Disorot karena kasus penyelundupan motor Harley Davidson klasik dan sepeda Brompton, mantan Dirut Garuda Indonesia Ari Askhara ternyata memiliki rekam jejak yang kontroversial. Tak hanya kasus di atas, ia juga ternyata pernah tersangkut kasus pemalsuan laporan keuangan yang mencuat pada 2018 silam.
Jika dulu Ari tak tersentuh meski sempat melakukan pemalsuan laporan keuangan Garuda dari rugi menjadi untung, kini dirinya kembali tersandung masalah yang jelas mempengaruhi karirnya di BUMN setelah dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Lantas, apa saja kontroversi Ari Askhara sejak menjabat sebagai Dirut Garuda pada September 2018?
Kelebihan jam kerja yang dinilai memberatkan awak kabin Garuda
Garuda Indonesia di bawah kepemimpinan Ari Askhara bisa dibilang sangat memberatkan para awak kabin yang bertugas. Hal ini terjadi setelah Kemenhub menemukan adanya pelanggaran kelebihan jam kerja pramugari atau flight and duty time flight attendant, yang dinilai sangat tidak manusiawi. Hal ini terjadi sepanjang Agustus 2019 silam pada rute Denpasar-Kualanamu-London, dan sebaliknya.
Menerapkan Live Music di kabin pesawat hingga larangan mengambil foto
Salah satu kebijakan lainnya yang tak kalah kontroversial adalah, adanya sajian live music bertajuk #GIACoustic di penerbangan. Bukannya mengundang pujian hal tersebut malah menuai kritik karena dianggap mengganggu kenyamanan penumpang. Selain itu, Garuda juga sempat membuat aturan yang melarang penumpang mengambil foto maupun video di atas pesawat.
Pemalsuan laporan keuangan Garuda yang kasusnya mencuat pada 2018 silam
Kasus ini bermula saat Ari Askara memperlihatkan laporan keuangan Garuda sepanjang tahun 2018, yang sejatinya merugi namun ‘dipoles’ agar nampak menguntungkan. Karena mencurigakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian melakukan investigasi hingga ditemukannya pelanggaran berupa pemalsuan. OJK dan Kemenkeu pun akhirnya memberikan sanksi kepada Garuda, berikut auditor yang terlibat dalam laporan keuangan tersebut.
Kebijakan memangkas fasilitas awak kabin yang menuai protes
Tak hanya soal laporan keuangan, Garuda Indonesia di bawah Ari Askhara juga memangkas fasilitas bagi awak kabin demi efisiensi agar kerugian perusahaan bisa ditekan sedemikian rupa. Alhasil, para awak kabin tak mendapatkan fasilitas seperti penginapan, travel allowance hingga laundry, selama berada dalam penerbangan jarak jauh. “Periode Ari Askara Dirut, nasib awak kabin diperas atau dijadikan panggung kemewahan bagi Dirut tapi menyengsarakan awak kabin,” ujar Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) Zaenal Muttaqin yang dikutip dari Tirto.id.
Penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang membuat Ari Askhara jadi sorotan
Terbaru, Ari Askhara menjadi sorotan setelah melakukan penyelundupan berupa Harley Davidson dalam kondisi tidak utuh dan sepeda Brompton, dalam badan pesawat Airbus A330-900 melibatkan PT Garuda Indonesia. Alhasil, Menteri BUMN Erick Thohir resmi mencopot dirinya dari posisi Dirut Garuda setelah kasusnya mencuat. Praktis, karir Ari di BUMN pun terancam tamat.
BACA JUGA: 5 Fakta Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia yang Dicopot Karena Kasus Harley Davidson
Kini, berakhir sudah karir Ari Askhara sebagai Direktur Utama (Dirut) di Garuda setelah dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Meski demikian, hal tersebut baru akan terlaksana secara resmi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di selenggarakan. Gimana menurut pendapatmu Sahabat Boombastis?