5 Penampakan Kota-kota Palsu yang Ada di Dunia

Membangun sebuah kota itu menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari bangunannya hingga infrastruktur seperti saluran air dan listrik juga harus ditata dengan baik agar kota tersebut bisa berjalan dan ditinggali.

Dengan biaya yang begitu besar, ternyata ada juga beberapa negara yang membuat kota palsu. Mereka membuat kota seperti aslinya namun tidak digunakan sebagai tempat tinggal sama sekali.

1. Kijong-Dong di Korea Utara

Korea Utara mengklaim bahwa Kijong-Dong atau secara harfiah berarti “Desa Damai”, adalah sebuah kota yang ditinggali oleh 200 keluarga modern. Tapi menurut pengamatan yang dilakukan dari seberang perbatasan menunjukkan bahwa kota kecil yang dibangun pada tahun 1950 itu benar-benar kosong tidak berpenghuni.

Style modern dan cahaya listrik yang ada di kota tersebut ditujukan untuk membuat kagum dan menarik warga Korea Selatan agar pindah ke Korea Utara. Propaganda yang memamerkan kekayaan Korea Utara diumumkan lewat speaker untuk menggoda siapa saja yang mendengarnya agar menyeberangi perbatasan.

Demi menunjukkan superioritasnya, Korea Utara juga mendirikan sebuah menara tiang bendera setinggi 160 meter yang menjadikannya menara tertinggi keempat di dunia.

2. Nevada Test

Pada tahun 1953, Militer Amerika membangun kota palsu di lokasi uji coba, Nevada. Kota ini dibangun untuk mengukur ledakan dan efek suhu akibat ledakan nuklir seberat 16 kiloton di daerah perkotaan Amerika. Uji coba yang diberi nama “Operation Doorstep” ini membangun 2 rumah kayu, 50 mobil, dan 8 tempat perlindungan dari bom.

Manekin juga diletakkan di dalam area ledakan dengan meniru setting kehidupan sehari keluarga Amerika. Setelah melakukan tes, para teknisi menggali di sekitar reruntuhan untuk mencari tahu posisi boneka tersebut dan melakukan tes radiasi.

3. Planet Mars Buatan

Stasiun riset Mars di Kutub Utara adalah sebuah simulasi habitat atau tempat tinggal planet Mars. Stasiun ini didirikan di pulau Devon, Kanada, Kutub Utara. Bangunan yang dibangun tahun 2000 ini tujuannya adalah untuk mengetes peralatan, struktur, dan protokol bagi koloni manusia di Mars suatu saat nanti.

Daerah gurun di pulau tersebut adalah tempat yang ideal karena mirip dengan dataran planet Mars. Matahari tengah malam juga memungkinkan para kru untuk menyesuaikan diri dengan tambahan 39 menit seperti halnya planet Mars yang memiliki siang hari lebih lama. Kebanyakan kegiatan di daerah ini dilakukan dengan menggunakan baju luar angkasa, namun para calon astronot ini juga membawa senjata api untuk melindungi diri dari beruang kutub.

4. Kota Hantu, Tiongkok

Tahun 2007, pemerintah Tiongkok membangun sebuah kota dengan pagar pembatas berkapasitas 10 ribu penduduk di Tianducheng. Kota ini dibuat dengan mencontoh kota Paris dan bahkan dilengkapi dengan menara Eiffel palsu setinggi 108 meter di pusatnya. Kota ini sekarang mulai ditinggalkan begitu saja sama seperti kota “tiruan” lain yang ada di berbagai tempat di negara tersebut.

Proyek hantu lain yang juga pernah dibuat antara lain adalah mall terbesar di dunia, New South China Mall. Ironisnya hampir 99% mall tersebut kosong tak terisi. Area Kangbashi di Mongolia dalam yang bertujuan untuk menampung 1 juta penduduk juga dibiarkan kosong dan hanya terisi 10 persennya saja.

5. Kompleks Latihan Perang

Di Fort A.P. Hill Virginia, berdiri sebuah kompleks militer seluas 1,2 kilometer persegi. Kota palsu senilai 90,1 milyar dollar tersebut dibangun sebagai fasilitas latihan yang meniru lingkungan kota yang kompleks sesungguhnya.

Di kota ini dibangun juga sekolah, lapangan sepakbola, sebuah gereja, sebuah masjid, dan sebuah stasiun kereta api bawah tanah tiruan. Beberapa orang percaya bahwa ini adalah konspirasi teori bahwa pasukan Amerika sedang berlatih untuk melaksanakan hukum militer di kota-kota Amerika nantinya.

Itulah tadi sebagian kota palsu yang ada di dunia. Jika tujuannya untuk riset atau latihan militer, membangun sebuah tiruan kota memang bisa jadi hal cukup dimaklumi. Tapi, kalau tujuannya hanya untuk memamerkan kepada pihak lain, rasanya sia-sia sekali. Daripada uang sebanyak itu hanya digunakan untuk membangun kota yang akhirnya tidak dihuni atau digunakan, bukankah lebih baik dialokasikan untuk hal lain yang lebih bermanfaat bagi rakyatnya?