in

Dari Enggak Bisa Mandi Hingga Tidak Digaji, Inilah 5 Kisah Sedih Bermain di Liga Indonesia

Sudah satu pekan lebih pagelaran Liga1 2018 di Indonesia bergulir. Sudah banyak pertandingan dilangsungkan di kompetisi sepak bola tertinggi tanah air. Untuk sementara nama Persipura Jayapura bertengger di puncak tabel klasemen. Persaingan ketat pada awal musim menjadikan kompetisi  ini sangat menarik untuk ditonton. Namun di balik meriahnya Liga1, masalah lawas tetap saja menghantui kompetisi teratas Indonesia.

Kisah tidak mengenakan baru-baru ini dialami oleh salah klub besar asal ibukota. Persija yang saat itu bertandang ke Medan harus rela tidak membersihkan diri lantaran sulitnya persediaan air. Sebagai perserta di kompetisi tertinggi seharusnya kejadian tersebut sangat haram untuk terjadi. Hal ini juga menunjukkan pada kita semua bahwa bermain di Indonesia bukan perkara mudah. Bahkan beberapa kisah di ulasan ini juga memperlihatkan bagaimana potret susahnya berlaga di kompetisi Indonesia.

Bertandang ke Medan, Persija harus rela mandi dengan air mineral

Persija di Medan [Sumber Gambar]
Bertandang ke Medan pastinya menjadi hal yang tak pernah terlupa untuk Persija Jakarta. Selain harus kalah meski unggul terlebih dahulu, para pemain juga harus merasakan bagaimana susahnya mendapatkan air. Saat itu seusai pertandingan para pemain tim ibukota itu gagal mandi lantaran air mampet di Stadion Telandan Medan. Bahkan, dilansir laman Bola.com, beberapa punggawa Macan Kemayoran harus rela bersih-bersih badan dengan menggunakan air mineral. Kejadian ini pastinya menjadi tamparan keras untuk Panpel dan tim verifikasi stadion. Tidak hanya itu, kejadian ini juga jadi tanda tanya besar kenapa dulu markas PSMS bisa lolos untuk kompetisi Liga1 2018.

Fasilitas stadion buruk buat pemain sering alami cedera

PSM di Serui [Sumber Gambar]
Kisah pilu bermain di Indonesia juga dirasakan oleh beberapa punggawa PSM Makasar. Bertandang ke Serui untuk menghadapi tim asal Papua yakni Perserui, beberapa pemain harus rela alami cedera. Fasilitas stadion yang buruk dan juga kondisi lapangan yang di bawah standar menjadikan kondisi tersebut bisa terjadi. Padahal hanya dengan kondisi lapangan yang bagus pemain bisa mengeluarkan potensinya. Menurut sang pelatih Robert Rene Alberts yang diambil dari laman Kumparan, dirinya mengungkapkan apabila perjalanan ke markas tim Liga1 itu adalah yang terberat sepanjang kariernya melatih. Tercacat ia dan tim memerlukan waktu hampir satu hari untuk bisa bertanding di sana.

Penunggakan gaji menjadi masalah besar yang sering dialami

Tunggakan Gaji [Sumber Gambar]
Sebagai pesepak bola uang pastinya menjadi hal yang penting. Tanpa adanya hal tersebut kehidupan mereka tidak akan mampu berjalan dengan baik. Rupiah menjadi penyokong utama untuk pesepak bola berkarier di olahraga ini. Saking urgetnya banyak pemain Indonesia yang rela berpindah tim untuk mendapatkan bayaran lebih tinggi. Meski tidak semua mengenai nominal, tapi ada pemain yang harus mati lantaran gajinya di tunggak. Kisah sedih pemain mengenai bayaran bukan menjadi hal baru di kompetisi tanah air. Cerita pemain asing seperti Diego Miendeta dan para pemain PSIM Mataram jadi saksi hal ini masih sering terjadi di Indonesia.

Sering sekali pihak Organisasi tertinggi hutang hadiah kompetisi

Persebaya Juara [Sumber Gambar]
Penunggakan uang ternyata bukan masalah yang dihadapi pihak pemain saja. Pasalnya juara Liga2 tahun lalu Persebaya Surabaya juga mengalami nasib serupa. Saat itu setelah memenangi kejuaraan kasta kedua tanah, PSSI tidak langsung memberikan hadiah untuk kesebelasan identik warna hijau tersebut. Bahkan di saat persiapan untuk menyambut kompetisi 2018, tim Bajul Ijo belum menerima uang yang menjadi haknya secara utuh. Kebisaan menghutang penyelenggara kompetisi ini pastinya menjadi hal negatif di tengah sepak bola Indonesia yang terus berkembang. Apabila hal ini terus diulangi, akan sangat mungkin bibit tidak profesional menular ke beberapa hal lain.

Kebijakan acap kali berubah membuat kompetisi berantakan

PSSI [Sumber Gambar]
Selain beberapa kasus tadi kebijakan PSSI yang acap kali berubah juga menjadi hal negatif lain di kompetisi tanah air. Tercatat sebelum memulai Liga1 2018 ini sudah ada lebih dua kali kebijakan berubah. Dari mulai tanggal pelaksanaan sampai kebijakan penggunaan pemain asing yang terkena hukuman. Hal-hal inilah yang sering sekali membuat liga selalu terlihat berantakan. Bahkan akibat hal tersebut ada banyak tim tanah air yang dirugikan. Adanya kebijakan seharusnya menjadi solusi untuk perkembangan sepak bola lebih baik, bila hanya menguntungkan suatu kesebelasan saja, tentunya menjadi sebuah kekeliruan.

Meski memiliki atmosfer luar biasa di banding liga lain di Asia Tenggara. Tapi beberapa hal buruk ini menunjukkan dimana letak level sepak bola Indonesia saat ini. Tanpa sebuah profesionalitas kemajuan olahraga ini di tanah air  menjadi suatu hal yang sulit. Apabila ini dibiarkan terus terjadi akan dapat mengancam perkembangan sepak bola dan juga Timnas.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Jauh Dari Citra Buruk, Polisi Ini Pilih Jadi Pengangkut Sampah Daripada Terima Uang Haram

5 Fakta Kai EXO, Member Tertampan yang ‘Tercyduk’ Pacaran dengan Rekan Satu Agensinya