Sebagai pusat pemerintahan dan aktivitas terpadat di Indonesia, Pulau Jawa memiliki sudut pandang tertentu bagi mereka yang mengetahui. Tak hanya para raja-raja kuno yang pernah mendiami Nusantara, tapi juga para ahli di era modern pada saat ini. Mulai ramalan tentang perubahan yang akan terjadi di Pulau Jawa, hingga prediski soal nasibnya yang dikabarkan bakal mengalami krisis air.
Dilansir dari BBC, kajian resmi pemerintah memprediksi bahwa Pulau Jawa bakal kehilangan hampir seluruh sumber air bersih tahun 2040. Tak heran jika hal ini kemudian menjadi salah satu alasan di balik wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan. Selain yang terancam kekurangan air, lantas seperti apa kondisi Pulau Jawa di era modern menurut raja kuno dan para ahli
Teknologi yang telah diramalkan oleh Prabu Jayabaya ratusan tahun silam
Sosok Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa atau yang populer disebut Jayabhaya (1135-1157), banyak memberikan prediksi yang telah dilakukan ratusan tahun silam mengenai kondisi Pulau Jawa di masa depan, seperti adanya teknologi canggih buatan manusia.
Meski kerap diragukan kebenarannya, prediksi yang termuat dalam serat ramalan Jayabaya dalam kitab Musasar itu banyak terjadi di era modern seperti saat ini. Dari sisi teknologi, ada bait yang berbunyi, Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran (Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda) yang berarti mobil, Tanah Jawa kalungan wesi (Pulau Jawa berkalung besi) menggambarkan rangkaian rel kereta api, Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang (Perahu berjalan di angkasa) yang diartikan sebagai pesawat atau helikopter.
Air laut yang naik ke permukaan hingga menenggelamkan Jakarta pada 2050
Ancaman air laut yang bisa menenggelamkan daratan seperti di kisah-kisah fiksi, tampaknya bukan isapan jempol belaka bagi Jakarta. Berdasarkan riset tim peneliti geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikutip dari BBC menjelaskan, di Jakarta Utara setiap tahunnya telah terjadi penurunan permukaan tanah dengan kedalaman mencapai 25cm. Hal ini mengindikasikan, peluang Jakarta untuk tenggelam sangat besar.
Tak hanya terjadi wilayah Utara, tetapi di seluruh DKI Jakarta. Rinciannya, Jakarta Barat turun sampai 15cm per tahun. Jakarta Timur, 10cm setiap tahunnya. Penurunan tanah sedalam 2cm terjadi di Jakarta Pusat. Sementara, di Jakarta Selatan penurunannya sekitar 1cm per tahun. “Jika tidak dilakukan apa-apa, maka pada tahun 2050 sekitar 95% wilayah Jakarta Utara sudah berada di bawah laut.” ujar Heri Andreas yang merupakan salah satu doktor di bidang geodesi ITB yang terlibat dalam penelitian.
Pulau Jawa diprediksi akan kehabisan air pada tahun 2040 mendatang
Jika Jakarta diprediksi akan berkalang air laut pada 2050, 10 tahun sebelumnya yakni 2040, penduduk Pulau Jawa diprediksi bakal kekurangan dan bahkan kehabisan air. Para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut, sejumlah faktor pemicu krisis air berasal dari perubahan iklim, pertambahan penduduk hingga alih fungsi lahan. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara terkaya dalam sumber daya air karena menyimpan 6% potensi air dunia. Salah satunya di Pulau Jawa.
Hal ini diketahui dari hasil kajian resmi pemerintah, yang memprediksi Jawa bakal kehilangan hampir seluruh sumber air bersihnya di masa depan, di mana Ketersediaan air untuk setiap satu penduduk Jawa diprediksi akan terus menurun hingga mencapai 476 meter kubik per tahun pada 2040. Angka yang tercantum dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun Bappenas tahun 2019, dikategorikan kelangkaan total.
BACA JUGA: Inilah 7 Prediksi Jayabaya yang Menjadi Kenyataan
Beberapa prediksi yang dikeluarkan oleh Prabu Jayabaya, kini memang telah terjadi dan ada secara nyata di kehidupan modern Pulau Jawa. Mulai dari teknologi seperti rel dan kereta api, pesawat hingga mobil. Hanya tinggal menunggu masa yang diprediksi oleh para ahli, apakah Jakarta akan tenggelam dan masyarakat Pulau Jawa mengalami krisis air. Kita lihat saja ya Sahabat Boombastis.