Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini di beberapa negara di dunia sedang dilanda krisis kemanusiaan besar-besaran. Suriah, Nigeria, Somalia, adalah beberapa negara yang mengalami hal tersebut. Sebagian fenomena krisis ini terekspos media, namun sebagian lagi tidak. Yaman, mungkin kamu beranggapan negara ini baik-baik saja, padahal aslinya juga mengalami krisis yang tak karuan.
Awal petaka Yaman dimulai ketika sang presiden dituntut untuk turun. Dari sini kemudian satu persatu nestapa dimulai. Hingga sekarang, konflik di Yaman melebar dan sudah menghasilkan begitu banyak korban. Kini sebagian masyarakatnya pun hidup dalam keketiran, mulai dari ketidakamanan, fasilitas minim, dan sebagainya. Dan lagi-lagi, dunia seolah tak mengetahui hal ini dan kesannya menutup mata.
Krisis kemanusiaan Yaman adalah yang paling besar di dunia
Bermula dari pecahnya konflik di tahun 2011 sampai makin memanasnya situasi negara tahun 2015, membuat Yaman mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Bahan ada kurang lebih 18,8 juta penduduknya membutuhkan perlindungan dan pendampingan dari segi kemanusiaan. Konflik yang terjadi di negara tersebut juga mengubah tatanan kependudukan Yaman secara luas.
Bayangkan saja sejak meningkatnya konflik dua tahun lalu, ada lebih dari 7000 orang meninggal dan lebih dari 42 ribu warga luka-luka. Tentunya hal tersebut disebabkan oleh bertubi-tubinya serangan udara maupun perang lokal di wilayah tersebut. Dan tentunya semua hal tersebut tak hanya menghilangkan nyawa masyarakatnya, tetapi juga menghancurkan segala aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, dan lainnya.
Yaman mengalami krisis pangan terbesar di dunia
Tidak stabilnya kondisi negara menyebabkan penduduk Yaman berada dalam kondisi kelaparan parah. Bahkan menurut data masyarakat Yaman saat ini sedang menghadapi krisis ketahanan pangan yang terbesar di dunia. Ada kurang lebih tujuh juta penduduk Yaman yang setiap harinya mengalami ketidakpastian terkait dari mana mereka akan mendapatkan makanan nanti.
Krisis pangan juga termasuk membawa dampak buruk bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Berdasarkan apa yang tertera di dhakatribune.com, satu dari dua anak di Yaman mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan. Selain itu ada sekitar 10,6 juta anak di sana yang terancam kelaparan setiap harinya, serta satu juta balita harus mengalami kekurangan gizi.
Buruknya sistem kesehatan dan sanitasi
Yaman sekarang juga sedang menghadapi minimnya pasokan barang-barang medis. Bahkan banyak dokter dan perawat di sana yang tidak dibayar dan beberapa di antaranya juga mengalami penurunan pendapatan. Menurut data yang diperoleh, setiap sepuluh menit ada anak berusia di bawah lima tahun yang meninggal karena penyakit tertentu.
Selain itu, negara tersebut juga sedang bermasalah dengan pasokan air bersih. Sekitar 13,1 peduduk Yaman ternyata tidak bisa mendapatkan air bersih serta keperluan sanitasi memadai. Hal tersebut kemudian menyebabkan munculnya berbagai penyakit berbahaya, salah satunya adalah kolera. Bayangkan saja seorang perawat rumah sakit mengatakan bahwa mereka bisa menerima lebih dari 200 pasien penderita kolera hanya dalam beberapa hari. Dan jika pasokan air bersih terus berkurang, maka jumlah pasien akan otomatis bertambah.
Banyak orang meninggalkan rumahnya
Konflik yang terjadi di negara ini tentu tidak bisa dibilang ringan. Menurut estimasi ada sekitar dua juta orang di Yaman terpaksa meninggalkan rumah mereka karena faktor keamanan dan kenyamanan. Sekarang banyak masyarakat yang mengungsi di sekolah maupun bangunan umum lain tentunya dengan akses terbatas pada pelayanan umum.
Krisis Yaman juga berdampak buruk pada kaum perempuan di sana. Banyak dari mereka yang mengalami penyiksaan dan juga kawin paksa. Konflik di Yaman juga telah membuat kaum perempuan di sana menjadi yang paling rentan menjadi korban dari berbagai bentuk kejahatan.
Melihat semakin parahnya kondisi Yaman akbat konflik, saat ini ada sekitar 120 organisasi di dunia yang ikut turun tangan membantu masyarakatnya. Namun tetap saja, seperti yang telah disebutkan tadi, Yaman masih membutuhkan banyak bantuan dari berbagai segi. Masih banyak masyarakat di sana yang butuh perlindungan serta pendampingan. Bagaimana? Pantaskah kita masih menutup mata membingungkan perkara-perkara kecil ketika masyarakat Yaman diliputi kebingungan mendapat sesuap nasi dan seteguk air bersih?