Kasus bunuh diri semakin marak saja terjadi di Indonesia. Tindakan mengakhiri hidup yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama nekat dilakukan berbagai kalangan. Mulai dari rakyat biasa, manager artis, bahkan polisi. Alih-alih orang berpendidikan dianggap tak mungkin melakukan hal itu, nyatanya tindakan bunuh diri malah kerap kali dilakukan di lingkungan pendidikan.
Salah satu kejadian yang barusan menghebohkan masyarakat, adalah mahasiswa Perbanas yang nekat loncat dari lantai bangunan kampusnya. Sebelumnya, hampir tiap tahun selalu ada mahasiswa-mahasiswa yang memilih tempatnya menimba ilmu justru untuk mengakhiri masa depan, sungguh miris!. Nah, berikut ini adalah mahasiswa-mahasiswa yang memilih mengakhiri hidupnya di universitas tempatnya belajar.
Frans, Mahasiswa Akutansi Yang Loncat dari Gedung Perbanas
Rabu kemarin (5 April 2017), warga sekitar kampus Perbanas, Setiabudi Jakarta Selatan digemparkan oleh aksi bunuh diri. Pelakunya tak lain adalah mahasiswa laki-laki yang diduga loncat dari lantai 7 gedung unit 3 kampus Perbanas. Sedang menempuh kuliah di semester 6, mahasiswa yang mengambil jurusan Akutansi itu bernama Frans Berton Martua. Diduga, lelaki yang biasa disapa Ucok itu terjun dari lantai tujuh kampusnya sekitar pukul 22.00. Dugaan sementara, mahasiswa yang merupakan warga Jatibening Baru, Pondok Gede itu mengalami depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya.
Ratnawati Gea, Mahasiswi Kebidanan Yang Bunuh Diri Dengan Tenggak Obat Malaria
Tak sayang dengan paras cantik yang dimilikinya, seorang mahasiswi akademi bidan di Universitas Sari Mutiara Indonesia memilih untuk pergi selama-lamanya. Mirisnya, Ratnawati memilih kampus tempatnya belajar untuk mengakhiri hidupnya pada 19 Mei 2016 lalu. Hasil penyidikan, mahasiswi yang baru menginjak semester dua itu meminum obat malaria dalam dosis tinggi sehingga mengalami gagal jantung dan meninggal. Jasad perempuan 19 tahun ini ditemukan seorang petugas kebersihan di lantai II kampus tersebut. Jasad yang tak meninggalkan bekas-bekas kekerasan semakin membuktikan bahwa Ratnawati memang murni bunuh diri.
I Nengah Suardika Gantung Diri Di dalam Kampus Universitas Udayana 2014
Ditemukan tergantung dalam kondisi tak bernyawa, I Nengah Suardika adalah mahasiswa Universitas Udayana Jimbaran, Bali. Mahasiwa berumur 21 tahun itu nekat mengakhiri hidupnya karena tak mampu menanggung malu setelah menghamili kekasihnya. Peristiwa ini terjadi pada 13 Februari 2014 lalu, tepat sehari setelah sang pacar meminta pertanggungjawaban ke rumah keluarga Suardika. Tak ada yang menyangka Suardika akan melakukan hal itu, mengingat dirinya dan sang kakak datang ke kampus untuk mengambil nilai semester sesaat sebelum aksi bunuh diri itu ia lakukan.
Mahasiswa ITS Gantung Diri Di Atas Tangga Jurusan
Kasus mahasiswa bunuh diri di kampus juga terjadi di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Mahasiswa yang melakukan aksi bunuh diri diketahui bernama M. Ainul Yakin, mahasiswa jurusan Geomatika. Laki-laki 21 tahun itu ditemukan tergantung di atas anak tangga lantai II. Keadaan tubuh yang tanpa bekas penganiayaan mengindikasikan bahwa pria asal Pasuruan itu memang bunuh diri.
Jeffrail Galela, Terjatuh Dari Lantai 3 Unima
Beda dari empat kasus sebelumnya, peristiwa yang terjadi pada November 2015 ini bukanlah kasus bunuh diri. Berawal dari seorang saksi bernama Fari Ramadhan yang mendengar suara teriakan. Saat melihat sumber suara, ternyata Jeffrail Galela sudah tergeletak di bawah gedung kampus Unima. Orang-orang pun berusaha melarikan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) itu ke RS Sam Ratulangi Manado. Sayangnya, mahasiswa berusia 25 tahun itu meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Berdasarkan olah TKP yang dilakukan oleh Unit II Polres Minahasa, korban meninggal dunia lantaran mengalami benturan dengan batu di kepala.
Itulah kisah-kisah tentang mahasiswa yang memilih mengakhiri hidupnya di kampus yang harusnya menjadi awal masa depannya. Perlu diketahui, bunuh diri hanyalah pilihan semu pada setiap permasalahan. Terlebih, perbuatan ini akan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan orang terdekat. Bagaimana menurut pendapatmu?