in

Bisnis di Tengah Duka, Harga Tanah Kuburan di Jakarta Ini Enggak Kira-kira Mahalnya

Kehidupan di Jakarta terkenal keras. Memang. Ternyata tak cuma hidup saja yang keras, saat sudah meninggal juga tak kalah butuh banyak biaya. Pasalnya, ada beberapa area pemakaman elite yang mematok harga puluhan hingga ratusan juta untuk satu makam. Harga ini tentu saja terbilang mahal dan hanya mampu dibeli oleh orang-orang yang memang kaya.

Memang sih, kalau mau dibandingkan dengan area Tempat Pemakaman Umum (TPU), memakamkan kerabat atau keluarga di lahan yang mahal ini tentu juga punya keuntungan tersendiri. Salah satunya si empunya makam tak perlu lagi sempit-sempitan atau mungkin kena gusur kalau suatu saat lahan tersebut mau dijadikan jalan atau didirikan bangunan di atasnya. Yuk, kita lihat beberapa lahan pemakaman mewah dan apa saja kelebihannya.

Beberapa pemakaman elite yang ada di Jabodetabek

Beberapa waktu lalu, ada seorang netizen Twitter yang guyon tentang harga pemakaman mahal bernama Al-Azhar Memorial Garden. “hidup segan mati jd miskin” , begitu caption yang ia pakai. Tentu saja ini semata-mata hanya untuk lucu-lucuan ya. Tetapi, mengenai harganya memang berkisar mahal seperti itu, guys. Ya, Al-Azhar Memorial Garden ini adalah salah satu area makam milik swasta yang melayani jasa pemakaman eksklusif dengan layanan yang tentunya lebih istimewa daripada mereka yang dimakamkan di TPU.

Di wilayah Jabodetabek sendiri, ada banyak kok pemakaman-pemakaman mahal. Selain Al-Azhar, ada San Diego Hills (Jakarta) yang dikenal sebagai tempat peristirahatan para sultan (karena harganya ada yang sampai miliaran Rupiah). Graha Sentosa Park, Heaven Memorial Garden, Taman Makam Quiling, Oasis Lestari, serta beberapa tempat lagi. Pokoknya kalau ke sana, suasana duka mungkin tak terlalu mendalam lagi, karena tempatnya super bagus dan nyaman. Jangan tanya harga, rakyat jelata hanya bisa gigit jari.

Pemakaman umum yang juga cukup mahal

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kalau pemakaman elite di atas tentu punya banyak keunggulan. Bukan hanya si pemilik makam tak perlu sempit- sempitan dengan orang yang meninggal lain saja, tetapi para kerabat yang berziarah juga lebih nyaman –bahkan bisa dapat WiFi gratis. Berbeda dengan pemakaman umum yang masih harus membayar biaya perawatan setiap bulan.

TPU Karet Bivak [sumber gambar]
Bahkan, biaya saat mau memakamkan keluarga di beberapa TPU di Jakarta juga enggak gratis kok. Dilansir dari kumparan.com, beberapa orang yang anggota keluarganya meninggal malah harus merogoh kocek sekitar 4 jutaan. Fasilitas yang didapat ada;ah kavling tanah, jasa gali-tutup kubur, tenda, kursi, dan papan nama dari kayu. Hal tersebut belum ditambah dengan biaya perawatan makam yang harus dibayar per bulan (sekitar 150 ribu) per bulan. Cukup mahal juga sih.

Penyebab tanah makam yang semakin mahal

Nah, kalau kita membahas TPU yang ada di Jakarta, jelas saja akan mahal dan membutuhkan banyak biaya ya. Hal tersebut, karena Jakarta merupakan ibukota yang semakin hari semakin sesak manusia. Jumlah lahan kosong juga terus berkurang, karena lahan-lahan terus dibangun rumah, ruko, perusahaan, pabrik, dan lain-lain.

TPU yang ada di Jakarta [sumber gambar]
Makanya, lahan untuk mengistirahatkan mereka yang sudah meninggal juga semakin sedikit dan menyempit dari hari ke hari. Belum lagi, ada juga nih yang mengatakan kalau makam bisa saja ditumpuk kalau si ahli warisnya lama tak membayar pajak pemakaman setiap bulan.

BACA JUGA: San Diego Hills, Pemakaman Mewah yang Jadi Favorit di Kalangan Para “Priayi”

Tak hanya kelahiran saja yang mahal biayanya, sudah tak lagi bernyawa pun masih juga membutuhkan biaya. Memang sih ada plus minus tersendiri untuk memilih TPU atau tempat pemakaman elite. Kalau pemakaman elite, para keluarga tak akan khawatir lahan tersebut akan diambil orang lain, tidak terawat, bahkan digusur. Beda lagi dengan TPU yang makamnya bisa menghilang dan ditumpuk saat telat bayar sewa bulanan.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Hanya Boleh Dipetik Wanita Lajang, Inilah 4 Fakta Teh Perawan di China yang Melegenda

Cerita Sunhaji, Walau Berusia Senja Semangatnya Jadi Relawan Tak Kalah dari Anak Muda