Untuk memiliki sebuah klub bola bukanlah suatu yang mudah, ya banyak sekali kendala yang menanti. Bukan hanya masalah keuangan yang bakal menguras rekening, namun juga menemukan pemain berbakat itu ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami, susahnya bukan main. Nah kalau asal comot pemain saja, nantinya bakal tertendang oleh tim lain. Syukur-syukur kalau masuk degradasi, nah kalau bangkrut, malah kita yang rugi.
Namun siapa sangka, banyak loh pebisinis kita yang berani jadi pemilik klub besar. Nggak sekelas liga Indonesia seperti Sriwjaya FC dan Arema FC saja, namun sudah tingkat internasional seperti klub Inter Milan. Nah inilah sekian klub besar luar negeri yang gak akan berdiri tanpa duit orang Indonesia.
Tanpa Erick Tohir, Inter Milan tidak akan seperti sekarang
Nama Erick Tohir sempat mencuat beberapa tahun yang lalu ketika diketahui mengakusisi sebuah klub besar dunia Inter Milan. Ya, upaya tersebut memang dilakukan selain karena dorongan investasi juga karena dirinya adalah salah satu penggemar bola dan melihat masa depan cerah di klub yang satu ini. Benarlah ucapan dari Erick Tohir, dalam beberapa bulan setelah club inter dia pimpin, terjadi beberapa perbelanjaan besar pemain-pemain handal.
Secara tidak langsung hal ini tentunya meningkatkan kualitas dari klub. Untuk bisa memiliki klub ini, Erick Tohir harus merogoh kocek dengan nominal tidak biasa, sekitar 5,2 Triliun. Itu hanya masalah akuisisi saja, belum lagi belanja pemain dan lain-lain. Namun saya, beberapa waktu yang lalu tersirat kabar bahwa dirinya akan melepas saham di Inter, tetapi sampai sekarang masih belum terlaksanakan.
Tidak hanya di Inter, Erick Tohir mengembangkan saya di Amerika
Ternyata bukan hanya inter yang jadi tempat Erick Tohir mengembangkan investasinya di dunia bola. Ya salah satu klub ternama asal negeri paman Sam, DC United m ternyata juga terdapat saham milik sang pengusaha asal Indonesia ini. Meskipun tidak seratus persen, namun Erick Tohir jadi mayoritas pemegang saham di sana.
Nah, selama dipegang oleh pengusaha kaya asal Indonesia ini, DC United sudah mulia berkembang ketimbang dulu. Tidak hanya masalah jual beli pemain berkelas, bahkan Erick membangunkan sebuah stadion baru untuk klub di negeri paman Sam ini. Bahkan DC United pecahkan rekor transfer pemain dalam liga Amerika. Wih jadi tajir gara-gara orang Indonesia nih.
Gak mau kalah saing, Grup Bakrie mengibarkan sayap hingga ke Australia
Sepertinya Group Bakrie juga memiliki kegemaran yang sama dengan Erick Tohir, ya sepak bola dan investasi. Oleh sebab itu, perusahaan besar Group Bakrie juga tak mau kalah saing dengan mengakusisi salah satu klub ternama di benua kanguru Australia. Dan ya, klub yang dipilih itu adalah Brisbane Roar.
Sedangkan, klub ini sendiri bersaing dalam kompetisi A-League Hyundai nasional. Sempat mengalami kesurutan pada pertengahan dan akhir tahun 2016, Gruop Bakrie sempat mau menjual saham dalam klub ini. Namun hal itu diurungkan, dan akhirnya Brisbane Roar tetap bersama perusahaan asal Indonesia itu.
CS Vise salah satu klub ternama Belgia milik para pengusaha Indonesia
Tak cukup hanya sampai di Indonesia, Bakrie Group pun melebarkan sayapnya hingga ke salah satu klub di Belgia. Ya, CS Vise merupakan tim beruntung yang sempat didanai oleh perusahaan Indonesia itu. Bahkan beberapa pemain Indonesia pun sempat beberapa kali diizinkan berlatih bahkan menandatangani kontrak untuk bermain di sana.
Namun sayang pada tahun 2014 saham milik Barkrie Group diketahui telah dijual, setelah itu pun klub ini mengalami kemerosotan hingga bangkrut tahun 2017 awal. Ya paling tidak para pengusaha Indonesia itu sudah berjuang sekuat mungkin mengusahakan agar klub ini masih bisa diselamatkan, namun apalah daya, takdir berkata lain.
Ya, itulah beberapa klub besar dunia yang ternyata tidak akan berdiri tanpa adanya “duit” dari orang Indonesia. Hal ini membuktikan kalau memang para pengusaha negeri kita tidak bisa diremehkan, bahkan sekelas inter milan saja mengakuinya.