Categories: Tips

Little Red Book, Buku Suci nan Sakti Masyarakat Tiongkok yang Kini Tak Lagi Berharga

Little Red Book, bagi kita buku ini mungkin terkesan biasa-biasa saja. Buku Merah Kecil, apa sih maksudnya? Jelas bukan sesuatu yang spesial melainkan hanya mengundang rasa penasaran saja. Ketika bagi kita biasa saja, siapa yang menyangka kalau Little Red Book ini sangat berpengaruh bagi orang-orang Tiongkok. Bahkan, buku ini bisa dibilang sebagai kitab panduan hidup mereka.

Tidak bercanda lho ketika dikatakanLittle Red Book ini adalah buku panduan hidup orang-orang Tiongkok. Pasalnya, buku yang memang kecil itu dibuat oleh seorang Mao Zedong. Pria ini bisa dibilang sebagai sosok yang bisa bikin Tiongkok sehebat sekarang. Dulu, Tiongkok terseok-seok sekali. Bahkan pernah dibikin seperti sampah oleh Jepang di masa penjajahannya.

Mao Zedong [Image Source]
Kembali soal Little Red Book, buku ini memang luar biasa. Terutama karena pengaruhnya. Dulu di masa Mao berkuasa di tahun 70an, buku ini adalah pegangan wajib orang-orang Tiongkok. Hampir setiap orang memilikinya dan mengamalkan setiap isinya. Kalau kamu penasaran dengan isinya, Little Red Book ini hanya bertuliskan semacam kumpulan kata-kata bijak Mao yang jumlahnya ada ratusan ribu.

Buku Little Red Book [Image Source]
Buku ini begitu dihormati orang-orang Tiongkok di masa itu. Bahkan, Little Red Book ini jadi semacam kitab suci di mana isi-isinya diresapi seperti ajaran-ajaran agama. Makanya, kalau kemudian ada yang macam-macam dengan buku ini, entah menghina isi atau merusak fisik, maka bakal ada hukuman berat yang menanti orang tersebut. Penjara atau mungkin hukuman mati.

Para prajurit Tiongkok membaca buku merah [Image Source]
Little Red Book ini juga termasuk salah satu buku paling laris sedunia. Diperkirakan jumlahnya ada sekitar lima miliar eksemplar yang tersebar di Tiongkok dan seluruh dunia. Jumlah yang bikin geleng-geleng kepala itu hampir menyamai rekor penyebaran Bible alias Alkitab.

Sempat jadi pujaan bahkan dianggap suci, tapi seiring dengan lengsernya Mao dan terbentuknya pemerintahan Tiongkok yang lebih kekinian, buku ini pun tak lagi angker. Kini, nasib buku ini malah jadi semacam barang museum atau bahkan cenderamata kalau pergi ke Tiongkok. Miris ya, nasibnya hampir sama seperti Mein Kampf-nya Hitler yang kini jadi hinaan banyak orang.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago