Sama seperti mahasiswa yang harus punya id card agar bisa diakui sebagai peserta didik, KTP juga dipakai sebagai identitas legal atau tidaknya seseorang sebagai warga negara. Tak cuma sebagai legalitas, KTP sendiri sangat penting eksistensinya untuk berbagai tujuan. Mulai dari dokumen pelengkap pencatatan pernikahan sampai kredit motor, semuanya butuh KTP.
Nah, dalam perkembangannya, KTP di Indonesia ini menyimpan banyak kontroversi. Misalnya pengubahan KTP lama menjadi e-KTP yang memunculkan polemik itu. Mulai dari kasus-kasus korupsi yang ketahuan dan bersinggungan dengan proyek ini, sampai soal lamanya waktu jadinya. Jujur saja, pasti tidak semua Sobat Boombastis punya e-KTP, kan?
Tak hanya itu, banyak juga kontroversial lain seputar KTP yang pernah bikin heboh. Berikut ulasannya.
1. Wacana Kolom Agama Dihapuskan
Dua tahun yang lalu, tepatnya di bulan November 2014, Indonesia dihebohkan dengan berita tentang wacana penghapusan kolom agama di KTP. Tujuannya sendiri agar orang-orang yang beragama selain 6 yang diakui Indonesia itu, bisa mendapatkan legalitas kependudukan. Hal ini pun memicu banyak perdebatan.
2. Kolom Jenis Kelamin Dihilangkan
Tak hanya tentang agama, ribut-ribut masalah KTP juga pernah karena wacana menghapuskan kolom jenis kelamin. Ya, banyak kaum minoritas menuntut pemerintah untuk menghapuskan jenis kelamin agar mereka bisa mendapatkan hak yang sama di mata negara dan hukum.
3. Catatan Kriminal Akan Dipajang di KTP
Kabar terbaru dari utak-atik KTP adalah wacana pemerintah untuk menambahkan kolom riwayat kriminal. Jadi, bagi seseorang yang pernah pakai narkoba misalnya, di KTP-nya akan tercatat pernah menggunakan narkoba. Hal yang sama juga berlaku untuk kejahatan jenis apa pun.
4. KTP Untuk Anak-Anak dan Balita
Berita tentang KTP anak ini belakangan juga bikin heboh. Kenapa anak-anak sampai memerlukan KTP? Pertanyaan ini dijawab pihak terkait dengan dalih ketika anak-anak memiliki KTP sendiri mereka akan lebih mandiri. Entah menabung atau mengurusi keperluan sekolah, mereka akan melakukannya sendiri dengan berbekal KTP tersebut. Masuk akal memang, namun sepertinya urgensi KTP ini masih belum benar-benar mendesak. Toh, meskipun begitu, mereka takkan dilepaskan begitu saja oleh orangtuanya.
Harapannya memang KTP akan bisa dikembangkan lebih baik lagi. Tapi, bukan yang semacam ini. Pakai acara menghilangkan kolom agama atau jenis kelamin. Hal yang harus diingat, KTP adalah proyek besar nasional yang nilainya miliaran lebih. Kalau bisa bikin yang bagus sekalian lalu tak usah revisi-revisi. Buang-buang uang negara untuk hal yang tidak penting saja!