Mungkin adalah hal yang biasa jika seorang yang berpendidikan tinggi bisa sukses di luar negeri. Apalagi kalau ditunjang dengan pengalaman dan nilai akademik yang bagus pula. Itu sebabnya banyak orang sukses di luar negeri adalah mereka yang hebat di bidang akademiknya.
Namun cerita berbeda terjadi pada seorang kuli bangunan ini. Lantaran hanya lulusan SMA, pria ini pantang menyerah mengapai impiannya. Kini kuli bangunan itu menjadi salah satu CEO perusahaan terkemuka di Jepang, bahkan memboyong orang sana sebagai istrinya. Bagaimana cerita kesuksesannya? Simak ulasan berikut.
Hanya lulusan SMA biasa
Mahmudi awalnya hanyalah seorang lulusan SMA biasa. Setelah lulus SMA, lelaki kelahiran Tulungagung ini memutuskan untuk merantau di pulau di dewata Bali. Di sana dia bekerja sebagai salah satu karyawan hotel. Namun ternyata saat berada di Bali ada ketertarikan dalam dirinya untuk belajar bahasa Jepang. Sambil menyelam minum air, Mahmudi belajar bahasa Jepang di pulau dewata itu.

Menikah dan hijrah ke Jepang
Setelah menikah dengan Noriko Fukuoto, Mahmudi memutuskan untuk hijrah ke negara istrinya tersebut mencari peruntungan baru. Di sana, Mahmudi tinggal di rumah mertuanya. Tak ingin hanya merepotkan mertua, Mahmudi memutuskan untuk bekerja. Berbagai pekerjaan dia lakoni untuk menyambung hidup. Mulai dari cleaning service, petugas kebersihan taman hingga kuli bangunan.

Saat menjadi kuli berteman dengan bos besar
Seperti sebuah takdir, ternyata teman akrab Mahmudi saat menjadi kuli ternyata adalah seorang mantan bos besar. Ternyata teman Mahmudi itu terpaksa juga menjadi kuli bangunan karena perusahaan yang dipimpin telah bangkrut. Lama berteman dengan mantan bos itu, Mahmudi jadi terbesit ide untuk membuat perusahaan sendiri.

Enggan ganti kewarganegaraan
Meskipun telah sukses di Jepang, namun Mahmudi tetap ingin berstatus sebagai WNI. Padahal dia telah menambahkan nama Fukumoto di belakang namanya. Fukumoto sendiri adalah nama keluarga dari istrinya. Mertua Mahmudi merasa sangat terharu ketika dia berkata akan menggunakan nama keluarga istrinya. Karena merasa tersentuh, akhirnya mertuanya juga ikut memeluk Islam.

Meskipun telah sukses di negeri orang, Mahmudi Fukumoto tetap cinta dengan Indonesia. Kecintaannya tersebut patut kita contoh. Selain itu, Mahmudi membuktikan kalau ternyata orang yang berpendidikan tidak tinggi juga bisa sukses. Kuncinya hanya satu, semangat pantang menyerah serta kemauan yang kuat untuk maju.