan oleh seorang pria asal Probolinggo beberapa waktu lalu di mana ia melaporkan sang istri. Lantarannya adalah sang pasangan mengumbar rahasia soal keperkasaannya yang dikatakan berukuran di bawah rata-rata.

Tak hanya itu, masih ada beberapa cerita lain soal urusan ranjang yang berakhir jadi laporan kepolisian. Simak ulasan menariknya berikut.

Suami laporkan istri karena membicarakan ‘peralatan perang’-nya

Seorang pria asal Probolinggo diketahui telah melaporkan istrinya sendiri ke kepolisian atas kasus pencemaran nama baik. Alasannya sendiri adalah karena sang istri berujar ke orang luar jika ‘peralatan tempur’ sang pasangan kecil, bahkan dikatakan juga kalau sang suami tidak tahan lama.

Ilustrasi ‘alat’ kecil [sumber gambar]
Pernikahan si pria dan istrinya diketahui tidak lama, yakni kurang dari satu tahun. Namun masalah ini nampaknya akan jadi pamungkas karena diketahui sang suami juga sedang mengajukan proses perceraian. Diketahui sang pria merupakan kepala pasar di sebuah kabupaten di Probolinggo, dan desas-desus soal urusan pribadi itu disebut menyebar di sana. Bisa dibayangkan tekanan batin yang dialami si pria ya.

Gara-gara ‘senjata’ yang terlalu besar, mertua laporkan menantu

Berkebalikan cerita dengan sebelumnya, kali ini ada mertua yang melaporkan menantunya ke polisi gara-gara ‘alat perangnya’ yang disebut-sebut berukuran lebih besar dari pria pada umumnya. Bukan apa-apa, hal tersebut diduga sebagai penyebab sang anak atau istri si menantu meninggal dunia. Wah gawat juga ya.

Proses damai mertua dan menantu [sumber gambar]
Jadi, diketahui jika sang anak atau si istri menantu ini meninggal dunia ketika usia pernikahannya baru lima hari saja. Dugaan awal dari sang mertua gara-gara organ sang menantu kelewat besar. Namun setelah diselidiki, ternyata sang putri meninggal karena penyakit epilepsinya.

Laporan sang mertua sendiri sebenarnya sudah masuk. Namun karena akhirnya diketahui penyebab kematian sang putri bukan karena suaminya, akhirnya dicabut. Selain lantaran penyakit, sebelumnya sang menantu diminta untuk menunjukkan ‘alatnya’ kepada petugas dan memang tidak seperti dugaan. Kasus ini pun berakhir dengan damai dan saling memaafkan.

Istri ketagihan sembilan kali sehari, suami murka

Urusan ranjang mungkin rata-rata tidak sampai 30 menit, tapi ini kadang bisa jadi alasan seseorang untuk berpisah. Seperti yang dialami oleh seorang pria asal Tulungagung ini. Sebenarnya tak ada yang salah dengan ‘pertempuran’ yang dialaminya, hanya saja pria ini merasa istrinya sangat berlebihan.

Ilustrasi berhubungan badan [sumber gambar]
Bagaimana tidak, si istri diketahui dalam sehari meminta sampai sembilan kali ‘bermain’. Mungkin karena tak mampu, jengah, atau ada alasan lain, sang pria pun langsung ingin bercerai. Kasus ini pun akhirnya bergulir ke pengadilan. Kasusnya sendiri dikatakan karena pertengkarannya, bukan masalah ranjangnya. Hingga akhirnya pengadilan memutuskan untuk mengabulkan keinginan sang pria. Pernikahannya sendiri kurang dari setahun usianya.

Istri kapak kepala suaminya gara-gara dimintai jatah terus

Terlepas dari perdebatan topik soal ajakan suami untuk ‘bertempur’ tidak boleh ditolak, apa yang dilakukan wanita satu ini mungkin cukup masuk akal. Jadi, diceritakan ada seorang wanita yang membacok kepala suaminya gara-gara sang pasangan selalu menuntut untuk melayaninya. Hal yang greget lagi adalah sang istri membacok suaminya pakai kapak.

Pelaku dan kapak yang diduga jadi senjata [sumber gambar]
Setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian, alasan kenapa sang istri melakukan hal brutal ini tak lain karena ia baru selesai melahirkan dua bulan sebelumnya. Merasa capek mengurus anak di samping kondisinya yang belum pulih, akhirnya desakan sang suami untuk berhubungan berakhir kapak di kepala. Sebenarnya sang istri sendiri beberapa kali menyanggupi, namun sang suami diketahui terlalu intens meminta sehingga si wanita pun stres dan berwujud kejadian nahas tersebut.

Fakta lain dari kisah ini adalah adanya dugaan jika sang istri memiliki riwayat keturunan penyakit gangguan jiwa atau depresi.

BACA JUGA: Menguatkan Cinta Suami-Istri dengan Saling Menjaga Privasi

Dari deretan cerita di atas begitu pelajaran yang bisa kita ambil. Misal soal rahasia ranjang yang sebaiknya jangan diobrolkan dengan orang lain. Atau tentang toleransi antar pasangan, di mana suami dan istri harus benar-benar memahami kondisi keduanya jika ingin melakukan hubungan. Semua ini penting untuk keutuhan rumah tangga.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

Dari Tukang Bakso hingga Komodo, Kumpulan Satir Greget Bintang Emon Pada Isu Negara

Peduli Sesama Meski Pas-pasan, Kakek Penjual Balon Ini Rajin Beri Makan Anak-anak Jalanan