in

Sangarnya Mandalika SAG Team, Tim Moto2 yang Bercitarasa Indonesia

Pagelaran MotoGP musim 2021, mungkin akan menjadi musim yang paling dinanti oleh fansnya di Indonesia. Selain menunggu kepastian apakah sirkuit Mandalika yang berlokasi di Lombok akan masuk ke dalam kalender balapan musim 2021, MotoGP 2021 juga akan dihiasi oleh penampilan 2 tim bernuansa Indonesia.

Indonesian Racing Gresini  yang akan berlaga di kelas moto3 dan Mandalika SAG  Team yang akan berlaga di kelas moto2. Untuk kali ini, mari kita sedikit membahas tentang Mandalika SAG Team yang peluncuran motornya baru dilakukan tanggal 24 Februari yang lalu.

Tentang Mandalika SAG Team

SAG yang merupakan singkatan dari Stop And Go adalah tim balap yang bermarkas di Spanyol. Tim yang bernama lengkap SAG Racing Team S.L ini telah malang melintang di dunia balap kelas medium dan basic (250cc dan 125cc) sejak berdirinya di tahun 2005. SAG juga menjadi tim Eropa yang banyak bekerja sama dengan tim dari Asia Tenggara utamanya Thailand. Bahkan sejak 2019 lalu, SAG turun di kelas moto2 menggandeng perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, ONEXOX, yang lalu berubah nama menjadi ONEXOX TKKR SAG Team.

ONEXOX SAG Team [Sumber Gambar]
Namun pada akhir 2020 lalu, tanpa ada kejelasan, tiba-tiba ONEXOX “bercerai” dengan SAG Racing. Hal inipun menjadi angin segar bagi Mandalika Racing Team Indonesia (MRTI) yang hasratnya untuk bergabung di moto2 harus terkendala ijin dari Dorna selaku penyelenggara MotoGP. Tidak lama kemudian, MRTI mengumumkan kerjasamanya dengan SAG Racing dan turun di kelas Moto2 dengan nama lengkap Pertamina Mandalika SAG Racing Team.

Livery indah yang Indonesia banget

Launching resmi dari motor Pertamina Mandalika SAG Racing sendiri seharusnya berlangsung tanggal 23 Februari namun ditunda sehari menjadi tanggal 24 Februari sebagai bentuk belasungkawa atas meninggalnya salah satu legenda balap,  Fausto Gresini. Begitu diperkenalkan, motor dari Pertamina Mandalika SAG Team ini langsung mendapat banyak reaksi positif, utamanya dari masyarakat Indonesia. Livery motornya pun dianggap salah satu yang paling “cantik” di antara tim-tim moto2 lainnya.

Motor Pertamina Mandalika SAG Team [Sumber gambar]
Didominasi warna putih dan merah, serta adanya motif batik berwana biru semakin menegaskan kalo motor ini “Indonesia Banget” . Belum lagi logo sponsor perusahaan Indonesia yang terpampang di sekujur bodi motor tersebut. Karena memang tidak main-main, pihak MRTI telah menggandeng beberapa BUMN besar untuk bekerja sama. Di antaranya selain Pertamina ada Garuda Indonesia, Bank Syariah Indonesia dan tentunya kementrian pariwisata yang juga menyematkan “Wonderful Indonesia” untuk mempromosikan wisata Indonesia.

Performa motor dan jajaran pembalap yang berkualitas

Berbeda dengan tim “Indonesia” yang sebelumnya pernah hadir di pentas moto3 dan moto2, di mana kesannya sangat dipaksakan dengan kualitas motor ala kadarnya, Pertamina Mandalika SAG Racing hadir dengan kualitas motor mumpuni. Berbekal kenyang pengalaman di dunia balap motor selama lebih dari 1 dekade, motor dengan sasis KALEX ini mampu membawa SAG Team finish di urutan 6 klasemen moto2 musim 2020 lalu.

Thomas Luthi Bersama dengan Bo Bensnyder [Sumber Gambar]
Mesin buatan Triumph berkapasitas 765cc mampu membawa motor sampai kecepatan maksimal 300km/jam. Salah satu yang menarik dari kelas moto2 adalah, setiap tim mempunyai spesifikasi mesin yang sama, sehingga yang mampu membuat tim berjaya adalah desain motor, pembalap serta jajaran mekaniknya. Pembalap yang memperkuat tim Pertamina Mandalika SAG Racing pun bukanlah pembalap yang bisa dipandang sebelah mata.

Ada Thomas Luthi atau biasa dipanggil Tom Luthi. Dia adalah pembalap paling senior di kelas moto2. Mantan juara dunia kelas 125cc ini bahkan salah satu rival berat dari Dani Pedrosa. Meskipun karirnya tak bersinar di kelas MotoGP, Tom Luthi sangat kenyang akan pengalaman di kelas moto2. Total 12 kemenangan dan 50 kali podium telah dia rasakan di kelas tersebut, mengantarkan dirinya menjadi 2 kali runner up dan 1 kali peringkat ketiga di klasemen akhir.

Untuk partner dari Tom Luthi, ada Bo Bensnyder. Pembalap yang berasal dari Belanda ini, meskipun belum pernah mencicipi kemenangan atau podium sejak 4 musim keikutsertaannya di ajang balap GP, adalah mantan juara dunia Red Bull MotoGP Rookie Cup.

https://www.instagram.com/p/CJLfbqai_kd/

Uniknya, Bo adalah pembalap Belanda namun berdarah Indonesia. Diharapkan hal tersebut dapat menjadi motivasi tersendiri untuk dapat berprestasi dengan tim “nenek moyang”nya. Dengan usia yang masih relatif muda, yaitu 21 tahun, diharapkan pula Bo dapat belajar dari Tom Luthi yang telah kenyang asam garam di dunia balap motor.

Misi untuk mencetak talenta balap asal Indonesia

Selain ingin berprestasi, Mandalika Racing Team Indonesia (MRTI) pun bermisi untuk mengangkat dan memoles bakat alami putra Indonesia di dunia balap. Hal ini ditunjukkan dengan diturunkannya Dimas Ekky Pratama di ajang CEV Moto2 Eropa. Dimas Ekky sebelumnya sempat turun di kelas moto2 memperkuat Idemitsu Team Honda Asia. Sayangnya, dia tidak mampu bersaing dengan pembalap lain, juga insiden kecelakaan yang membuatnya cidera dan kehilangan tempat di tim tersebut.

Dimas Ekky yang turun di ajang CEV Moto2 Eropa [Sumber Gambar]
Harapannya Dimas Ekky mampu memperdalam ilmu, menunjukkan kualitas serta kemampuannya sagar bisa kembali ke ajang moto2. MRTI pun menyediakan jatah 2 slot kepada mekanik junior Indonesia untuk magang di Pertamina Mandalika SAG Racing Team. Tentunya ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga, karena tidak mudah untuk dapat melihat dan belajar langsung bagaimana para mekanik motor professional bekerja di level balapan tertinggi.

https://www.instagram.com/p/CK6T8sQHa48/

Tentunya tidak salah apabila publik Indonesia begitu antusias terhadap tim Pertamina Mandalika SAG Team ini. Harapannya bukan hanya tim ini saja, namun tim Indonesian Racing Gresini yang turun di kelas moto3 dapat mengukirkankan prestasi gemilang.

Semoga saja pandemi ini segera berakhir dan sirkuit Mandalika masuk ke dalam kalender resmi MotoGP, sehingga dahaga para pencinta otomotif di Indonesia untuk dapat menikmati balapan kelas dunia langsung di Indonesia terpuaskan.

BACA JUGA: Sekilas Tentang Dimas Ekky, Pembalap Asal Depok yang Tembus Ajang Balapan Hebat Dunia

Bila balapan sekelas A1 saja dapat menimbulkan kehebohan luar biasa saat berlangsung pada tahun 2006 lalu, bayangkan apabila balapan MotoGP yang hadir langsung di Indonesia, ajang balapan yang kepopulerannya di sini jauh di atas balapan sekelas Formula1 sekalipun.

Written by Yandi Yan

Leave a Reply

Berpulangnya Artidjo Alkostar, Hakim Agung yang Tak Segan Jatuhkan Vonis Berat Pada Koruptor

Cerita Apes Orang-orang yang Nyawanya Hilang di Tangan Monyet