Pernahkah kamu membayangkan bagaiamana ada orang-orang di belahan dunia lain yang teramat sangat miskin sampai ia harus makan dari lumpur? Mungkin akan sulit bagimu membayangkan hal ini, tapi inilah kenyataan sehari-hari bagi warga miskin di Haiti.
Di perkampungan kumuh Cite Soleil, Haiti, kamu akan melihat banyak tembikar yang serupa piring berjajar. Bentuknya kasar dan tidak rata, tapi sayangnya ini bukan tembikar untuk tempat makanan. Inilah makanan orang-orang di kota tersebut, rapuh, kasar dan berpasir, kue lumpur.
Selama bertahun-tahun, wanita hamil yang miskin memakan kue ini untuk mendapatkan kalsium. Sumber makanan yang sangat beresiko dan tidak terbukti secara medis bisa memberikan nutrisi, tapi kue-kue ini telah menjadi makanan pokok untuk seluruh anggota keluarga.
Jangan dikira mereka makan lumpur karena nutrisi atau rasanya, karena tambahan garam dan margarin tidak akan menyamarkan rasa tanah. Mereka memakan kue lumpur karena inilah yang paling murah yang bisa mereka dapatkan serta sebagai cara untuk mengisi perut mereka yang kelaparan.
Krisis makanan dan bahan bakar menerpa Haiti mungkin dengan lebih parah daripada negara lain. Harga makanan terus meningkat tajam, dan mereka tidak mampu lagi membeli makanan. Jadi para wanita Haiti kemudian membuat kue lumpur dengan mencampur tanah, minyak sayur, dan garam. Bisakah kamu membayangkannya? Jika situasi terus memburuk, maka tidak lama Haiti akan dilanda kelaparan.
Tanda-tanda krisis ada dimana-mana. Pusat bantuan makanan melaporkan bahwa sekarang jumlah orang yang meminta bantuan telah meningkat hingga tiga kali lipat. Di pemukiman kumuh Fort Mercredi, para wanita didapati menggendong bayi dengan rambut yang menguning, salah satu tanda kurang gizi. Anak-anak juga banyak yang terpaksa berhenti sekolah karena mereka sudah tidak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Yang lebih ironis dan mengenaskan, di belahan dunia lain ternyata masih banyak orang-orang yang menyia-nyiakan makanan. Parahnya, ada beberapa merek pasir kotoran kucing yang dibuat dengan bahan dasar jagung dan gandum! Bayangkan, sementara kucing buang air di bahan makanan, dan di belahan dunia lain ada yang terpaksa makan lumpur agar tidak kelaparan. Sungguh mengenaskan.
Melihat nasib para warga Haiti yang sungguh miris seperti ini, masihkah kamu rela menyia-nyiakan dan membuang-buang makananmu? Kalau kamu coba pergi ke rumah makan atau restoran, kamu akan selalu melihat beberapa orang yang masih saja menyisakan makanannya. Ingat, mungkin memang kamu yang memiliki uang untuk membeli makanan tersebut, tapi suplai makanannya adalah dari masyarakat. Apa yang kamu buang, bisa saja seharusnya menjadi bantuan bagi orang lain.