Semakin mendekati detik-detik pemilihan umum secara serentak yang berlangsung pada 17 April 2019 di Indonesia, para WNI yang tinggal di luar negeri ternyata telah lebih dahulu melangsungkan acara tersebut. Dilansir dari news.detik.com, para WNI di Washington DC, Amerika Serikat sudah menggunakan hak pilihnya pada 13 April lalu.
Meski telah memenuhi kewajibannya sebagai warga negara, perjuangan mereka dalam menentukan pilihan untuk pemimpin lima tahun ke depan itu bukannya tak ada hambatan. Mulai dari cuaca yang tidak bersahabat hingga mengantri giliran dalam waktu yang lama, merupakan tantangan dari mereka yang nyoblos sebagai perantauan yang jauh dari tanah air. Seperti apa bentuknya?
Kisruh saat pencoblosan di Sidney, Australia karena TPS ditutup
Di tengah hiruk pikuk pemilihan umum bagi para WNI yang berada di Sidney, Australia, terjadi sebuah insiden yang membuat kegiatan pemungutan suara di sana menjad sorotan di tanah air. Dilansir dari news.detik.com, Pencoblosan di Sydney, Australia sempat kisruh akibat ada WNI yang belum bisa mencoblos tetapi TPS sudah ditutup.
Alhasil, banyak dari para WNI yang telah mengantri, mengajukan protes mereka karena merasa tidak diberi kesempatan. Usut punya usut, seperti yang dijelaskan oleh Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, penyebab ditutupnya TPS di Town Hall Sydney karena masa sewanya sudah habis per pukul 18.00 waktu setempat. Meski demikian, KPU siap menggelar pemungutan suara ulang jika ada rekomendasi dari Bawaslu atau Panwaslu setempat.
WNI rela antri selama tiga jam untuk nyoblos di Amsterdam, Belanda
Lain di Australia, Berbeda pula dengan kondisi dialami para WNI di Belanda. Di negara yang pernah menjajah Indonesia tersebut, mereka yang masih memegang paspor garuda harus rela mengantre selama 3 jam demi memberikan hak pilihnya pada ajang Pilpres 2019 ini.
Seperti penuturan oleh salah seorang WNI bernama Puspita yang dikutip dari news.detik.com mengatakan, dirinya harus rela ikut antrean yang memanjang karena banyaknya orang yang nyoblos pada saat itu. Tak hanya sekedar menunggu, Puspita bahkan harus berjalan dari tempat turun bu sejauh 1 kilometer dan antre selama 3 jam lamanya. Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa ikut memberikan hak suara bagi para WNI di luar negeri, tidak semudah dengan mereka yang tinggal di Indonesia.
Rela Bertahan di suhu yang membeku demi memberikan suaranya
Salut! Ungkapan ini sangat cocok diberikan bagi para WNI yang berada di Moscow, Rusia yang tak mengenal kata menyerah agar suaranya bisa tersampaikan. Laman news.detik.com menuliskan, cuaca dingin hingga mencapai suhu 2 derajat celcius yang melanda wilayah tersebut, tak menyurutkan langkah para WNI untuk mencoblos pemimpin pilihannya.
Pemungutan suara yang dilakukan di dalam Kedutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) itu, terlihat banyak diikuti oleh para WNI yang berada di sana. Berdasarkan data yang diberikan Petugas Pos PPSLN Moscow, Rusia, jumlah orang Indonesia yang ikut dalam pemilihan berjumlah 513 jiwa. Dari angka DPT yang ada, sekitar 400 orang dilaporkan telah memberikan hak pilihnya.
Menginap di KBRI agar bisa mencoblos dengan cepat di Buenos Aires, Argentina
Jauh di belahan Selatan bumi, tepatnya di Buenos Aires, Argentina, para WNI yang berda di sana juga tak melupakan kewajibannya memberikan suara untuk memilih presiden. Dilansir dari news.detik.com, antusiasme mereka sangat tinggi untuk mengikuti pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Bahkan, para WNI rela menginap di KBRI Buenos Aires, Argentina agar bisa mencoblos pada pagi harinya di Wisma Duta. Untuk memenuhi hak suara mereka, pihak PPLN Buenos Aires menggunakan Kotak Suara Keliling (KSK) bagi WNI yang tidak berada di Buenos Aires sebagai pusat pemilihan.
BACA JUGA: 5 Fakta Kotak Suara Pemilu yang Bakal Menggunakan Kardus Khusus Gantikan Alumunium
Antusiasme yang tinggi dari para WNI di atas untuk menyalurkan hak pilihnya menjadi bukti bahwa mereka yang berada jauh dari tanah airnya, sangat peduli pada kondisi perpolitikan di Indonesia. Kendala seperti antrian panjang, cuaca yang tidak bersahabat hingga rela menginap di KBRI, membuat kita yang berada di Indonesia seharusnya bersyukur bisa memberikan suara dengan cepat di TPS terdekat.