Konflik bisa terjadi akibat adanya perbedaan pandangan antara dua atau lebih kelompok masyarakat di suatu wilayah. Perbedaan pandangan ini bisa terjadi dalam lingkup suku, agama, ras, dan antar golongan atau sering disingkat SARA. Tak adanya managemen terhadap perbedaan pandangan ini mengakibatkan konflik muncul secara perlahan-lahan.
Di Indonesia yang penuh keberagaman ini, konflik sudah biasa terjadi. Hanya saja, banyak orang memanfaatkan konflik ini untuk kepentingan lain hingga pecah menjadi lebih besar. Seperti konflik yang telah Boombastis rangkumkan untuk anda ini. Mari mengingat agar hal mengerikan ini tak terjadi lagi di masa depan.
1. Konflik Antar Suku di Sampit (2001)
Barangkali kerusuhan yang terjadi di Sampit adalah kerusuhan antar suku paling mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia. Konflik ini diduga akibat adanya warga Dayak yang dibantai oleh Warga Madura yang menetap di sana. Versi lain mengatakan jika kedua suku saling membakar rumah dan mengakibatkan Suku Dayak yang memenuhi hampir semua wilayah Kalimantan Tengah murka.
Akibat hal ini, 500 orang dikabarkan meninggal dunia. Dari jumlah itu 100 di antaranya mengalami pemenggalan kepala oleh Suku Dayak. Pemenggalan ini dilakukan oleh Suku Dayak karena mereka ingin mempertahankan wilayah yang saat itu mulai dikuasai oleh Suku Madura. Pihak Kepolisian setempat sebenarnya sudah menangkap orang-orang yang dianggap sebagai dalang dari kerusuhan. Namun setelah ditangkap, Kantor Polisi justru dikepung oleh Suku Dayak hingga Polisi tepaksa melepaskan kembali tahanan. Konflik yang terjadi di tahun 2001 ini akhirnya berakhir setelah setahun berlangsung.
2. Konflik Antar Agama di Ambon (1999)
Konflik yang ada kaitannya dengan agama terjadi di Ambon sekitar tahun 1999. Konflik ini akhirnya meluas dan menjadi kerusuhan buruk antara agama Islam dan Kristen yang berakhir dengan banyaknya orang meninggal dunia. Orang-orang dari kelompok Islam dan Kristen saling serang dan berusaha menunjukkan kekuatannya.
Konflik ini awalnya dianggap sebagai konflik biasa. Namun muncul sebuah dugaan jika ada pihak yang sengaja merencanakan dengan memanfaatkan isu yang ada. Selain itu ABRI juga tak bisa menangani dengan baik, bahkan diduga sengaja melakukannya agar konflik terus berlanjut dan mengalihkan isu-isu besar lainnya. Kerusuhan yang terjadi di Ambon membuat kerukunan antar umat beragama di Indonesia jadi memanas hingga waktu yang cukup lama.
3. Konflik Antara Etnis (1998)
Kerusuhan yang terjadi di penghujung Orde Baru 1998 awalnya dipicu oleh krisis moneter yang membuat banyak sektor di Indonesia runtuh. Namun lambat laun kerusuhan menjadi semakin mengerikan hingga berujung pada konflik antara etnis pribumi dan etnis Tionghoa. Kerusuhan melebar dan menyebabkan banyak aset-aset miliki etnis Tionghoa dijarah dan juga dibakar karena kemarahan.
Selain menjarah dan membakar banyak hal penting dari etnis Tionghoa. Mereka juga melakukan tindak kekerasan kepada para wanita dari etnis ini. Kasus pelecehan seksual banyak dilaporkan hingga kasus pembunuhan pun tak bisa dihindari. Konflik antar etnis yang terjadi di Indonesia benar-benar membuat negeri ini menjadi lautan darah.
4. Konflik Antar Golongan Agama (Ahmadiyah dan Syiah) (2000-an)
Indonesia memiliki banyak sekali golongan-golongan dalam sebuah agama. Misal Islam ada yang memposisikan sebagai NU, Muhammadiyah, hingga Ahamdiyah. Sayangnya, ada beberapa golongan yang dianggap menyimpang hingga akhirnya dimusuhi oleh golongan lain yang jauh lebih dominan. Konflik yang paling nampak terlihat dari golongan Ahmadiyah yang mengalami banyak sekali tekanan dari kelompok mayoritas di wilayahnya.
Mereka dianggap menyimpang hingga akhirnya diusir, rumah ibadah dan warga dibakar hingga aksi kekerasan lainnya. Jemaah dari Ahmadiyah dipaksa kembali ke ajaran asli dan meninggalkan ajaran lamanya.
Selanjutnya ada kelompok lagi bernama Syiah yang juga ditekan di Indonesia. Kelompok ini dianggap sesat dan harus diwaspadai dengan serius. Sayangnya, masyarakat terlalu ekstrem hingga banyak melakukan kekerasan pada kelompok ini mulai dai pembakaran rumah ibadah hingga pesantren. Hal ini dilakukan dengan dalih agar Islam di Indonesia tidak tercemar oleh ajaran pengikut Syiah.
5. Konflik Antar Golongan dan Pemerintah (GAM, RMS, dan OPM)
Konflik yang terjadi dengan kelompok-kelompok tertentu sering terjadi di Indonesia. Paling heboh hingga sampai di bawa ke dunia internasional adalah masalah dengan Gerakan Aceh Merdeka atau GAM. Konflik ini terjadi akibat banyak dari milisi GAM menginginkan lepas dari Indonesia. Sayangnya pemerintah tak mau hingga adu kekuatan terjadi selama bertahun-tahun. Konflik ini akhirnya selesai setelah muncul sebuah kesepakatan yang salah satunya adalah membuat Aceh menjadi daerah otonomi khusus.
Selain GAM adalah lagi RMS atau Republik Maluku Selatan dan Operasi Papua Merdeka atau OPM. Kelompok ini menginginkan merdeka dan lepas dari Indonesia. Untuk memenuhi hasrat ini tindakan-tindakan pemberontakan kerap terjadi dan membuat warga sekitar merasa sangat terganggu. Pasalnya gerakan separatis seperti ini hanya akan membuat situasi menjadi buruk.
Inilah lima konflik SARA yang pernah terjadi di Indonesia. Semoga di tahun-tahun berikutnya konflik semacam ini tak akan pernah ada karena hanya akan membuat negeri ini menjadi lebih kacau dari sebelumnya. Bagaimana menurut sobat Boombastis terkait konflik-konflik yang ada di Indonesia?