Pernahkah anda melihat berita hotel-hotel kecil di Indonesia digerebek oleh polisi atau pihak keamanan lain karena digunakan untuk perbuatan enggak benar? Penggerebekan ini biasanya disasarkan pada hotel remang-remang saat akan datang bulan suci Ramadan. Praktik enggak benar di hotel seperti ini dianggap dapat mengganggu orang yang beribadah di bulan suci. Jadi wajib ditertibkan apa pun caranya!
Well, di Jepang hotel-hotel semacam ini sebenarnya banyak sekali. Bahkan menyebar dari ujung Hokkaido sampai ke Okinawa. Berbeda dengan Indonesia yang dilarang, di Jepang justru hotel macam ini justru tumbuh subur. Bahkan jadi mata pencaharian bagi beberapa orang. Tertarik?
Coba simak tujuh fakta tentang hotel yang sering disebut rabuho ini. Sebelum membaca, bersiaplah tercengang dengan fakta yang ada! Hai, dozo!(Silakan!)
1. Love Hotel adalah Bangunan Resmi dan Dilindungi
Awalnya Love Hotel adalah nama sebuah hotel di prefektur Osaka yang dibangun pada tahun 1968. Hotel ini digunakan oleh orang-orang untuk melakukan ehem-ehem dengan orang yang diinginkan. Dari sana, istilah Love Hotel mulai berkembang hingga saat ini menyebar ke seluruh penjuru Jepang terutama di kota besar.
Jika di Indonesia, hotel yang digunakan untuk praktik “nakal” ini akan ditutup, diberedel hingga mungkin dibakar. Di Jepang, hotel ini dibangun dengan resmi. Mereka memiliki perizinan yang resmi. Jadi polisi tidak akan masuk dan menggerebek pasangan yang sedang dimabuk asmara ini. Itulah mengapa hotel ini kian berkembang pesat dan mudah ditemui oleh siapa saja dengan memerhatikan tanda yang dipasang. Biasanya berupa simbol hati dan poster yang agak panas.
2. Hotel Dibangun Khusus Untuk Ehem-Ehem
Barangkali hotel-hotel di Indonesia juga digunakan untuk melakukan kegiatan suami-istri ini. Namun secara fungsi hotel ini digunakan untuk tempat menginap, melepas lelah ketika jauh jauh dari rumah. Namun Love Hotel dibuat secara khusus untuk ritual pertemuan dua manusia di atas ranjang. Mereka merancangnya sedemikian rupa hingga orang yang “kebelet” bisa menyewa dengan pola perjam atau permalam.
Saat ini Jepang memiliki sekitar 37.000 Love Hotel yang menyebar secara merata. Bayangkan, betapa gampangnya mendapatkan hotel ini jika ingin melepaskah hasrat. Cukup menyediakan uang dan membawa pasangan segalanya bisa berjalan dengan baik. Wow, atau miris ya?
3. Lokasi Love Hotel yang Gampang Didapat
Seperti yang telah dijelaskan di atas, jumlah Love Hotel sangat banyak. Jika kita berada di kota besar seperti Tokyo atau Kyoto, Love Hotel akan berdiri dengan megah dengan ornamennya yang menarik. Biasanya Love Hotel terletak di dekat perkantoran besar dan pusat perbelanjaan. Atau kalau tidak hotel ini terletak di sekitaran stasiun kereta api, terminal busa atau bandara.
Alasannya sederhana, mereka ingin menjaring banyak pengunjung yang biasanya merupakan pelancong, pekerja kantoran dan juga orang yang “nakal”. Love Hotel biasanya berdiri bergerombol seperti cluster bangunan. Hal ini menguntungkan pengunjung dalam memilih hotel sesuai keinginan dan pas harganya.
4. Harga dan Fasilitas Love Hotel Super Lengkap
Love Hotel tidak memiliki banyak staf yang nampak. Biasanya pemesanan ruangan dilakukan menggunakan mesin. Gambar kamar-kamar akan nampak dengan segala fasilitas yang ada. Mulai dari kamar standar, hingga kamar yang dipenuhi alat bantu berhubungan badan. Harga mulai dari 1.500 yen hingga 5000 yen perpaketnya. Pengunjung bisa memesan kamar untuk waktu yang diinginkan.
Semakin malam, harga ruangan akan semakin mahal. Biasanya waktu ramai Love Hotel terjadi antara pukul 8-10 malam. Setelah itu biasanya harga akan diobral untuk tidur sampai pagi. Ruangan selalu dibersihkan setiap kali pengunjung meninggalkan ruangan. Jadi pengunjung tak perlu khawatir dengan sisa-sisa orang sebelumnya. Dijamin bersih dan wangi!
5. Pengunjung Love Hotel yang Sangat Beragam
Beberapa Love Hotel tidak membatasi usia pengunjungnya. Itulah mengapa banyak pelajar di Jepang menyewanya untuk melakukan ehem-ehem dengan teman atau pacarnya. Selain pelajar, pekerja kantoran di sekitar Love Hotel kerap menggunakannya untuk bersenang-senang dengan “temannya”. Tentu orang di rumah tak akan tahu karena pulang selalu tepat waktu.
Turis dari mancanegara juga banyak yang menggunakan Love Hotel untuk memadu kasih. Biasanya mereka menyewa kamar yang sangat bagus. Terakhir, backpaker biasanya menyewa Love Hotel untuk istirahat. Mereka akan menunggu hingga tengah malam agar harganya murah. Dengan patungan mereka bisa menyewa kamar yang besar untuk digunakan bersama. Well, setidaknya enggak cuma untuk hal yang berbau kebutuhan atas ranjang saja.
6. Kebiasaan yang Akhirnya Seperti Membudaya
Keberadaan Love Hotel dianggap sesuatu yang biasa di Jepang. Banyak orang bahkan menyebut munculnya Love Hotel sebagai inovasi yang hebat. Gila! Pengguna Love Hotel sebagian besar adalah para pekerja kantoran. Mereka biasanya akan minum-minum di dalam sana sambil bersenang-senang.
Seperti yang kita tahu sebelumnya jika orang Jepang sangat maniak kerja. Pegawai kantoran di sana akan mengalami tekanan nyaris setiap hari. Mengatasi hal ini biasanya mereka akan minum atau senang-senang. Dengan begitu penat akan hilang, saat pulang di rumah tubuh dan pikiran akan kembali segar. Ya, meski mereka harus nakal sejenak di Love Hotel. Namun tak semua orang Jepang seperti ini, ya!
7. Bisnis yang Sangat Menguntungkan!
Love Hotel adalah bisnis yang sangat menguntungkan. Di Jepang saja, setiap tahun ada sekitar 500 juta kunjungan pasangan ke Love Hotel. Artinya dalam sehari ada sekitar 1,4 juta pasangan yang menggunakan jasa hotel ehem-ehem ini. Anda bisa bayangkan berapa keuntungan pemilik Love Hotel setiap harinya. Fantastic!
Kesuksesan ini ternyata ditiru oleh beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan dan Thailand. Mereka berusaha membangun hotel yang menjembatani para petualang “cinta” ini. Hal yang harusnya tak benar malah difasilitasi, bahkan lengkap dengan segala pernak-perniknya! Gila banget!
Jika hotel semacam ini ada di Indonesia, pasti tak berumur lama. Dalam hitungan hari pasti bakalan hancur atau didemo setiap hari. Namun, secara tak kasat mata hotel semacam ini juga mulai menjamur di Indonesia. Ya, meski harus kucing-kucingan dengan polisi. Anyway, menurut anda perlu tidak sih ada hotel seperti ini?