Potensi alam yang melimpah ternyata mendatangkan berkah sekaligus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Dusun Janjing, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Meski secara wilayah berada di lokasi yang terpencil, masyarakat di Desa Seloliman justru tak kekurangan pasokan listrik.
Sebaliknya, mereka memiliki sumber listrik mandiri yang berasal dari aliran air Kali Maron berkat teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Inovasi tersebut bahkan membuat Desa Seloliman menjadi percontohan negara-negara ASEAN, lantaran mampu memanfaatkan potensi alam yang ada.
Kondisi wilayah yang terpencil dan tidak terjangkau oleh PLN, membuat Dusun Janjing harus memutar ide agar wilayah mereka mengakses energi listrik. Selain Dusun Janjing, Desa Seloliman memiliki dusun lainnya yakni Dusun Sempur, Biting dan Balekambang. Ketiganya telah mendapat aliran listrik dari PLN. Ide untuk membuat pembangkit sendiri pun mulai digagas.
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) kemudian diinisiasi oleh PPLH Seloliman, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang ada di Seloliman. Bersama masyarakat setempat, mereka bergotong royong membangun PLTMH tersebut pada 1992 dan resmi beroperasi bulan Agustus 1994. Sumbernya sendiri memanfaatkan aliran air dari Kali Seloliman.
Sejak pertama dibangun, tenaga PLTMH Kali Maron telah ditingkatkan dari 12 KWH menjadi 25 KWH sejak tahun 2000. Keberadaan energi listrik ini sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Dusun Jinjing. Terutama dari segi pendidikan dan ekonomi. Bahkan pada tahun 2003 hingga 2019, Paguyuban Kali Maron selaku pengelola menjalin kerja sama interkoneksi dengan PLN dengan menjual kelebihan listriknya ke BUMN tersebut.
Inovasi PLTMH di Desa Seloliman juga menjadi percontohan bagi negara-negara ASEAN dan lainnya. Hal ini disampaikan oleh Ketua Paguyuban PLTMH Kali Maron Seloliman Trawas Mojokerto, Suroso, dalam program ”Training on Renewable Energy : Micro Hydro for Rural Development” di Hotel Ibis Surabaya Centre, Jumat (26/9/2014) lalu. Di hadapan puluhan perwakilan dari 10 negara ASEAN plus Kuba dan Afrika Selatan, ia mengatakan bahwa inovasi tersebut memerlukan adanya kerja sama dengan masyarakat lokal.
Keberadaan PLTMH Kali Maron tak hanya memberikan akses listrik pada masyarakat sekitar, tapi juga membangun kesadaran untuk menjaga kelestarian hutan setempat. Khususnya di kawasan lereng Gunung Penanggungan. Hal tersebut berkaitan erat dengan PLTMH Kali Maron yang nyala listriknya bergantung dengan arus air yang dihasilkan. Sementara itu, besar kecilnya debit tak lepas dari hutan sebagai penyimpan cadangan air alami. Jika hutan digunduli, debit air akan berkurang dan listrik pun mati.
BACA JUGA: Pria Ini jadi Penyelamat Kehidupan Satu Desa dari Kekeringan Meski Sempat Disangka ‘Gila’
Berkat inovasi yang dilakukan, Desa Seloliman kini memiliki sumber listrik mandiri yang menerangi pelanggan dari kalangan rumah tangga, musala, dan fasilitas umum lainnya. Teknologi PLTMH yang diaplikasikan juga mendatangkan keuntungan ganda, yakni mendorong warga untuk menjaga kelestarian hutan dan menjual sebagian beban listrik yang dihasilkan ke PLN.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…