Tumbuh mendewasa di era 90an sama sekali nggak mudah. Terlalu banyak godaan yang membuat kita enggan untuk beranjak dari satu satu level periode umur. Uniknya, anak-anak dulu males dewasa bukan karena melihat problematika orangtuanya yang bikin puyeng. Namun gara-gara hal-hal sepele. Salah satunya adalah mainan.
Mainan bagi ABG 90an khususnya cowok, sudah seperti harta berharga yang nggak boleh disentuh siapa pun, apalagi diwariskan. Alhasil, selain menjaganya baik-baik, mereka akan terus memainkannya. Sampai pada akhirnya orang-orang sekitar mulai memandang hal tersebut sebagai keganjilan dan itulah masa di mana kita harus mulai meninggalkan si teman berharga. Alasan kenapa ABG dulu ogah meninggalkan mainan-mainannya adalah karena keunikannya. Beda dari mainan sekarang yang mungkin canggih tapi membosankan, mainan dulu benar-benar memberikan kebutuhan hiburan yang oke banget.
Ada yang dulu SMP masih bawa yoyo atau Tamiya ke sekolah? Itu bukti jika kalian masih nggak rela melepaskan kesenangan walaupun anggapan banyak orang di umur segitu mainan-mainan sudah waktunya ditinggalkan. Nah, mainan cowok 90an sendiri ada banyak macamnya. Yuk, nostalgia dengan deretan mainan keren yang asyiknya nggak habis-habis itu.
Cowok nggak punya Tamiya sama seperti anak cewek yang nggak punya barbie. Jadi, wajib hukumnya bagi anak-anak cowok untuk punya mainan unik satu ini. Tamiya sendiri bentuknya mobil-mobilan yang dijalankan dengan dua buah batere. Uniknya, Tamiya ini bisa dimodifikasi hingga ke bagian yang paling kecil. Biasanya anak laki-laki akan mengadunya di track untuk mencari tahu Tamiya siapa yang paling gesit. Tamiya sendiri adalah nama brand, sedangkan mainan tersebut bernama asli mini 4WD.
Nah, uniknya lagi, biasanya mainan ini juga dipertandingkan secara profesional. Kalau levelnya udah seperti itu, nggak cuma anak-anak, orang-orang dewasa pun juga nggak mau kalah untuk mengadu Tamiya mereka. Satu fakta unik lagi tentang mobil-mobilan ini, biasanya Tamiya pertama anak-anak didapatkan dari uang sunat.
Crush Gear sama populernya dengan Tamiya, basic kedua mainan ini pun juga sama. Tapi ada beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya. Pertama adalah bentuknya, Tamiya mungkin lebih ceper sedangkan Crush Gear lebih bulky dan bantet. Perbedaan keduanya adalah cara memainkannya. Beda dengan Tamiya yang adu kecepatan, Crush Gear dimainkan dengan cara diadu satu sama lain. Siapa yang keluar arena atau terbalik maka akan kalah.
Crush Gear ini biasanya mahal. Harganya bisa dua kali lipat Tamiya apalagi kalau mereknya terkenal. Nah, keunikan Crush Gear ini memang pada bentuknya yang sangat-sangat keren. Meskipun bulky fantasi anak-anak akan mobil tempur bisa diwakili dengan Crush Gear ini. Sekarang ini sudah jarang sekali toko mainan yang menjual Crush Gear. Jika pun ada, pasti harganya mahal banget.
“Maju, Doragon!” Siapa yang dulu suka berteriak seperti ini ketika memainkan Beyblade-nya? Hmm, masa kecilmu pasti greget. Yup, Beyblade juga merupakan salah satu mainan penting bagi anak laki-laki 90an. Beyblade pada dasarnya adalah gasing, namun mereka dikemas dengan sangat artistik sehingga ketika berpusing akan sangat indah bentuknya.
Meskipun dimainkan seperti gasing, Beyblade bisa dikostumisasi. Kita bisa pasang ring yang berbeda, senjata yang aneh-aneh bahkan bisa diatur ketinggiannya pula. Cara memainkan Beyblade ini adalah dengan menabrakkannya satu sama lain. Asyiknya, ketika masing-masing Bey (sebutan populer Beyblade) ini bertemu, maka akan tercipta bunga-bunga api yang keren. Dulu mainan ini sering sekali sebagai korban rampasan guru.
Mendengar yoyo mungkin semua orang sudah mengenalnya. Yup, mainan yang bentuknya mirip cakram digabungin ini juga jadi koleksi wajib anak-anak cowok. Dulu yoyo yang dimainkan terbuat dari kayu dengan tali putihnya yang biasanya dipakai bapak-bapak tukang kayu. Cara mainnya sama yakni diputar-putar begitu. Namun yoyo kayu biasanya dimainkan dengan cara yang lebih frontal.
Tak cuma diputar, yoyo akan ditabrakkan satu sama lain. Tapi sebelum itu yoyo akan dilengkapi dengan semacam batu api. Jadi ketika beradu mereka akan mengeluarkan percikan api. Makin lama yoyo kayu pun ditinggalkan. Hingga akhirnya populer yoyo plastik yang cara mainnya hanya adu trik saja.
Seperti namanya, mainan ini bentuknya pistol sungguhan. Nggak cuma bentuknya, tapi juga mekanismenya. Terutama ketika kita memasukkan peluru yang bentuknya bulat kecil-kecil itu. Uniknya, pistol ini nggak otomatis. Jadi, nggak bisa konstan dalam menembak alias harus dikokang setiap kali akan diletuskan.
Gara-gara pistol ini main detektif dan penjahat jadi lebih real dan seru. Sampai ada adegan action dengan sok bersembungi di balik tembok. Momen paling seru tentu saja ketika sama-sama berhadapan dan peluru tinggal satu. Berasa di film action deh. Sayangnya, mainan ini sempat dilarang peredarannya. Gara-gara memakan korban ketika peluru pistol mainan ini terkena mata.
Sebenarnya tidak ada nama baku untuk mainan ini, namun anak-anak di Jawa biasa menyebutnya dengan pistol dumpis. Mainan ini bentuknya dimirip-miripin dengan pistol magnum ala koboi walaupun bentuknya padahal jauh. Cara mainnya adalah dengan menjepitkan sepotong petasan atau dumpis tadi di antara sela-sela pemantiknya di bagian atas.
Tak ada hal heboh yang terjadi ketika pemantiknya dilepaskan. Pistol hanya akan berbunyi seperti petasan kecil. Meksipun begitu bermain pistol ini sangat seru. Apalagi kita bisa sok gaya seperti koboi dengan pistol magnumnya yang mematikan.
Berbeda dengan pistol petasan yang terbuat dari kayu, pistol koboi mini ini terbuat dari plastik. Satu lagi perbedaannya adalah bentuk pelurunya yang seperti lingkaran itu. Cara menggunakannya adalah dengan memasukkan peluru tersebut pada slot peluru di bagian tengah dan kemudian tarik pelatuknya sampai bunyi.
Pelurunya sendiri berbahan petasan, sehingga ketika ditembakkan ia akan berbunyi lumayan keras. Lagi-lagi ketika memainkan mainan ini anak-anak dulu akan melengkapinya dengan akting-akting seru. Asyiknya benar-benar tak tergantikan.
BACA JUGA: 17 Wisata Khas Banyuwangi Paling Hits yang Bakal Membuatmu Amnesia dengan Bali
Jujur saja, kita nggak bisa move on dari mainan-mainan legendaris ini. Buktinya, kamu masih senyum-senyum sendiri membaca ulasan di atas sambil membayangkan betapa serunya masa-masa itu. Jika waktu bisa diputar, pengen banget rasanya bisa kembali lagi. Jadi anak-anak lagi di mana mainan-mainan ini masih normal untuk kita mainkan. Masih ada yang menyimpan salah satu dari mainan legendaris di atas? Salut deh bagi yang masih memilikinya!
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…