in

5 Tokoh Pemberontak Indonesia yang Kini Hidup Sukses Setelah Kembali ke Pangkuan NKRI

Masa lalu yang kelam, terkadang menjadi sebuah tembok penghalang bagi seseorang untuk berubah ke arah yang lebih baik. Namun, hal tersebut berhasil dipatahkan oleh mereka yang kini telah sukses menjalani kehidupan barunya. Padahal, para tokoh ini dulunya bahkan sempat dicap sebagai teroris, pemberontak, dan gembong dari gerakan separatis oleh negara.

Sekarang, kehidupan mereka telah berubah secara drastis. Dari dulunya menjadi public enemy bagi negara, kini malah memberikan sumbangsih yang sangat bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Sepak terjangnya bahkan menjadi hal yang sangat inspiratif bagi banyak orang. Siapa sajakah mereka?

Eks Komandan perang GAM yang kini menjadi pengusaha

Masa lalu Teungku Batee sebagai Eks Komandan Perang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), tak menyurutkan niatnya untuk berubah menjadi sosok yang lebih baik. Dilansir dari news.detik.com, ia akhirnya memutuskan untuk menekuni profesi sebagai wirausaha setelah kembali ke pangkuan NKRI. Bisnisnya bergerak di berbagai bidang seperti mengelola tempat wisata, peternakan sapi hingga budidaya buah naga.

Mantan komandan GAM Teungku Batee sukses menjadi seorang pengusaha [sumber gambar]
Hingga saat ini, usahanya telah berkembang sangat pesat. Meski sempat mengalami kerugian, ia tak pernah menyerah untuk terus berusaha. Sumber dari news.detik.com menyebutkan, ia juga telah membina banyak mantan anggota kombatan GAM dengan berbagai keahlian agar bisa menjadi masyarakat yang berguna. Teungku Batee juga sukses menggandeng mantan Kapolda Aceh Irjen Pol Iskandar Hasan untuk membudidayakan tanaman buah naga di tanah Rencong tersebut.

Mantan perakit bom bertaubat dan dirikan yayasan perdamaian

Dikenal sebagai jawaranya perakit bom, Ali Fauzi yang sempat menjadi pentolan teroris di wilayah Asia Tenggara akhirnya bertaubat dan kembali ke pelukan NKRI. Sumber dari news.detik.com menyebutkan, dirinya kini memutuskan untuk mendirikan Yayasan yang bernama Lingkar Perdamaian.

Pada organisasi tersebut, ia fokus mendidik anak-anak, janda, serta para istri yang suaminya masih dipenjara karena kasus terorisme. Bahkan, Yayasan ini menjadi sebagai satu-satunya wadah yang bergerak di bidang Control Flow Integrity (CFI). Di mana hal tersebut juga berupaya untuk menjauhkan mereka dari sifat-sifat destruktif, termasuk pengeboman.

Teroris insyaf yang akhirnya menjadi penasihat BNPT

Nama Abdurahman Ayub sempat dicari oleh pemerintah Indonesia lantaran aktivitas terorisme yang dilakukannya. Dilansir dari sumsel.tribunnews,com, Mantan Penasihat Gubernur IV Jemaah Islamiyah (JI) dari Australia itu, kini bergabung dengan Lembaga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) sebagai pakar terorisme.

Ia kerap menjadi narasumber dalam setiap kegiatan pencegahan terorisme yang dilakukan oleh BNPT. Jika dulu menyerukan tindakan radikalisme, kini Abdurahman telah merubah jalan dengan menyadarkan mereka yang terlibat aksi terorisme.

Kombatan radikal yang kini memutar nasib dengan membuka kafe

Dengan niat merubah jalan hidupnya, mantan teroris jebolan kamp Hudaibiyah, Filipina Selatan yang bernama Yusuf Adirima ini, memilih untuk berdagang kuliner. Dilansir dari kumparan.com, pria yang dulu mahir menembakkan senjata seperti AK-47 dan M16 itu, akhirnya bertaubat setelah tertangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Sekeluarnya dari penjara, ia mendirikan bisnis kuliner dalam bentuk kafe yang dibantu rekan-rekannya dan Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP). Meski pemiliknya adalah seorang mantan teroris, usahanya tersebut berjalan lancar dan menjadi salah satu tempat favorit di Solo.

Penyesalan militan perampok bank yang kini berbuah manis

Masa lalu Khairul Ghazali memang kental dengan dunia terorisme. Ia bahkan sempat terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga di Kota Medan yang menewaskan salah seorang anggota Brimob. Dikutip dari kompas.com, ia akhirnya sadar dan memilih insyaf setelah tertangkap oleh Densus 88 dan mendekam di penjara selama empat bulan.

Sebagai bentuk pertaubatannya, Khairul pun mendirikan Pesantren Al Hidayah di Deli Serdang, Sumatera Utara. Meski berjalan seperti tempat pendidikan lainnya, Pesantren itu memiliki mata pelajaran deradikalisasi. Di mana siswa akan diajarkan pemahaman sifat kritis terhadap ajaran-ajaran radikal, pluralisme, indoktrinasi agama yang mengajarkan kedamaian dan menghindari ajaran agama yang bersifat dogmatis.

Baca Juga : Ali Fauzi, Mantan Teroris yang Sanggup Buat Bom dengan Bahan Sederhana

Tak ada kata terlambat untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Hal ini pun telah dibuktikan oleh kelima tokoh inspiratif di atas. Mereka yang dulunya menjalani masa kelam sebagai teroris, gembong separatis dan militan berkedok agama, kini mampu merubah nasibnya menjadi lebih baik. Sama seperti kita, tak ada kata terlambat untuk berubah. Segera move on dari masa lalu yang buruk, lalu buka lembaran baru dan isi dengan hal positif.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Nama Band Superman Is Dead Disebut Plagiat Komik DC, Jerinx Beri Jawaban Menohok

Menyimpan Hal Unik, Inilah 5 Fakta Sepak Bola Timor Leste yang Jarang Terdengar