Siapa sangka jika hanya dengan modal nekat dan coba-coba, seorang pemuda bernama Suranto Surip asal Padukuhan Ngipik, Gunungkidul, Yogyakarta, ini sukses menjadi seorang pembudidaya ikan Guppy. Meski terlihat sepele, apa yang telah dihasilkannya tersebut telah menembus pasar ekspor Asia hingga Eropa.
Memang, tak mudah bagi Suranto untuk memulai membudidayakan ikan Guppy. Ada suka dan duka yang ia rasakan pada awal-awal mengembangkan hewan air berukuran kecil tersebut. Suranto sendiri sempat berganti-ganti profesi hingga akhirnya ia memutuskan untuk membudidayakan ikan Guppy.
Jatuh bangun Suranto sebelum sukses membudidayakan ikan Guppy
Sebelum sukses lewat budidaya ikan guppy, Suranto kerap bergonta-ganti profesi demi mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga. Mulai dari mencari nasabah pada sebuah koperasi hingga memutuskan berhenti pada 2014, sampai mencoba memelihara ayam dan lele namun gagal. Tak putus asa, Suranto mencoba budidaya ikan guppy dan langsung membeli sepasang indukan dari jenis Dragon seharga Rp1 juta.
Kerap dicibir tetangga saat awal-awal merintis usaha
Sayang, indukan tersebut mati setelah dipelihara selama 1 bulan. Suranto pun kembali mencoba beragam eksperimen dan teknik memelihara ikan guppy. Selama proses inilah, pemuda 30 tahun itu kerap mendapat cibiran dan hinaan dari tetangganya lantaran mereka ragu apakah dirinya bisa sukses dengan budidaya guppy. Terutama menghidupi istri dan kedua anaknya.
Semangat tak goyah meski menghadapi beragam rintangan
Tantangan lain yang harus dihadapi Suranto adalah kondisi alam di wilayah Padukuhan Ngipik yang kerap menderita kekeringan dan kelangkaan air. Untuk membeli air pun harganya sangat mahal, yakni sekitar Rp400 ribu per tangki ukuran 5.000 liter. Jelas hal ini menjadi tantangan bagi Suranto yang butuh banyak air untuk ikan guppy miliknya. Meski demikian, ia tetap yakin dengan usahanya tersebut.
Budidaya ikan Guppynya mulai masuk ke pasar lokal hingga internasional
Perlahan tapi pasti, usaha budidaya ikan guppy Suranto mulai membuahkan hasil. Setelah mencoba menjual hasil budidayanya di pasar lokal, pemuda lulusan SMA itu mencoba masuk ke pasar ekspor di luar negeri karena dihargai sangat mahal. Ia mengajak serta pemuda-pemuda di daerahnya untuk memasarkan secara online. Ikan hias tersebut mampu menembus pasar Asia bahkan Eropa.
Raih omset hingga puluhan juta per bulan
Kerja keras tersebut mulai membuahkan hasil yang nyata. Mulai dari meraup untung Rp5 juta, kemudian meningkat drastis mencapai Rp15 hingga Rp30 juta per bulan. Kesuksesan tersebut membuat banyak pemuda di daerah Suranto ikut bergabung. Tak hanya ikut memasarkan, tapi juga turut membudidayakan ikan guppy. Suranto berhasil menikmati kerja kerasnya yang dulu dibangun dengan susah payah.
BACA JUGA: Viral Cara Mudah Ternak Lele Sekaligus Tanam Kangkung Sendiri dalam Satu Tempat di Rumah
Kesuksesan yang diraih Suranto tak dinikmati sendiri. Untuk itu, ia merangkul sejumlah pembudidaya ikan guppy di Kabupaten Gunungkidul dan membantu memasarkan ke luar negeri. Dalam sebulan, ia mampu menjual 4 ribu ikan guppy dari rekan-rekan maupun miliknya sendiri dengan omset keseluruhan mencapai Rp75 juta. Jumlah tersebut bahkan meningkat hingga 300 persen selama pandemi. Luar biasa ya Sahabat Boombastis.