Banyak cara dan upaya yang dilakukan oleh ISIS untuk merekrut anggota baru. Selain melalui media sosial dan ceramah, kelompok esktrimis di Timur Tengah ini juga sering mengimingi-imingi calon korbannnya dengan berbagai janji manis. Diantaraya adalah diberi gaji tinggi dan kehidupan layak yang lebih baik dari sebelumnya. Alhasil, banyak orang yang terpikat. Salah satunya adalah Leefa.
Gadis asal Indonesia ini, merupakan satu dari sekian ratus orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah. Karena impian ingin segera hidup nyaman dibawah naungan negara khilafah, ia pun tergiur dengan propaganda sesat ISIS. Alih-alih hidup dengan tenang di negeri asing, ia malah terlantar dan kerpa diperlakukan tak manusiawi. Seperti apa kisahnya hidup bersama anggota ISIS di Suriah? Simak ulasan berikut.
Tertarik dengan propaganda ISIS
Bujuk rayu para anggota ISIS untuk menggaet korbannya ternyata cukup ampuh meluluhkan hati Leefa. Melalui Internet, dirinya berkomunikasi dengan para militan yang berjanji akan memberikan kehidupan yang lebih baik. Bahkan mereka juga akan mendapat ganti uang transport plus kehidupan yang lebih sejahtera dengan bantuan ekonomi jika bersedia bergabung bersama anggota ISIS lainnya.
Memutuskan berangkat karena ingin mendapatkan perawatan kesehatan
Masalah kesehatan yang diderita oleh Leefa, membuat dirinya luluh dengan tawaran para anggota ISIS. Alhasil, ia pun memutuskan untuk pergi ke Suriah untuk tinggal bersama kelompok ekstrim tersebut. “Saya memiliki masalah kesehatan dan perlu biaya operasi yang cukup mahal di Indonesia. Tapi di Daesh [sebutan lain ISIS] semuanya gratis. Kami datangi ISIS untuk menjadi seorang Muslim sejati dan untuk kesembuhan penyakit saya,” ujarnya seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com.
Janji manis yang ternyata palsu belaka
Daulah Islamiyah ala ISIS yang sering dijadikan propaganda, ternyata hanyalah pepesan kosong semata. Janji akan memberikan kehidupan layaknya muslim sejati, melayang begitu saja dalam sekejap. Saat Leefa dan keluarganya tiba di Suriah, situasi yang ditemukan jauh dari harapan. Semua janji manis anggota ISIS ternyata hanyalah omong kosong belaka. Padahal, Leefa berharap saudara dan anak laki-lakinya bisa mendapatkan pekerjaan di sana.
Sakit-sakitan dan jadi pengungsi di Suriah
Karena status ISIS yang semakin tak jelas, Leefa pun mengaku tak betah dan ingin melarikan diri. Kondisi kesehatannya yang semakin menjadi-jadi, ditambah dengan uang yang semakin menipis, ia dan 17 orang Indonesia lainnya terpaksa ditampung di kamp Ain Issa, Suriah. Leefa dan WNI lainnya telah diserahkan kepada perwakilan pemerintah Indonesia di perbatasan Suriah-Irak. Ia akhirnya harus menjadi pengungsi asing bersama dengan penduduk lokal Suriah yang menhindari perang antara pemerintah dengan ISIS.
Menyesal dan ingin pulang ke Indonesia
Karena terbukti bahwa ISIS telah menipu mereka mentah-mentah, Leefa bersama dengan 17 WNI lainnya berniat ingin pulang kembali ke Indonesia. Brigjen (Pol) Hamidin, selaku Direktur bidang pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), akan menerima para WNI yang akan dideportasi ke Indonesia. Setiba di tanah air, mereka akan melalui tahap deradikalisasi yang dilakukan oleh otoritas keamanan untuk kepentingan identifikasi.
Terbukti sudah, kedok ISIS yang sebenarnya lewat janji-janji palsunya selama ini. Selain menipu, mereka tak ubahnya seperti gerombolan penjahat yang haus akan kekuasaan bermotif agama. Maka dari itu, jangan mudah terbujuk rayu atau iming-iming yang tak masuk di akal. Lebih hati-hati deh Sahabat Boombastis.