Meneliti ribuan jenis spesies dan tanaman yang berada di dalam lebatnya hutan, tentu bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Selain menuntut keahlian berupa latar belakang pendidikan yang mupuni, dibuthkan pula ketelitian yang belum tentu bisa dilakukan oleh sembarang orang. Namun, sosok Ibrahim berikut ini justru sebaliknya.
Dilansir dari bbc.com, pria yang bertugas untuk kelompok LSM Forum Konservasi Leuser itu, Mampu mengidentifikasi ribuan spesies flora dan fauna di Hutan Leuser. Hebatnya lagi, ia bahkan telah banyak membantu banyak peneliti serta membimbing penelitian banyak mahasiswa dan dosen. Tak heran banyak yang memanggilnya dengan sebutan “Prof” oleh para ranger dan staf di stasiun penelitian tersebut.
Namun, tak ada yang menyangka sang “profesor” itu hanya lulusan sekolah dasar. Meski demikian, Ibrahim dikenal sangat ahli dan memiliki pengetahuan luas. Terutama yang berkaitan dengan Leuser. “Beliau ini cukup ahli dalam mengidentifikasi satwa dan juga tumbuh-tumbuhan. Beliau cukup detail dalam memberikan petunjuk mengenai satwa tertentu atau tumbuhan tertentu,” ungkap Ridha Abdullah, seorang staf Forum Konservasi Leuser yang dikutip dari bbc.com.
Tak heran jika ia digelari dengan sebutan “profesor” atas keahlian yang dimiliki. penghargaan gelar itu, selain sebagai bentuk penghargaan dari mahasiswa atau pun dosen-yang pernah dibimbing olehnya, juga merupakan bentuk pengakuan atas skill-nya yang mampu menguasai lebih dari seribu spesies tanaman dan ratusan spesies hewan.
Semuanya bermula saat Ibrahim mulai tertarik dengan fenologi – ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan sekitar terhadap organisme dan sebaliknya – sejak diajak menjadi asisten peneliti di Ketambe, Aceh pada 1986. Dari kurun waktu tersebut hingga saat ini, ia telah meneliti perilaku banyak satwa liar, termasuk siamang, gibbon dan orangutan.
Sebelumnya, Ibrahim berprofesi sebagai petani dan tak memiliki pengetahuan tentang flora dan fauna. Hingga pada sebuah kesempatan, dirinya diajak untuk menjadi asisten peneliti orangutan bagi salah satu peneliti asal California, Amerika Serikat, di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Ketambe. Meski sempat kembali bertani seusai menjadi asisten peneliti, pengalaman inilah yang kelak membuatnya menjadi sosok ahli yang mampu mengidentifikasi ribuan jenis spesies tanaman dan hewan.
Sederet pengalaman Ibrahim yang memperkaya pengetahuannya adalah, dirinya kembali dilibatkan dalam penelitian botani bersama ilmuwan dari Utrech, Belanda yang fokus pada keragaman tumbuhan di hutan TNGL Ketambe pada 1991-1992. Dikutip dari regional.kompas.com, Ibrahim juga kembali menemani peneliti asal Belanda, Carel Van Schaijck yang melakukan penelitian terhadap budaya orangutan sumatera. Alhasil, ia pun kerap terlibat sebagai sebagai konsultan untuk penelitian ke sejumlah hutan di Indonesia. Seperti di Lampung, ia ikut melakukan riset mikro hidro pada tahun 2000.
BACA JUGA: Meski Lulusan SD, tapi Orang-Orang Ini Sukses Bikin Bangga Indonesia
Dengan pengalamannya, Ibrahim telah menguasai sejumlah metodologi penelitian, baik untuk tumbuhan dan satwa. Selain itu, ia juga telah banyak mendampingi peneliti – baik untuk yang menyelesaikan pendidikan S1, S2, S3, yang melakukan riset di Kawasan Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser. Tak heran, ia pun dijuluki sebagai “profesor” meski hanya lulusan Sekolah Dasar (SD).