Sabtu (21/5) Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara kembali mengalami erupsi yang cukup besar. Akibat Erupsi ini setidaknya 6 orang tewas akibat terkena awan panas yang meluncur ke kaki gunung. Hingga sekarang, Tim SAR sedang berusaha mencari kemungkinan masih adanya korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Letusan Gunung Sinabung sebenarnya hanya memiliki skala 2 dalam VEI atau volcanic eruption index. Meski demikian, siklus yang berlanjut dan berkesinambungan membuat gunung ini menjadi berbahaya. Gunung-gunung dengan radius erupsi kurang dari 5 km biasanya frekuensi Erupsinya cepat, berkisar 2-3 bulan.
Semakin besar radius ledak dan daya rusaknya, maka semakin lama pula frekuensi ledaknya. Seperti gunung-gunung melegenda yang pernah membuat Indonesia jadi lautan api dan asap ini. Mari kita simak, gunung berapi apa saja yang letusan sangat dahsyat di Indonesia sejak ribuan tahun lalu.
1. Gunung Toba – Tahun 74.000 SM
Barangkali Gunung Toba adalah gunung dengan ledakan paling dahsyat yang pernah terjadi di Indonesia. Dalam sejarahnya, ledakan gunung ini memiliki skala VEI maksimum dengan angka 8 dan masuk dalam kategori supervolcanic. Daya ledak dari Gunung Toba pun masuk kategori Apocayptic hingga konon kekuatannya 1.000 kali lebih dahsyat dari Gunung Tambora. Saat Gunung Toba meledak, dunia mengalami musim dingin yang cukup parah. Setidaknya 6-10 tahun suhu di bumi menurun dengan cukup drastis.
Volume ledakan yang dimuntahkan oleh Gunung Toba sekitar 2.000-3.000 km kubik. Semuanya terpental hingga akhirnya membentuk cekungan dan menjadi Danau Toba. Saat meledak gunung ini butuh waktu setidaknya 1.000 tahun untuk menuju tahap pendinginan dan akhirnya mati dan menjadi Pulau Samosir. Frekuensi ledakan gunung dengan tipe ini sekitar lebih dari 50.000 tahun sekali.
2. Gunung Tambora – Tahun 1815
Gunung Tambora mengalami erupsi besar tepat pada tanggal 10 April 1815 saat Indonesia masih berada di cengkeraman Belanda. Ledakan dari Gunung Tambora dikategorikan sebagai VEI 7 dengan nama Ultra-Plinian dan kekuatan ledakannya kategori Super-colossal. Saat Gunung Tambora erupsi, suara ledakannya sampai terdengar di Jakarta, Makassar, dan Ternate.
Gunung Tambora mengeluarkan 41 km kubik muntahan lava dan batuan ke seluruh penjuru pulau. Akibatnya, banyak penduduk yang yang meninggal dunia. Akibat ledakan ini, suku bum mendadak menurun hingga di beberapa belahan dunia tidak mengalami musim panas dan kegagalan panen meningkat dengan sangat tajam. Gunung dengan tipe ini punya frekuensi erupsi sekitar 500-1.000 tahun sekali.
3. Gunung Samalas (Rinjani) – Tahun 1257
Gunung Samalas adalah sebuah gunung yang pernah meledak di tahun 1257. Akibat ledakannya yang sangat besar, Gunung Samalas akhirnya hancur berkeping-keping dan hanya menyisakan sebuah cekungan. Selama ratusan tahun, cekungan ini akhirnya terisi air hingga akhirnya terbentuklah sebuah danau bernama Segara Anakan.
Ledakan dari gunung Samalas termasuk golongan tinggi hingga bisa dijuluki Super-colossal. Radius lava yang menyebar dari puncak gunung meluncur hingga lebih dari 20 km. Gunung jenis ini mengalami erupsi sekitar 1.000 tahun sekali. Jika erupsi terakhir tahun 1257, maka erupsi lagi bisa terjadi pada tahun 2257.
4. Gunung Krakatau – Tahun 1883
Gunung Krakatau adalah gunung api dengan ledakan paling dahsyat yang ada di selat Sunda. Ledakan ini membuat goncangan yang cukup hebat hingga menjadi bencana di mana-mana Setidaknya 36.000 orang dikabarkan tewas akibat terkena kawah panas yang meluncur tanpa bisa dihindari lagi.
Selain akibat kawah dan lava yang mematikan. Gunung Krakatau yang akhirnya menjadi Anak Gunung Krakatau ini menyebabkan adanya Tsunami yang sangat dahsyat. Menurut sumber yang tercatat di zaman Belanda, Tsunami yang datang ke daerah Merak mencapai ketinggian 46 meter dan menyapu sejauh 40 km.
5. Gunung Galunggung – Tahun 1982
Gunung Galunggung yang terletak di kawasan Jawa Barat ini adalah salah satu jenis gunung stratovolaco di Indonesia. Pada tahun 1982, gunung ini mengalami erupsi yang sangat parah. Permukaan gunung mengalami badai kilat berwarna merah hingga membuat banyak warga mengalami ketakutan dan terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Letusan yang terjadi pada tahun 1982 termasuk letusan kategori 4 atau menengah. Meski demikian, dampak yang diakibatkan oleh gunung ini cukup parah. Setidaknya banyak desa mengalami kerusakan akibat terkena lahar yang meluber dari puncak gunung hingga ke bawah. Gunung dengan tipe ini memiliki memiliki volume muntahan lava sebanyak 0,1 km kubik dan siklus erupsinya berkisar 18 bulan.