Korea Selatan sampai saat ini masih dikenal sebagai salah satu negara di Asia yang maju bersaing dengan Jepang. Bagaimana tidak, pasalnya di sana produksi dan perkembangan teknologi berjalan sangat cepat bukan main. Belum lagi adanya langkah menyebarkan Korea Wave membuat negara ini makin dikenal dunia.
Akan tetapi sejatinya dulu Korea Selatan masuk dalam jajaran negara-negara paling miskin di dunia. Bahkan lembaga dunia sempat menyarankan agar warganya jadi petani saja. Lalu kenapa negara ini bisa maju seperti sekarang? Simak ulasan berikut.
Dulu negara ini lebih miskin ketimbang Zimbabwe
Mungkin benar kalau Korea Selatan saat ini kadang dikenal sebagai salah satu macan Asia karena bersaing dengan Jepang dan China. Tapi justru keadaan zaman dulu negara ini sangat berbeda dengan sekarang. Tepatnya tahun 1960-an, Korsel dianggap jauh lebih miskin ketimbang Indonesia bahkan dari Zimbabwe.
Tentu berbagai alasan mempengaruhi kemerosotan ekonomi dan teknologi negara ini waktu itu. Dan salah satunya adalah perang dengan saudara dengan tetangganya sendiri Korea Utara yang menghabiskan banyak korban jiwa maupun materil. Oleh sebab itu waktu itu Korsel menjadi salah satu negara yang membutuhkan bantuan dari negara lain, jauh berbeda dengan sekarang.
Pernah disarankan agar meniru Kenya saja
Tahun 50-60an mungkin jadi masa-masa pahit yang dialami oleh Korea Selatan akibat adanya perang. Berbagai bantuan pun datang agar rakyatnya bisa bertahan salah satunya dari PBB. Pada waktu itu, melihat keadaan negara ini yang terus-terusan seperti itu maka PBB sendiri bahkan menyarankan agar Korea Selatan meniru Kenya saja.
Ya menjadi sebuah negara petani agar kelak bisa maju. Namun siapa sangka justru saran dari lembaga besar itu malah ditolak mentah-mentah dan memilih memakai cara sendiri agar bisa maju. Ya seperti yang diduga kalau usaha mandiri itu terbukti berhasil karena pendapatan per kapita warganya tembus 20 ribu USD.
Memanfaatkan keadaan wilayah membuat mereka jadi berjaya
Salah satu langkah cemerlang yang dilakukan oleh Korea Selatan pada zaman dulu adalah memanfaatkan bonus demografi dari letak negaranya sendiri. Dilansir dari Detik, pada awal perjuangan Korsel itu mereka mengirimkan para pemudanya untuk belajar di luar negeri.
Jadi ketika mereka kembali, ada kesempatan besar untuk membangun Korea untuk lebih maju semisal melalui teknologi ketimbang pertanian. Hal ini juga dipengaruhi oleh keadaan Korea Selatan sendiri yang sumber daya alamnya tidak mencukupi sehingga beralih pada sumber daya manusia. Dan ternyata benarlah langkah yang diambil itu. Dulu negara termiskin, kini jadi salah satu raja teknologi.
Mirip Indonesia, dulu KKN juga banyak dan berkembang
Ternyata penyakit yang sama dengan Indonesia juga sempat ada di Korea Selatan sana. Apalagi kalau Korupsi dan Nepotisme yang menggerogoti pemerintahan dari dalam. Terutama masalah nepotisme, yang awalnya hanya memberi peluang jabatan untuk keluarga dan kenalan, bisa jadi pemicu adanya korupsi besar-besar. Oleh karena itu Korsel sedikit demi sedikit mulai berbenah masalah ini dan mencoba merombak beberapa aturan yang ada.
Salah satunya, dilansir dari Vebma adanya “Kim Young-ran Act” ternyata mulai memangkas kegiatan Nepotisme yang ada di sana. Adanya kebijakan ini memperluas jenis pekerjaan yang dikenai gratifikasi maksimum. Bahkan dan wartawan pun masuk di dalamnya. Semakin sedikit gerak nepotisme, makin maju negaranya.
Adanya perubahan sangat signifikan dengan keadaan negara Korea Selatan ini seharusnya jadi pemicu kita agar lebih bersemangat. Bayangkan saja dari negara yang super miskin bertransformasi menjadi salah satu macan Asia. Tentu semua tidak terlepas dari kerjasama pemerintah dan masyarakatnya.