in

4 Pasangan Lansia Ini Harus Rela Tinggal di Bekas Kandang, Jauh dari Kondisi Layak

Ada yang bilang, jika saat ini kalian memiliki tempat tinggal, dan tak perlu memikirkan apa yang akan dimakan besok, maka kalian termasuk golongan orang kaya raya. Mungkin kebanyakan orang tidak menyadari itu, kenapa? Hal demikian terjadi karena kurangnya rasa syukur dan terlalu banyak melihat gemerlapnya kehidupan. Alih-alih terus memerhatikan konten Sisca Kohl yang selalu membuat makanan dengan bahan berharga puluhan juta, sesekali mari kita intip ke bawah, masih begitu banyak orang yang hidupnya didera kemisikinan.

Jangankan makan enak, beberapa lansia ini harus rela tinggal di kandang karena tidak memiliki pilihan lagi. Menyaksikan kisah pasangan lansia ini, mungkin akan menggerakkan hatimu untuk bisa lebih bersyukur atas apa yang kalian miliki saat ini.

Tinggal di bekas kandang ayam selama 17 tahun

Pasangan suami istri lansia, Dawari (77) dan Mardiana (55), warga Rimbawan RT.008, Tanah Merah, Samarinda, Kalimantan Timur tinggal di gubuk kayu beratapkan seng bekas yang merupakan bekas kandang ayam.  Lantainya papan, tidak ada aliran listrik dan sumber air, kalau hujan dan bocor terpaksa harus pindah ke kandang ayam di sebelah rumah. Bau tidak sedap dari kotoran ayam sudah menjadi hal wajar sehari-hari.

Tinggal di bekas kandang ayam [sumber gambar]
Keadaan itu sudah mereka alami selama 17 tahun. Awalnya mereka bertugas merawat kebun di dekat tanah yang mereka tinggali. Namun, setelah pemiliknya meninggal, Dawari dan Mardiana kehilangan sumber penghasilan. Untuk mencukupi makan sehari-hari, mereka dibantu tetangga. Pasutri ini sempat memiliki anak, tapi karena sang istri mengidap gangguan jiwa, anak tersebut diasuh oleh orang lain. Pernah sekali anaknya berkunjung, itu pun memanggil mereka dengan sebutan om dan acil (tante).

Tidak dapat bantuan karena terkendala data kependudukan

Kisah serupa dialami oleh pasangan suami istri lansia Sulaiman (65) dan Nuryati (60). Mereka harus menghabiskan masa tua tinggal di  kandang ayam sejak awal menikah. Gubuk yang mereka tinggali di Desa Teluk Kecapi, Ogan Ilir, Sumatera Selatan berdekatan dengan kandang ayam. Mereka sering kali kehujanan karena atap yang menaungi gubuk hanyalah berupa lembaran-lembaran daun nipah. Bau menyengat kotoran ayam pun kerap mereka jumpai.

tinggal di gubuk reot [sumber gambar]
Lahan yang ditempati bahkan milik orang lain. Bantuan terkait tempat tinggal sulit dicairkan karena data kependudukan pasangan lansia tersebut belum diperbarui. Sang istri merupakan warga Desa Teluk Kecapi, akan tetapi Sulaiman masih tercantum sebagai warga Desa Pelabuhan Dalam. Hingga kisah ini menjadi perbincangan, pihak kecamatan setempat telah berjanji akan membantu Sulaiman dan Nuryati terkait data kependudukan agar pasangan lansia tersebut segera mendapat bantuan.

Tinggal di sebelah kandang ayam

Keprihatinan yang harus dialami para lansia di atas pun dirasakan oleh pasangan suami istri Rosul dan Sima. Selain sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari karena hanya mengandalkan sang suami yang bekerja serabutan mencari ikan di laut, keduanya pun harus menempati rumah yang tak layak huni, yakni di sebelah kandang ayam.

tinggal bersebelahan dengan kandang ayam [sumber gambar]
Kehidupan warga Desa Wanakaya, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon ini jauh dari kata nyaman karena bau menyengat dari kandang ayam. Kondisi rumah berukuran 4×5 meter persegi itu pun memprihatinkan dengan berdinding anyaman bambu dan beratapkan seng. Tidak ada aliran listrik. Diketahui, Rosul dan Sima tidak punya anak. Jika sang suami tidak mendapat penghasilan, untuk mencukupi makan sehari-hari, mereka mengandalkan hutang ke warung tetangga.

Tinggal bersama kambing peliharaan

Lain cerita dengan pasangan lansia sebelumnya, pasutri Sajimin (57) dan Poniyem (56) warga Ngembes, Kelurahan Pengkok Kepanewonan Gunungkidul harus tinggal bersama seekor kambing peliharaan mereka. Gubuk yang mereka tempati hanya terbuat dari dinding anyaman bambu, beratapkan genteng dan terdiri dari tiga ruangan. Keberadaan kandang kambing hanya dibatasi oleh satu ruangan yang berfungsi sebagai gudang kayu bakar.

serumah dengan kambing [sumber gambar]
Pasangan lansia ini mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan mengandalkan penghasilan sebagai petani. Keduanya tidak memiliki anak. Gubuk pernah hampir roboh, hingga kemudian para tetangga mengumpulkan dana untuk memperbaiki rumah mereka walau hanya seadanya. Beruntung, berdekatan dengan HUT RI ke 75 pada Agustus 2020, pasangan lansia ini boleh bernapas lega karena mendapat bantuan dari TNI

Adalah KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa yang berinisiatif memperbaiki rumah mereka dalam program Bedah Rumah dari TNI. Diketahui, dana sebesar 20 juta Rupiah telah digelontorkan untuk merenovasi rumah Sajimin dan Poniyem hingga menjadi hunian yang lebih layak.

BACA JUGA: Kisah Menyentuh Mbah Jumari, Ingin Sekolahkan Anak Setinggi Langit Meski Didera Kemiskinan

Menilik kisah memprihatinkan para lansia di atas, ada kalanya kita harus lebih baik lagi dalam memperhatikan kondisi orang tua, baik orang lain, apalagi orang tua sendiri. Tegakah membiarkan mereka menghabiskan sisa umur dengan kondisi yang memilukan? Demikian kisah para pasutri lansia yang tinggal di kandang binatang. Semoga menjadi inspirasi.

Written by Nikmatus Solikha

Dinikahi Pria Ganteng Asal Yaman, Perempuan Asal Bandung Ini Ketemu Jodohnya di Minimarket

Sempat Dipakai India, Mengenal Ivermectin Obat yang Didistribusikan Buat Lawan COVID-19